Oleh: Dwi Setiawan
Kolumnis Katacyber.com/Pemuda Aceh asal Bener Meriah, Sekarang tinggal di Jakarta Selatan. Email: dwisetiawan1998@gmail.com
Sebagai provinsi yang memiliki sejarah panjang dalam konflik apakah ini yang membuat Aceh sulit untuk berkembang? Tentu tidak, menurut penulis sendiri yang memandang konflik yang terjadi di Aceh pada masa silam, ini malah menunjukan bahwa orang-orang Aceh saat itu masih berfikir kritis, berideologi, bersatu dan inovatif, serta berfikir untuk waktu yang berjangka panjang.
Sebab, akibat ketidakselarasan kebijakan pada saat itu dan demi membawa kemajuan bagi Aceh dimasa depan. Mereka berusaha membangun gerakan perubahan saat itu. Namun akhirnya setelah kesepakatan dan poin-poin didapatkan, Aceh tak perlu harus berpisah dari Indonesia. Saat itu Aceh menjadi daerah istimewa yang diberikan hak khusus seperti otonomi, syariat islam, hingga dapat membentuk partai lokal sendiri dan lain sebagainya. Inilah hasil dari pada gerakan-gerakan perubahan saat itu yang kita rasakan hingga saat ini.
Sejak itu Aceh telah diberikan hak khusus seperti otonomi, penyelenggaraan syariat islam, sampai adanya partai lokal yang harusnya bisa menjadi perpanjangan tangan bagi masyarakat Aceh untuk mendapatkan kesejahteraan. Lantas kenapa Aceh dengan dana otonomi khususnya malah sulit untuk bergerak maju?
Aceh Tak Pernah Selesai dengan Masa Lalunya?
Entah kenapa penulis merasakan bahwa arena panggung politik di Aceh selalu saja bergerak stagnan, sedangkan dalam kepemimpinan yang sudah-sudah sepertinya belum ada yang mampu membawa perubahan berdampak serta membawa kemajuan yang berarti bagi Aceh. Justru yang menjadi pembahasan dalam lintas tokoh masih saja seputar sejarah panjang konflik yang terus mengakar, MOU yang tak pernah selesai, Bendera yang tak kunjung bisa dinaikkan, otonomi dan lain sebagainya. Pertanyaannya mau sampai perihal itu terus menjadi jualan politik para pemimpin tak visioner? ujung-ujung nya kepemimpinan justru dijadikan mainan penyalahgunaan kekuasaan. Hasilnya yang ada malah hanya beragam prestasi-prestasi seperti korupsi, serta catatan kemunduran saja yang bertambah menjadi bagian terdepan sebagai kacamata melihat Aceh saat ini.
Harusnya Aceh dengan dana otonomi khususnya dapat memompa pembangunan dan mempercepat gerakan kemajuan bagi Aceh. Namun yang terjadi kok justru sebaliknya, ditengah anggaran dana otonomi khusus yang besar jumlahnya, justru Aceh banyak menulis banyak catatan-catatan kemunduran. Mulai dari korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, kualitas pendidikan yang buruk, Sulitnya lapangan pekerjaan, hingga kemiskinan pun akhirnya dirasakan oleh masyarakat Aceh.
Kemunduran Kepemimpinan di Aceh?
Salah satu indikator utama kemunduran Aceh saat ini tentu erat kaitannya dengan kepemimpinan. Bagaimana pun pengelolaan dalam menjalankan kekuasaan tentu sangat berpengaruh dalam membentuk sektor kemajuan di setiap daerah. Kurangnya inovasi dan visi jangka panjang membuat Aceh terus tergerus oleh zaman. Belum lagi jika kita memperhatikan sikap pemimpin serta pejabat publik kita yang belakangan ini seperti lebih mementingkan isi perutnya sendiri.
Banyaknya kasus korupsi di Aceh yang melibatkan pemimpin serta pejabat publik kita di Aceh adalah bukti bahwa pemimpin kita sudah mulai bersikap pragmatis. Ego dan kesombongan sektoral ini lah yang terus tumbuh merusak fitrah yang ada pada manusia dan berujung pada unsur kepentingan personal ataupun kelompok. “Mungkin Tuhan pun sudah tidak ditakuti lagi di Aceh” Padahal Aceh dikenal dengan syariat islamnya namun kelakuan para pejabat dan pemimpinnya tentu membuat kita miris.
Aceh Harus Berbenah
Demokrasi adalah sistem yang memberikan kekuasaan kepada rakyat untuk memilih pemimpin mereka. Upaya berbenah dan perbaikan tentu harus dilakukan, namun dalam praktiknya sistem ini tidak selalu berjalan dengan baik. Di Indonesia termasuk Aceh, kita sering kali melihat fenomena dimana pemimpin terpilih tidak memiliki kapasitas atau kompetensi yang mumpuni sehingga justru yang terpilih sebagai pemimpin adalah pemimpin dengan integritas rendah, bodoh ataupun pemimpin penipu.
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 sebentar lagi akan dimulai. Disinilah peran seluruh rakyat Aceh juga dibutuhkan untuk memilih pemimpin yang bermutu dan berkualitas serta memiliki memiliki visi yang jelas untuk mencapai kemajuan Aceh. Dengan demikian hal yang paling penting justru tentu harus dimulai dari rakyat Aceh sendiri. Walaupun kepemimpinan sangat berpengaruh untuk kemajuan sebuah daerah, tentunya masyarakat lah yang berperan menjadi penentu siapa yang akan menjadi pemimpin untuk Aceh kedepan. Tentu kita tidak mengingini pemimpin bodoh dan pemimpin penipu dengan segala janji-janji politik nya yang akan menjadi pemimpin di Aceh nantinya.
Kepemimpinan yang visioner menjadi sangat penting untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Dimulai dari kepemimpinan yang baik serta memiliki visi yang jelas tentu tidak hanya mampu menentukan arah kebijakan yang tepat, namun sangat penting juga untuk dapat mengispirasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan dan untuk kemajuan.
Aceh Harus Upgrade Pemimpin Visioner
Dengan kondisi Aceh hari ini yang sangat memprihatinkan, tentu kita harus mendorong orang-orang terbaik untuk maju menjadi pemimpin Aceh selanjutnya. Bukan sekedar pemimpin yang hanya mampu berjanji. Namun kepemimpinan visioner sangat diperlukan untuk membawa Aceh menuju masa depan yang lebih baik. Pemimpin yang memiliki visi dan misi yang jelas, memiliki integritas tinggi dan akuntabilitas, memiliki inovasi untuk mengembangkan ekonomi lokal, mampu beradaptasi sehingga dapat melihat perubahan dan peluang, serta mampu menyelesaikan permasalahan untuk Aceh hari ini serta dapat mewujudkan kemajuan berkelanjutan bagi masyarakatnya. Oleh karena itu, penting bagi calon kepala daerah untuk menunjukkan kualitas-kualitas tersebut agar dapat memenuhi harapan masyarakat Aceh nantinya.
Penulis berharap semoga tulisan ini akan dibaca bagi para calon pemimpin di Aceh yang akan maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 nanti. Sehingga para calon pemimpin tersebut dapat menyiapkan visi dan misi yang jelas sekaligus program terperinci yang mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan untuk Aceh kedepan.
Leave a Review