Nama Syahrizal terus menjadi perbincangan masyarakat Aceh Tenggara akhir-akhir ini. Elektabilitas dan akseptabilitas Syahrizal atau akrab disapa Njos terus meningkat di Aceh Tenggara. Hal ini terlihat dari berbagai titik kecamatan dan desa di Aceh Tenggara.
Setelah Njos secara resmi menyatakan dirinya untuk siap mengabdi untuk kepentingan rakyat di Aceh Tenggara, saat itu pula jejaringan Njos berserta relasi sanak saudara Njos pun semakin terkoneksi dan terus bergerak. Pernyataan siap maju dari Njos seakan menabuh genderang perjuangan bagi pendukung Njos di Aceh Tenggara, sehingga dampak pergerakannya semakin massif. Dalam prosesnya, mesin politik Njos semakin menyala menyasari semua titik wilayah di Aceh Tenggara.
Sebagai salah satu orang yang berpengaruh di Aceh Tenggara dalam hal pegalaman birokrasi di dunia Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Aceh Tenggara, Njos mendapat perhatian publik di Aceh Tenggara. Para mantan anggotanya, saudaranya, anak didiknya hingga kontribusi Njos saat menduduki lintas jabatan kepala Dinas turut meyakini masyarkat Aceh Tenggara dalam mendukung Njos maju sebagai bakal calon wakil bupati Aceh Tenggara.
Secara kultur dan sosiologis, dampak dari kedekatan lapisan masyarakat Aceh Tenggara dengan Syahrizal menjadikan Syahrizal mendapat nama panggilan akrab bagi masyarakat Aceh Tenggara. Nama-nama panggilan akrab yang disandangkan kepada Syahrizal tersebut di antaranya adalah Njos, Bang Njos, Bang Yang, Mame Ayang, Pak Yang dan seterusnya.
Dalam tradisi di Aceh Tenggara, sapaan atau panggilan untuk orang yang dihormati tidak pernah lepas dari kekuatan ikatan kekeluargaan yang begitu kental di Aceh Tenggara, konon lagi jika ditelusuri asal usul keluarga besar dari seluruh keluarga di Aceh Tenggara sejatinya tidak lepas dari ikatan saling memiliki hubungan kekeluargaan, baik kekeluargaan secara perkawinan, anak angkat, adik angkat, marga dan hubungan kerja dan seterusnya.
Kemudian, putra asli Aceh Tenggara kelahiran 17 Januari 1962, anak dari pasangan Jalipah dan (alm) Hajidin ini telah menoreh prestasi bagi kemajuan Aceh Tenggara. Sebagai seorang yang telah menyandang status eselon tiga sekaligus mendapat gelar magister (S-2) di Universitas Sumatera Utara (USU), Syahrizal pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Perizinan, Kepala Dinas Pendapatan, Kelapa Dinas Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan, hingga pensiun setelah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan di Kabupaten Aceh Tenggara.
Pengalaman birokrasi Syahrizal (Njos) yang begitu matang di Aceh Tenggara menjadikan dirinya mendapat tempat untuk mengabdi di Aceh Tenggara.
“Saya memiliki pengalaman di SKPD, setelah mendapat amanah dari masyarakat Aceh Tenggara di Pilkada 2024, saya akan melakukan pembenahan di sektor pendidikan, sebab itu generasi penerus dari generasi bangsa ini. Sehingga, sektor pendidikan perlu mendapat perhatian serius di Aceh Tenggara agar semakin maju.” jawab Syahrizal saat ditanya oleh salah satu jurnalis, (24/05/2024).
Selanjutya, Syahrizal memberikan skala prioritas pada visinya dalam mengabdi untuk kepentingan masyarakat Aceh Tenggara, skala prioritas tersebut adalah penguatan di sektor pendidikan, pertanian dan keagamaan. Bagi Syahrizal, dengan penguatan tiga sektor tersebut secara tidak langsung akan mampu menyelesaikan berbagai problem sosial, ekonomi dan politik di Aceh Tenggara hari ini.
Niat dan perjuangan Syahrizal untuk mengabdi di Aceh Tenggara bukan hanya mengalir deras dari masyarakat Aceh Tenggara. Istri Syahrizal, Dra. Nina Ariani, jebolan sarjana di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, yang juga memiliki pengalaman birokrasi di BKKBN, Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata di Aceh Tenggara, juga mendukung Syahrizal menuju kursi nomor dua di Aceh Tenggara. Sang istri selalu siap mendampingi Syahrizal dalam mencapai niat baiknya untuk Aceh Tenggara yang lebih maju dan bermartabat.
Tidak hanya itu, saudara kandung, adik, kakak, abang dari Syahrizal juga mendukung Syahrizal. Syahrizal memiliki sembilan saudara. Nyaris saudaranya ini memiliki pengalaman dan jejaringan yang juga tidak kalah menariknya. Saudara pertamanya, (alm) Dahlan S.H. pernah bertugas di Dinas Pendidikan dan kebudayaan. Saudara kedua, Ir. Syahrudin Hadi, pernah bertugas di Dinas Pengairan. Di posisi ketiga, Drs. H. Syahrizal Selian, M.Si. (Njos). Saudari ke empat, Siti Mariatun, pernah bertugas di Dinas BKSDM Aceh Tenggara. Saudari ke lima, Juslaini.
Seterusnya, saudara keenam, Ir. H. Hamidin, M.M yang bertugas di perusahaan tambang pada salah satu anak Pertamina. Saudari ketujuh yaitu Kamilei S.T yang kini masih bertugas di Dinas PUPR di Aceh Tenggara. Saudara kedelapan, Kapt. Arh Hamdanisyah, S.T kini bertugas di Kodim 0108 dan menjabat sebagai Dandramil di wilayah Aceh Tenggara. Terakhir, saudara kesembilan bernama Agus Suhatta, S.T yang juga bertugas di salah satu perusahaan tambang pada salah satu anak perusahaan milik Partamina.
Dari semua pemaparan di atas, tampak semua sisi dari posisi Syahrizal sangat berpeluang besar untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Aceh Tenggara. Selain integritas dan kewibawaan Syahrizal itu sendiri, juga didukung kuat oleh berbagai relasi yang juga turut mendukung Syharizal untuk memajukan daerah berbasis membela kepentingan rakyat di Aceh Tenggara.
Leave a Review