Oleh : Eno Malaka
Ryan terbangun di sebuah ruangan di dalam Gedung, dia kaget karena dikerumuni banyak kucing. Dia mencoba bangkit dengan mendudukan dirinya, kepalanya masih sangat pusing, mata kirinya juga masih buram. Kucing-kucing yang mengerumuninya masih diposisi yang sama, mengerubunginya dengan tatapan yang polos.
“Kau sudah bangun manusia?” Kerumunan Kucing itu seketika membukakan jalan untuk seekor kucing yang berjalan dari arah depan. Kucing itu terlihat sangat berwibawa.
“Ahhhhh.” Ucap Ryan dengan lirih, dia terbelalak kaget. Otaknya masih mencoba mengolah kejadian yang dilihatnya ini.
“Ekspresi yang bagus.” Kucing yang menghampiri Ryan itu berbicara dengan senyum setengah bibir. Sekarang mereka saling berhadapan.
Ryan yang masih tercengang, tidak henti-hentinya memandangi kucing di depannya ini. Dilihatnya sang kucing dari atas kepala hingga ujung kaki.
“Tidak perlu kaget begitu, bukankah kamu menghabiskan sepanjang hidupmu untuk meneliti kami?”
Bertambah kekagetan di diri Ryan, mengapa kucing itu tahu tentang pekerjaanya sebagai ahli biologi evolusi. Dia masih tidak ingat kejadian yang menimpa dirinya, hingga terbangun mendapati dirinya berbicara dengan kucing aneh ini.
“Siapa kamu dan apa sebenarnya dirimu?” Ryan memberanikan diri untuk berbicara.
“Akhirnya bicara juga.” Kucing itu tersenyum setengah bibir, menundukan sedikit kepalanya dan Kembali memandang Ryan. Gestur makhluk cerdas.
“Namaku Diego, Felis Diego Nigripes.” Jawab Kucing itu
Darrrrrrrrrrrrrr dada Ryan seolah-seolah disetrum listrik bertegangan tinggi. Dia mengenali nama Felis Nigripes. Sekarang dia harus berhati-hati berbicara dengan Kucing parlente di depannya.
“Ayo ikut aku manusia.” Kucing itu berbalik badan, berjalan menuju ke salah satu ruangan. Ryan yang tahu betul makhluk seperti apa di depannya itu langsung mengekor padanya.
Tiga tahun yang lalu di sabana luas Afrika, diadakan rapat binatang darat besar-besaran. Semua Binatang baik yang dipelihara maupun yang mengembara liar di alam ikut berkumpul. Pemandangan yang luar biasa. Para Binatang pemakan tumbuhan dan pemakan daging yang biasanya saling mengadu nyawa, satunya bertahan hidup dengan memakan satunya bertahan hidup agar tidak dimakan, semuanya terlihat akur di rapat itu.
Berdirilah sosok singa raksasa nan gagah di atas batu besar, tubuhnya dua kali lipatnya harimau Siberia, surainya lebih lebat dari singa-singa di Afrika. Otot-otot kakinya sangat besar, jauh lebih besar dari Jaguar bahkan lebih mirip tangan gorilla dibandingkan kaki bangsa kucing. .
Singa itu berdiri dengan gagah, dada membusung, surai yang berkibar karena angin malam, dagu yang naik, kaki yang mantap tegak dengan otot-otot terlihat sangat jelas. Sekali nafas, Singa itu lalu mengaum. Suaranya sangat keras sehingga rumput dan pepohonan bergoyang seolang ketakutan, Binatang-binatang seperti kelinci dan rubah lantas menutup telinga mereka. Auman sang Singa mengalahkan derainya angin malam. Semua Binatang lantas menundukan kepala menandakan semuanya tunduk pada sang Singa.
Setelah selesai mengaum sang Singa mulai berpidato.
“Wahai saudara-saudaraku sebangsa Binatang. Sudah saatnya kita merebut Kembali hak kita sebagai makhluk asli penduduk bumi. Sudah sangat lama bumi kita rusak, panas dimana-mana, kekeringan, keracunan di danau laut dan udara. Ini semua tidak disebabkan oleh kita. Tapi oleh bangsa manusia, merekalah yang bertanggung jawab atas kerusakan bumi. Mereka adalah makhluk-makhluk yang datang dari langit, mereka bukan asli bumi Sang Dewalah yang menceritakannya padaku, mereka hanya pendatang. Namun kelakuan mereka sangatlah keji lebih buruk dari binatang.”
Semua Binatang bersorak-sorak mendengar pidato berapi-api dari pemimpin mereka. Binatang-binatang yang bisa bicara bersorak dengan dilanjutkan kalimat “betul, betul, manusia memang brengsek. Hancurkan mereka.”
“Wahai saudaraku sebangsa Binatang. Rencana kita akan segera dimulai, virus yang akan mengahncurkan manusia sudah selesai diteliti dan minggu depan sudah siap untuk diinveksikan. Sekarang saatnya kita memberontak pada manusia.” Ucap sang Singa berapi-api
Binatang semakin keras sorakannya. “Hidup Raja Namja, Hidup Raja Namja, bunuh manusia, hancurkan manusia.” Para Binatang terbakar semangatnya.
Ryan kaget dengan kondisi ruangan yang baru dimasukiya, terdapat alat-alat computer canggih, layar-layar lebar yang semuanya sedang menyala, ada yang menunjukan grafik naik turun, gambar peta kota dengan banyak titik-titik merah kecil yang menyala-nyala, siaran berita dari stasiun televisi dan masih banyak lagi. Ryan menelan ludah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“Apakah kamu terkejut manusia?” Tanya Diego
Ryan mengampiri Diego yang berhenti di depan layer besar, terlihat peta kota yang terdapat titik-titik kecil berwarna merah yang menyala-nyala.
“Apa semua ini?” Tanya Ryan yang masih memegang kepalanya.
“Ini adalah rencana memusnahkan umat manusia. Sebentar lagi ramalan agung akan segera terjadi.” Jawab Diego.
“Hahhhh rencana memusnahkan manusia?” Ryan tidak percaya dengan yang disampaikan Diego.
“Pemirsa hari ini, di lapangan sedang sangat chaos.” Layar di sebelah kanan Ryan sedang menampilkan reportasi. “Seperti yang pemirsa lihat, orang-orang sudah sangat menggila. Mereka membakar dan merusak apapun yang mereka lewati.” Reporter melanjutkan siarannya. Tiba-tiba besi besar melambung kea rah mereka dan siaran langsung berhenti…
“Apa yang sebenarnya terjadi?” Ryan bertanya-tanya dengan kejadian mengerikan yang ditontonya.
Tiba-tiba layar sebelah kiri mereka menampilkan panggilanvideo call. Ryan dan Diego seketika kaget dengan apa yang mereka lihat. Di layar itu terlihat ada perempuan yang sedang duduk di kursi dengan keadaan tubuh diikat dan mulut disumpal, perempuan itu terlihat sedang memberontak. Di belakang terlihat seekor singa raksasa yang mengenakan setelan jas dan dapat berdiri dengan dua kakinya, singa itu lantas berjalan menuju ke arah kursi di samping perempuan itu. Kamera di layar mengikuti arah singa berjalan, singa itu duduk dan menyilangkan kaki kananya. (Duduk Vincent yang sempurna)
Sambil menyalakan cerutu, menghisap dan menghembuskannya. Singa itu mulai berbicara.
“Hai manusai dan Diego penghianat. Kau lihat gadis itu?” Sang Singa mulai berbicara.
“Raja Namja. Kenapa kau……” Ucap Diego yang kaget.
“DIAM PENGHIANAT, KAU TIDAK PANTAS BERBICARA DENGANKU.” Bentak sang Singa dengan suara yang menggelegar. Saking kerasnya suara sang singa membuat Diego dan Ryan langsung terdiam.
“sekarang cepat serahkan alat pemancar virus itu diego, dan kau manusia jika ingin perempuan ini selamat cepat serahkan vaksin penangkal virus dan obat evolusi mu itu. Segera kirimkan ke Gedung sinar matahari dua hari lagi, atau akan kami bunuh manusia ini.” Ucap Sang Singa yang terlihat sangat marah. Setelah mengucapkan kalimatnya, video call itu langsung dimatikan.
“Aku ingat sekarang.” Ucap Ryan yang terbelalak setelah menyaksikan panggilan video itu.
Senin pagi yang cerah, matahari mulai sibuk membangunkan semua yang nyaman dengan tidrunya. Di sebuah gedung kantor terlelap seorang laki-laki yang membaringkan kepala di meja, ilernya terus menetes beberapa mengeras di pipi, mulutnya mengeluarkan suara ngorok yang cukup kencang. Menandakan dia sedang sangat kelelahan.
“Yan bangun yan.” Ucap seorang Sarah sambil menggoyang-goyang bahu Ryan.
Ryan membuka mata dan beranjak ke posisi duduk “Arrrggghhhhhh.” Ryan melakukan peregangan kemudian mematung sejenak mengumpulkan nyawa.
“Ilermu loh kemana-mana, sana mandi dulu.” Sarahh yang tadi membangunkan Ryan mengambilkan kopi yang tadi sudah dia siapakan.
“Ngapain sih tidur di kantor?” Tanya Sarah yangmenyodorkan kopi untuk Ryan.
“Makasih.” Ucap Ryan yang menerima kopi dari Sarah dan langsung menyeruputnya.
“Udah berapa hari kamu di sini?” Sarah Kembali bertanya.
“Sejak jumat kemarin.” Jawab Ryan sambil menyalakan Komputer di depannya.
“Heyyy mandi dulu. Nanti lagi kerjanya.” Sarah buru-buru mencegah Ryan yang akan melanjutkan tugasnya.
“Bentar ahhh, hari ini harus laporan kan.” Jawab Ryan merajuk.
“Engga, engga. Harus sekarang.” Sarah tidak kalah ngeyel dengan Ryan.
Karena malas jika harus ribut di senin pagi, Ryan akhirnya mengalah dan beranjak ke kamar mandi. Kondisinya sangat kusut, kelopak mata menghitam, rambut acak-acakan dan bekas iler di pipi kanan sangat jelas. Ryan berjalan dengan kondisi muka yang masih cuap-cuap. Waktu di hari Senin cukup cepat berlalu. Sekarang tengah hari, Ryan berada di sebuah ruangan rapat bersama beberapa orang.
“Bapak Ibu semuanya, sekarang biarkan Prof. Ryan menyampaiakan hasil risetnnya.” Ucap seorang pimpinan direktur.
“Selamat siang Bapak-Ibu semuanya, izinkan saya menyampaikan hasil riset saya.” Ryan mulai presentasi dan menampilkan data risetnya di layar besar.
“Seperti yang Bapak-Ibu ketahui bahwa akhir-akhir ini perilaku Binatang-binatang di seluruh dunia sedang sangat aneh. Kemarin saya menangkap Kelinci yang sangat buas menyerang seorang warga. Setelah saya teliti, ternyata ada perubahan di bagian otak kelinci ini. Lihatlah, sekarang stuktur otak kelinci ini sangat mirip dengan otak manusia. Dia memiliki tiga bagian utama, otak depan, tengah dan belakang.” Ryan menjelaskan dengan takzim, orang-orang yang hadir di rapat itu mulai kebingungan.
“Sekarang coba lihat gambar di slide berikutnya, ini adalah kucing milik Sarah. Beberapa waktu yang lalu dia juga bersifat agresif dan meyerang siapa saja. Setelah ditangkap dan teliti, ternyata kucing ini juga mempunyai kondisi yang sama. Perubahan pada struktur otak, saya menyimpulkan semua Binatang saat ini sedang mengalami kondisi evolusi pada otak mereka. Singkatnya sekarang para Binatang bisa berfikir secara rasional, sistematis, terukur dan tentunya bisa menyimpulkan segala sesuatu. Mereka masih memiliki insting sebaga Binatang namun sekarang mereka mempunyai kecerdasan seperti manusia.” Penjelasan Ryan membuat semua orang tidak percaya.
“Saya punya hipotesis saat ini para Binatang juga bisa berbicara seperti manusia, sekarang kita lihat slide berikutnya. Ini adalah gambar Area Broca dan Area Wernicle pada otak kelinci dan kucingnya Sarah. Kedua bagian ini tidak seharusnya dimiliki oleh kelinci dan kucing, namun sekarang kedua bagian ini bukan hanya dimiliki mereka namun juga sangat aktif. Artinya sekarang otak kiri para Binatang itu sudah bisa menjadi pusat pemrosesan Bahasa, sedangkan di otak kanan Binatang ini sudah bisa berperan sebagai pengidentifikasi suara. Sekarang slide berikutnya, ini adalah gambar lidah dan pita suara dari Binatang yang kami teliti, di bawahnya adalah gambar pita suara dan lidah manusia. Keduanya sangat mirip.” Penjelasan Ryan berhasil membuat penasaran para peserta rapat.
“Lalu apakah ini berbahaya Prof. Ryan?” Salah seorang Ibu mengangkat tangan dan bertanya kepada Ryan. Ibu itu terlihat sangat terpelajar dengan jas hitam, rambut digulung ke atas, make up yang mengkilap dan bibir merah merona.
“Tentu saja Bu Dian, sekarang saya tanya pada Bapak-Ibu sekalian. Selama ini mengapa manusia menjadi puncak paling atas rantai makanan?” Ryan menanggapi pertanyaan denga bertanya balik. Semua peserta menggelengkan kepala.
“Jawabannya adalah karena kecerdasan manusia. Secara biologis, kemampuan fisik manusia sangatlah lemah. Jika dibandingkan dengan banyak Binatang, khususnya para predator. Manusia hanyalah mangsa empuk dan mudah didapat. Manusia tidak punya pertahanan alami jika diserang. Akhirnya selama jutaan tahun, manusia berevolusi dengan mengembangkan kemampuan otaknya agar bisa bertahan hidup. Ini berbeda dengan makhluk lain, misalnya Binatang yang mengembangkan kemampuan fisik agar bertahan hidup. Sekarang hasil evolusi pada bagian otak membuat manusia sangat berkuasa, tidak ada makhluk lain yang bisa mengalahkan manusia. Sekali tekan tombol saja manusia bisa menghancurkan kehidupan di suatu daerah, manusia juga satu-satunya makhluk yang bisa membakar hutan, juga satu-satunya makhluk yang bisa meneliti makhluk lainnya.” Ryan mencoba menjawab pertanyaan itu.
“Sekarang bayangkan, ada makhluk yang secara alami mempunyai kemampuan fisik yang kuat namun punya kecerdasan seperti manusia. Yappp jawabannya adalah INI…”Ryan menggeser slide brikutnya. Di slide itu tertululis dengan font besar dan background berwarna merah dengan latar belakang mayat bertumpuk-tumpuk. Tulisan itu adalah KEPUNAHAN MANUSIA.
Listrik bertegangan sangat tinggi, seolah-olah disetrumkan ke dada orang-orang yang ikut rapat. Mereka mulai terbelalak dan mematung tidak percaya. Tiba-tiba tembok disamping kanan ruangan itu dijebol oleh sebuah kapsul seukuran mobil, semua orang menjadi kaget. Mereka berlompatan berdiri dari tempat duduknya, tiba-tiba kapsul itu terbuka dan keluarlah ribuan tikus yang mengelilingi mereka. Dari dalam kapsul keluar seekor tikus dengan pakaian seperti cowboy, dengan topi khasnya dan cerutu kecil di mulutnya. Tikus berpenampilan parlente itu tersenyum setengah bibir.
“Tangkap mereka semua.” Ucap sang Tikus sambil menghembuskan asap cerutu di muutnya. Gerombolan tikus itu akhirnya mulai menyerang orang-orang yang sedang ketakutan di ruangan itu. Keaadaan menjadi kacau, semua orang berusaha melarikan diri dan menendang-nenendang para gerombolan tikus. Semua berlarian ke luar ruangan, Ryan yang sudah berlari keluar ruangan bersama sarah tiba-tiba diterkam gerombolan tikus dari atas. Mereka berdua tersungkur dan seketika gerombolan tikus mulai mengangkat tubuh mereka untuk dibawa kemblai ke ruangan. Tidak berselang lama, saat tikus-tikus itu mulai menggotong Ryan dan Sarah, munculah bom asap yang terlempar kea rah gerombolan tikus itu. Para tikus melepaskan Ryan dan Sarah, merka menutup hidung dan mulut mereka. Ternyata itu adalah gas tidur, Ryan dan Sarah yang tidak sempat menutup mulut dan hidung langsung tertidur. Asap itu berlangsung selama tiga menit, saat asap sudah hilang. Terlihat banyak tikus dan sarah yang tergeletak tidur. Namun Ryan hilang entah kemana.
“Hehh Kucing, ehh maksud saya Diego. Bisa kamu ceritakan apa yang sebenarnya sedang terjadi? Siapa kalian, lalu tentang rencana pemusnahan umat manusia, dan juga ramalan agung itu?” Ucap Ryan kepada Diego.
Diego memejamkan mata dan menghela nafas panjang, setelah nafas dihembuskan Diego mulai bercerita “Baiklah akan aku jelaskan semuanya, apa yang kau lihat sekarang dan apa yang sedang menimpa manusia saat ini, semuanya berawal dari kejadian 10 tahun yang lalu. Saat itu di sebuah padang gurun terpencil di Afrika. Tepat tengah malam jatuhlah sebuah benda dari langit yang disertai dengan cahaya biru yang sangat terang. Suara dari benturannya sangat keras sehingga membangunkan semua binatang yang tertidur. ” Diego menjelaskan
“Setelah cahaya dan suara ledakan mereda, terbentuklah semua kawah mini berdiameter kurang lebih sepuluh meter. Para binatang mulai mengerumuni kawah itu, di dalam kawah terdapat sebuah benda oval seperti pesawat kecil seukuran mobil Pajero. Benda itu terbuka, keluarlah satu sosok mirip manusia. Makhluk itu mengenakan pakaian berjubah, tubuhnya sangat kurus dilihat dari jari-jarinya yang sangat kecil, wajahnya tidak terlihat karena tudung dijubahnya sangat gelap. Dia berjalan sempoyongan. Beberapa binatang merasa takut dengan sosok itu, beberapa lagi berusaha menyerangnya. Khususnya salah satu singa jantan, dia melompat dari atas kawah berusaha menerkam sosok itu. Sosok itu menangkis serangan sang singa dengan gerakan menunjuk ke atas dengan jari telunjuknya, gerakan itu tepat mengenai kening sang singa. Setelah ujung jadi sosok gelap itu menempel di kening singa, terpancarlah cahaya putih terang yang sangat silau. Saat cahaya mereda, sang singa sudah tertunduk pada sosok gelap itu. Di elus-elus kepala sang singaseperti peliharaan.”
“Kemudian sosok berjubah gelap itu dianggap sebagai dewa oleh banyak binatang. Makhluk itu punya kemampuan merubah genetika makhluk hidup, beberapa binatang diubah menjadi sosok yang lebih maju dengan manipulasi genetik dan memaksakan evolusi terjadi. Ada lima fraksi binatang yang berhasil mencapai kondisi evolusi sempurna, Bangsa Kucing (Felidae), Anjing (Canidae), Tikus (Muridae), Babi (Sus Scrofa), dan Badak (Rhino). Mereka adalah yang berhasil mencapai puncak evolusi, dan yang paling kuat di antara mereka adalah Raja Namja. Panthera Leo Namja Leo. “ Diego menjelaskan dengan takzim.
“Panthera Leo Leo? Bukankah spesies itu sudah lama punah?” Tanya Ryan dengan kaget.
“Betul. Makhluk itu mempunyai kemampuan untuk mengatur genetika para Binatang. Banyak diantara kami yangberevolusi menjadi lebih cerdas atau spesies lebih tinggi?”Jawab Diego.
“Termasuk kamu? Spesies Felis Nigripes yang terkenal misterius itu?” Ryan Kembali bertanya.
“Benar termasuk aku, semua binatang mengalami peningkatan evolusi. Yang paling Istimewa adalah Binatang dari lima fraksi. Untuk kasusku peningkatan evolusi terletak pada kemampuanku dalam berfikir. Otakku menjadi sangat cerdas sehingga mampu menyaingi kecerdasan manusia. Bahkan bisa melampaui banyak manusia yang cerdas sekalipun.” Diego melanjutkan.
“Terus kenapa kamu menyelamatkanku, apakah kamu memihak manusia?” Tanya Ryan.
“Ceritanya Panjang, aku punya janji dengan sahabatku. Seorang Profesor dari Inggris. Tapi itu nanti saja, kita tidak punya banyak waktu. Kita harus segera Menyusun rencana untuk menghentikan kegilaan ini.” Ucap Diego. Ryan mengangguk menurut.
“Terus rencana pemusnahan manusia, ap aitu maksud nya?” Tanya Ryan.
“Kami mengembangkan sebuah virus yang akan menginveksi otak manusia. Virus itu bisa mengacaukan jaringan lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal, dan lobus oksipital pada otak manusia. Virus itu juga akan menguatkan fungsi dan kapasitas bagaian cerebellum otak manusia. Jika virus itu berhasil menginveksi manusia, apakah kamu tau apa yang akan terjadi?” Ucap Diego.
“Manusia akan sangat buas, kuat, liar dan tidak terkendali dan akan menyerang siapa saja disekitarnya.” Jawab Ryan dengan lugas.
“Betul sekali, mereka akan lebih liar dari Binatang. Namun tubuh manusia itu lemah, walaupun kekuatannya bertambah tapi jika tubuhnya tidak kuat maka manusia hanya akan menghancurkan dirinya sendiri. Dan tepat saat seluruh manusia terinveksi virus itu, kami para Binatang akan menghancurkan manusia dengan membobardir mereka. Menggunakan BOM ATOM.” Ucap Diego.
Ryan terpatung tidak percaya. Sekarang terdengar seperti dunia akan terbalik. Binatang akan berperan seperti manusia dan manusia akan berperan seperti Binatang. Sebagai seorang manusia mendengar rencana pemusnahan ini, membuat Ryan shock. Otaknya sekarang membeku.
“Heyy manusia apakah kamu membawa obat penangkalmu?” Tanya Diego
“Semuanya ada di kantor.” Ryan menggelengkan kepala.
“Sudah aku duga.” Diego berjalan menuju ke meja di belakang mereka. Dia melompat ke atas meja dan mengetik di keyboard computer. Setelahnya terlihat gambar di layar depan mereka yang awalnya bergambar peta sekarang bergambar diagram dan grafik genetika makhluk hidup.
“Ini data yang aku hack dari komputermu.” Ucap Diego
Ryan kaget dengan apa yang dia saksikan, grafik dan diagram di depannya sangat persis dengan yang ada di laptopnya.
“Bagaiamana kau bisa dapat data ini?” Tanya Ryan yang tercengang
“Kau masih ingat kucing yang kamu teliti di kantormu? Dialah yang mengaturnya.” Ucap Diego. Ryan geleng-geleng tidak percaya.
“Kami sudah mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat obat penangkalmu. Kucing-kucing yang dipelihara di banyak apotik sudah mengumpulkannya sejak kemarin.” Ucap Diego.
“Sekarang apakah kamu bisa membuat obat itu?” Tanya singkat Diego.
“Iya aku bisa.” Jawab Ryan singkat.
“Baiklah, sekarang kau bersiap-siaplah bekerja manusia. Aku akan mencoba mengumpulkan informasi dari informanku. Ruang kerjamu ada di ruangan sebelah kanan, segeralah ke sana. Nasib umat manusia ada di tangan kita saat ini.” Ucap Diego.
Setelah mendapatkan penjelasan dan intruksi dari Diego, Ryan mengambil flashdisk dari tangan Diego dan segera menujutempat kerjanya. Banyak pertanyaan yang sebetulnya belum terjawab, namun Ryan berusaha fokus untuk mengerjakan tugasnya. Seperti biasa etos kerja Ryan sangat tinggi, dia bekerja hingga larut dan tertidur di meja kerjanya. Ryan tertidur dengan kondisi duduk dan kepala di meja, ngoroknya kencang dan ilernya menetes kemana-mana.
Siang hari berikutnya dia dibangunkan Diego, dia datang bersama seekor kucng hitam yang berpakain serba hitam.
“Hey bangun manusia, bukan waktunya kamu tidur.” Ucap Diego yang ngegeplak kepala Ryan.
“Ahhhhhhh.” Ryan terbangun dengan mengusap kepalanya.
“Apakah sekarang sudah siang” Tanya Ryan sambil melakukan peregangan kecil.
“Gimana obatnya? Apakah sudah jadi?” Tanya Diego
“Ahhh Iya, sudah jadi. bentar” Ryan bergegas mengambil sempel obat yang sudah dibuatnya.
“Ini obatnya, satu suntikan akan membuyarkan genetika buatan.” Ryan membuka koper tempat dia menaruh obatnya.
“Baiklah sekarang kita akan dengarkan hasil penyelidikan markas Raja Namja dari Paulo.” Diego mengarahkan pandangan tubuhnya pada kucing hitam di sampingnya.
“Aku mulai.” Ucap Paulo
“Pertama markas Raja Namja terdiri dari bangunan lima lantai, di lantai satu dipenuhi fraksi Canidae, mereka terdiri dari tujuh anjing petarung dan 3 rubah pendetektor. Para petarung terdiri dari Herder, Bulldog, Labrador mereka punya otot kuat dan penciuman tajam, lalu ada tiga rubah dengan pendengarantajam. Mereka menyukai daging namun tidak kuat dengan alcohol. Pernah mereka salah ambil minuman dari fraksi Rhino yang diakhiri dengan teller, tidak sadarkan diri selama empat hari.”
“Di lantai dua ada fraksi Rhino. Mereka terdiri dari lima badak bercula satu dengan tubuh kekar dan masing-masing memegang kampak. Setiap hari mereka menghabiskan waktu dengan mabuk-mabukan. Setiap kali mabuk mereka akan menjadi sangat liar.”
“Selanjutnya lantai tiga dihuni oleh Sus Scrofa. Terdiri dari empat babi penembak. Mata mereka rabun, sehingga mereka menggunakan gutling gun sebagai senjatanya. Mereka pemalas dan hobi menonton video bokep manusia. Setidaknya setiap dua jam sekali mereka akan menjalankan hobi itu. Saat mereka klimaks mereka akan menjadi lemas selama 40 menit.”
“Selanjutnya lantai empat dihuni oleh fraksi Muridae. Jumlah tikus-tikus itu sangat banyak dan ereka mengira diri mereka berasal dari Prancis, sehingga mereka menggunakan pedang anggar. Mereka sangat ahli menggunakannya. Hidung dan lidah mereka teralu peka, sangat menyukai makanan manis namun benci dengan makanan pedas.”
“Lalu di puncak adalah tempat Raja Namja. Di sana hanya ada Raja Namja dan Tigreas si ahli akuntansi.” Paulo selesai melaporkan pengamatannya.
“Dasar kucing bebal.” Diego berceloteh saat mendengar Tigreas.
“Apakah kamu kenal Tigreas? Ko wajahmu gusar?” Tanya Ryan bingung.
“Iya dia adalah temanku saat di Inggris. Tapi sudahlah itu nanti saja. Sekarang kita akan susun rencana untuk menerobos markas musuh. Kita harus upayakan agar tidak terjadi konfrontasi yang sia-sia.” Diego menjawab dengan tenang.
“Apakah masing-masing ketua fraksi ada di markas itu Paulo?” Tanya Diego.
“Tidak, para ketua Fraksi tidak ikut berada di markas.” Jawab Paulo
“Ternyata benar, fraksi Binatang berada dalam masa perpecahan.” Ucap Diego
“Loh kenapa tidak akur?” Tanya Ryan mengernyitkan dahi.
“Karena sebenarnya kekuasaan Raja Namja diperoleh dari jalur kekerasan dan kecurangan. Tentu saja kekuasaan yang diambil dengan jalan demikian tidak akan bertahan lama. Aku tebak Binatang terbaik dari masing-masing fraksi juga tidak ada di markas itu kan Paulo?” Ucap Diego
“Benar Tuan Diego.” Jawab Paulo dengan menganggukan kepala.
“Tuan?” Ryan berbicara lirih penasaran.
“Baguslah akan sangat merepotkan jika kita harus bertemu mereka, apalagi jika bertemu dengan Luis dari Canidae. Rencana yang kita susun akan mendapatkan perlawanan yang menyusahkan.” Ucap Diego.
Ryan masih kebingungan dengan percakapannya dengan dua kucing itu, apa yang sebenarnya terjadi dengan Binatang-binatang ini lalu siapa ketua Fraksi Binatang, juga Binatang terbaik di masing-masing fraksi, lalu dengan Luis semerpotkan apa dirinya? Kejadian ini tidak sepenuhnya dimengerti Ryan, namun yang jelas dia tahu bahwa yang dihadapinya adalah dunia yang sangat berbahaya.
“Baiklah sekarang ini Rencana kita.” Ucap Diego
Diego menjelaskan rencananya, Ryan dan Paul mendengarkan dengan takzim penjelasan dari Diego. Setelah ditimbang dengan matang-matang dan menimbang berbagai macam kemungkinan akhirnya mereka sepakat.
“Bagaiaman menurutmu manusia?” Diego bertanya pada Ryan setelah menjelaskan rencananya.
“Aku setuju, namun aku punya ide yang menarik. Jika informasi yang disampaikan kucing hitam ehh maksud saya Paulo itu benar. Maka aku bisa membuatkan beberapa zat kimia yang bisa melemahkan mereka.” Ryan berpendapat
“Apa rencanamu manusia?” Tanya Diego
“Jadi begini.” Ryan mulai menjelaskan rencana nya pada Diego dan Paulo. Rencana yang disampaikan oleh Ryan berdasarkan pada pengetahuannya sebagai ahli biologi evolusi. Dia sangat paham dengan kondisi berbagai macam Binatang dan dia sangat paham berbagai macam zat kimia.
“Rencana yang bagus, tidak salah aku menyelamatkanmu manusia.” Ucap Diego kagum.
“Baiklah, aku akan memrpoduksi obat dan zat kimia yang kita butuhkan untuk mencapai lantai lima.” Ucap Ryan.
“Bagus usahakan malam ini sudah selesai untuk zat kimianya. aku akan mengatur kucing-kucing yang lain di Gedung ini. Oh ya Paulo, bisakah kamu dan anak buahmu berangkat malam ini? ” Ucap Diego
“Bisa Tuan.” Paulo Kembali mengangguk pada Diego.
Ryan menyaksikan pemandangan itu dengan penuh rasa penasaran, dia ingin tahu siapa sebenarnya Diego dan mengapa dia sangat dihormati.
Setelah mereka sepakat, ketika makhluk hidup itu kembali ke tempat mereka masing-masing untuk mengerjakan tugas mereka.
Matahari mulai terbenam saat obat dan zat kimia yang dirancang Ryan selesai dibuat. Dia berkumpul bersama dengan Diego dan puluhan kucing lainnya. Kucing-kucing itu terdiri dari kucing dengan warna-warna cerah dan kucing dengan bulu dan pakaian serba hitam seperti ninja.
“Sekarang dengarkan aku semua saudaraku.” Diego mulai berbicara
“Hari ini kita dalam misi untuk menghentikan malapetaka akibat kegilaan kucing tua penuh dendam itu. Kita semua tahu bahwa bumi mengalami perubahan paling ekstrim saat bangsa manusia mulai memenuhi bumi. Tapi itu semua bukan berarti kita harus memusuhi manusia dan berusaha memusnahkannya. Masih banyak manusia yang baik, bahkan kejahatan manusia bukanlah sesuatu yang abadi. Banyak manusia yang mengalami perubahan besar dalam hidupnya setelah melewati banyak hal.”Diego berpidato dengan mantap, para kucing mendengarkan dengan khidmat.
“Selanjutnya rencana akan dijelaskan oleh manusia cerdas ini. Dia akan menjelaskan bagaimana cara mengalahkan fraksi-fraksi binatang dari masing-masing lantai,” Diego mempersilahkan Ryan untuk menjelaskan rencana.
“Baiklah ini rencananya. Pertama untuk lantai satu kita akan memberikan umpan para anjing itu menggunakan tulang mentah yang lunak. Setelah itu kita kumpulkan mereka ke satu titik lalu kita jatuhkan bom asap yang berisi tioaseton. Sedangkan untuk rubah kita pancing mereka keluar dengan suara serangga, makanan kesukaan mereka. Karena penciuman mereka tidak tajam kita akan lumpuhkan mereka dengan boneka belalang yang berisi Benzodiazepin, zat itu cukup kuat untuk melumpuhkan segerombolan rubah.”
“Setelah itu untuk lantai dua yang berisi Kumpulan badak, kita akan bawakan mereka minuman yang sudah berisi zat Mescaline. Karena mereka hobi mabuk-mabukan, alcohol biasa tidak bisa melumpuhkan mereka. Kita bisa kirimkan beberapa kucing yang menyamar menjadi rubah, karena perawakan kucing dan rubah mirip.” Saat menjelaskan itu beberapa kucing menyiniskan matanya pada Ryan.
“Lalu untuk lantai tiga kita akan lumpuhkan kelompok babi menggunakan gas tanpa warna dan bau yang berisi ekstrak Fenugreek kuat. Lalu kita akan menyalakan video bokep paling bagus. Tadi aku sudah mendownload beberapa video bokep yang paling disukai manusia. Dengan rangsangan itu, dalam beberapa menit para babi itu akan klimaks dengan cepat dan kita akan mudah melewatinya.” Beberapa kucing menyeringai ketika Ryan bilang sudah mengumpulkan video bokep paling disukai manusia.
“Untuk lantai empat yang berisi para tikus kita akan buat mereka keracunan dengan menggunakan makanan dan minuman yang berisi ekstrak Carolina reaper. Agar mereka tidak segera melepehkan makanan nya, kita juga akan campurkan dengan chlorpheniramine maleat. Itu akan membuat lidah mereka untuk sementara tidak bisa merasakan apa-apa. Sedikit saja minuman dan makanan itu masuk maka para tikus akan langsung mutaber dan berakhir dehidrasi. Mereka akan lemas dalam waktu yang sangat lama. ”
“Sedangkan untuk lantai lima, aku tidak tahu bagaimana cara mengalahkan Singa dan Harimau yang ada di sana.” Ryan tertundurk lesu, dia tidak menemukan cara mengakali hewan raksasa di puncak markas musuh.
“Biarlah itu menjadi urusanku, aku akan menangani Singa tua bebal itu sedangkan Paulo akan mengurus Tigreas.” Ucap Diego.
“Tapi itu sangat berbahaya, jika benar dia adalah Panthera Leo Leo. Maka harusnya ukuran nya setidaknya 50 kali lipat ukuranmu Tuan Diego.” Ucap Ryan dengan cemas.
“Panggil saja aku Diego, oh ya manusia. Apa yang kau ketahui dari namaku?” Tanya Diego dengan senyum yang percaya diri.
Ryan termenung. Dia sangat mengetahui Felis Nigripes adalah makhluk yang sangat Istimewa. Ukurannya memang sangat kecil, namun dia adalah predator dengan presentase keberhasilan berburu 60 persen. Sangat jauh jika dibandingkan dengan seluruh predator yang ada di bumi. Tidak ada makhluk yang sepertinya baik yang tinggal di langit, darat dan laut. Keberhasilan berburu mereka bukan karena insting berburu semata namun dibarengi dengan kecerdasan yang tinggi.
“Baiklah, sekarang Paulo kamu dan anak buahmu segera menuju markas musuh. Bawa zat-zat kimia yang sudah dibuat manusia ini. Segera lumpuhkan mereka, setelah lumpuh suntik mereka dengan obat yang akan membuat mereka menjadi binatang seutuhnya.” Ucap Diego
“Baik Tuan.” Paulo menganggukan kepalanya.
Secepat kilat Paulo dan anak buahnya langsung mengambil peralatan dan zat-zat kimia yang sudah dibuat oleh Ryan. Kucing-kucing dapat bergerak dengan lincah dan sangat cepat kurang dari 30 detik mereka sudah meninggalkan tempat rapat.
“Aku sudah menyiapkan pakaian untukmu manusia. Segeralah pakai, dua jam lagi kita berangkat.” Ucap Diegodengan menghadap ke arah lemari kaca di ujung sebelah kanan ruangan.
Ryan mendekati lemari kaca yang ditunjuk sebelumnya, dia kagum dengan pakaian yang telah disiapkan Diego. Pakaian berbentuk jubah khas organisasi Hassasin Timur Tengah itu sangat keren. Warnanya yang putih dengan tambahan beberapa kantong senjata yang lengkap dengan senjatanya di masing-masing sisi memberikan kesan eksklusif dan gagah.
Satu jam berlalu.
Bib, bib, bib suara telfon berdering. Diego mengangkat telfon itu.
“Tuan Diego, kami sudah berada di posisi setiap lantai.”Ucap Paulo
“Baiklah, segera jalankan rencana. Kami akan menyusul kalian.” Ucap Diego
“Siap Tuan.” Paulo mematikan telfonnya.
“Siapkan dirimu manusia. Masa depan umat manusai ditentukan malam ini.” Ucap Diego pada Ryan yang terlihat cemas.
“Tes Tes. Jalankan rencana.” Paulo memberikan komando pada pasukan kucingnya.
Anak buah Paulo yang sudah bersiap di pos masing-masing segera menjalankan aksinya. Mereka sangat cekatan dalam melaksanakan rencana.
Di lantai satu beberapa kucing membunyikan suara belalang, beberapa Rubah bergoyang daun telinganya. Suara itu terus dibunyikan, reflek seekor Rubah berlari cepat kearah suara tersebut dan braaaggggggggg seekor kucing berhasil menendang rahangnya. Tersungkurlah Rubah tersebut.
Suara belalang terus diperdengarkan, Rubah lain yang tadi melihat temannya berlari akhirnya beramai-ramai menyusul. Tangggggg tongkat besi langsung menyambar kepala mereka, kawanan Rubah berhasil diatasi.
Masih di lantai satu, para kucing melempar satu tulang kecil lunak ke arah gerombolan Anjing, hal itu membuat para Anjing berebutan menggigitnya. Mereka terus berebutan hingga saling menggonggong ke satu sama lain.
Daggg satu tulang kecil kembali di lemparkan, satu ekor Anjing menyambar tulang itu. Dikunyah-kunyah pelan tulang itu, satu Anjing menyambarnya hingga tulang itu terlontar dari mulutnya. Dia memberikan respon marah dan menggonggong. Mereka siap beradu kekuatan. Anjing-anjing di belakang mereka masih berebutan tulang pertama.
Daggggggggg tulang besar dijatuhkan, Anjing-anjing yang dalam posisi bertarung langsung teralihkan pandangannya. Tulang itu berjarak sekitar tujuh meter dari tempat mereka berdiri. Wushhhh semua anjing langsung berlari untuk menggigit tulang besar itu, mereka berlari keedanan. Mereka menyambar dengan buas tulang besar itu dari segala sisi. Treng treng treng kaleng asap menggelinding ke arah mereka, zat tioaseton sangat menyengat dan berhasil membuat para anjing kelimpungan, hidung mereka terasa nyeri yang dibarengi dengan muntah yang hebat. Perlahan para Anjing menjadi lemas dan pingsan.
Lanjut di lantai dua, seekor kucing berwarna oren terang yang sudah berdandan seperti Rubah memasuki ruangan yang ditinggali lima Badak. Bau alcohol yang kuat ditambah dengan bau asam dari keringat badak membuat kucing itu menahan nafas. Dia membawa nampan yang berisi beberapa botol minuman alcohol yang ditambah zat mescaline.
“Akhirnya datang juga, minuman kami sudah habis.” Seru salah satu Badak.
“Terima kasih, rubah ganteng.” Seru Badak yang lain saat sang Kucing meletakan nampan ke atas meja.
Sang Kucing berjalan keluar dari ruangan. Para Badaklangsung menuangkan minuman itu di gelas masing-masing, mereka bersulang dan menenggaknya Bersama-sama.
“Wah enak banget, ayo tuang lagi sauadarku.” Seru seekor badak, mereka kembali bersulang.
Kegiatan itu terus dilakukan, mereka sangat kuat meminum alcohol. Tepat di gelas keenam mereka mulai merasakan efek mabuk yang cukup berat, kepala mereka seperti berputar-putar, suara mereka semakin ngelantur.
“Ahhyyyoo Mihhhnummmm Laghiiiii” Seru seekor Badak yang mulai teler.
Mereka bersulang kembali dan inilah gelas terakhir mereka. Braaggggg mereka jatuh tersungkur dan akan seperti itu hingga dua hari kedepan.
“Ok terima kasih, aku tunggu di Lokasi.” Ucap Diego sambil memegang telfon di ruangannya.
Diego berjalan ke luar menemui Ryan dan beberapa pasukan kucing yang sudah menunggunya.
“Kalian sudah siap?” Tanya Diego
Ryan dan pasukan kucing mengangguk kompak.
“Baiklah sekarang kita berangkat.” Ucap Diego
Mereka keluar dari Gedung menuju ke sebuah mobil militer besar, disana sudah berdiri menunggu mereka. Ryan kaget dengan penampilan sopir di depannya.
“Namanya Rio, Manusia. Dia senjata kita” Ucap Diego seaakan tahu kebingungan yang Ryan rasakan.
Ryan mengelap keningnya, secercah harapan mulai mencuat di relung hatinya. Seolah-olah bagian dirinya yang lain mengatakan kita akan menang.
“Semua sudah siap Tuang Diego” Ucap Rio yang membungkuk 90 derajat ke arah Diego
Mereka memasuki truk besar berwarna putih itu, secepat kilat truk itu meraung di jalan raya. Tidak membutuhkan waktu lama rombongan itu sudah sampai di Gedung yang sebentar lagi akan menjadi arena pertempuran besar.
“Semua sudah berjalan dengan baik, Paulo?” Tanya Diego setelah keluar dari Truk dan menemui Paulo yang menunggu mereka di luar.
“Pasukanku sudah mulai menjalankan misi Tuan, saya harap mereka tidak mengalami kesulitan.” Jawab Paulo yang juga membungkuk 90 derajat.
Rombongan Ryan melintasi tubuh kawanan Anjing dan Rubah yang tergeletak tidak sadarkan diri, mereka masih hidup namun sudah disuntik obat buatan Ryan. Setelah mereka bangun, mereka akan mulai menjadi hewan sepenuhnya lagi.
“Cek cek master Paulo. Kawanan Badak menggila.” Ucap salah satu kucing melalui HT di salah satu kucing di belakang Paulo.
“Cek cek master Paulo, kawanan Babi tidak terkendali.” Ucap kucing lain melalui HT
“Cek cek master Paulo, kawanan Tikus marah keedanan.” Ucap kucing lain melalui HT
Suasana menjadi tidak menentu, mereka tidak tahu apa yang terjadi namun sudah jelas bahwa rencana mereka mengalami kendala atau bahkan kegagalan. Diego mulai mengigit kukunya dan berkata “Sial.”
Mereka semua mematung sebentar hingga Diego memberikan intruksi.
“Baiklah, Paulo kamu susul anggotamu di lantai dua. Segera urus Badak-badak bodoh itu. Gunakan cara apapun untuk kalahkan mereka.”
“Rio kau bantu kucing di lantai tiga, Babi-babi itu pintar menembak. Tapi setahuku tidak ada yang lebih baik darimu soal urusan menggunakn senjata jarak jauh.”
“Kau manusia, bukankah yang menyerangmu adalah kawanan tikus rakus? Balaskan dendam mu. Pakaian itu dilengkapi senjata Listrik dan pelontar api. Harusnya kau tahu apa yang seharusnya dilakukan.”
“Aku akan langsung menemui Singa Tua sombong itu. Aku harap kalian segera menyelesaikan urusan kalian.”
Paulo, Rio, dan kawanan kucing membungkuk 90 derajat, sedangkan Ryan mengepal jarinya bersemangat. Dia ingin sekali menghajar tikus-tikus nyentrik yang merusak harinya. Setelah mendapatkan intruksi mereka langsung melesat memasuki gedung Raja Namja.
Lift di gedung itu berfungsi dengan baik, Ryan memasuki salah satu lift dan menekan angka empat. Dia merasa bingung karena hanya dia yang menggunakan lift, para kucing tidak bersamanya.
“Dasar kucing, selalu saja cekatan dan penuh kejutan.” Ryan bergumam. Lift langsung melesat menuju lantai empat tempat pasukan tikus berada.
Praanggggggg jendela kaca lantai dua pecah, keluar sosok Paulo yang serba hitam layaknya ninja dan assassin. Dilihatnya kawanan Badak yang sedang mabuk berat, mereka melayangkan secara serampangan gada besar ke segala arah. Pemandangan itu cukup menakutkan bahkan untuk Kucing terlatih seperti seperti bawahan Paulo. Dia melihat kucing yang menyamar sebagai Rubah sedang ketakutan di pojok ruangan.
Bugggggg satu pukulan gada mengenai perut salah satu Badak, dia memutahkan cairan dari perutnya. Dia tersungkur dan mengerang kesakitan, namun segera bangkit dan menyadari ada hal janggal yang sedang terjadi.
“Ahhh siapa kalian” Teriak Badak yang tersadar itu.
Pauloo yang menyadari bahwa Badak mempunyai ancaman yang besar segera mengeluarkan pistol berisi obat buatan Ryan. Dia langsung menembak Badak yang tersadar, peluru jarum meluncur cepat namun bisa ditahan dengan Badak yang menundukan kepalanya hingga jarum itu membentur cula Badak yang keras. Sang Badak yang marah langsung menerjang ke arah Paulo dan mengayunkan gada besarnya.
Paulo dengan gesit melompat untuk menghindar, Booommmm gada yang membentur lantai mengeluarkan suara yang keras. Badak tidak berhenti dia terus mengejar Paulo seraya mengayunkan gada besarnya. Paulo yang menyadari susahnya melawan Badak secara fisik lalu mengganti sasarannya. Dia mulai menembak ke arah leher Badak lain yang masih teler, Paulo menembak sambil menghindari serangan dari Badak yang sudah tersadar. Tembakan pertama mengenai salah satu Badak dan langsung terjatuh, tembakan kedua tepat sasaran Badak tumbang lagi, tembakan ketiga juga mengenai target dan Badak juga tumbang lagi. Tembakan keempat berhasil dihalau oleh Badak yang tersadar dengan gada besarnya.
“Aku sudah muak, siapa kamu sialan.” Teriak Badak itu
Paulo membuka jubah hitamnya, terlihat perawakan tubuh berotot yang sangat ramping. Ukurannya seperti anjing Labrador. Telianganya menjuntai ke atas, matanya kuning cerah dengan ekspresi wajah yang serius. (Paulo adalah Canadian Lynx)
Badak itu tersenyum, dia seolah mengenali siapa yang sedang dihadapanya. Sekuat tenaga dia melesat kearah Paulo dan Kembali mengayunkan gadanya. Paulo berhasil menghindar, namun serangan tidak berhenti. Badak terus mengejar Paulo. Debu berhamburan, kerikil-kerikil kecil juga mulai terlontar kemana-mana. Suasana menjadi kacau.
Paulo terus menghindar, dia sesekali melompat juga sesekali berlari. Karena termasuk spesies unggul Paulo bisa berlari dengan berdiri tegak dengan kedua kakinya seperti manusia. Dia terus berlari, hingga tidak disadarinya sang Badak bisa melompat tinggi kearahnya dan mengayunkan gada kearahnya. Namun itu sudah diperkirakan Paulo, dia sengaja berlari terus untuk mengecoh si Badak. Paulo berdiri di depan Badak yang masih teler, Booommmm gada mengenai kepala Badak yang teler. Benturan keras itu membuat gada si Badak menjadi pecah, Badak yang masih teler mengalami patah di culanya dan dia langsung tumbang.
“Brengsek kau penghianat, ayahku pasti akan marah padamu.” Ucap si Badak.
Paulo tidak mempedulikan ucapan nya, dia melompat ke arah belakang si Badak. Dia melayang sambil mengeker tengkuk Badak. Wussshhh peluru jarum melesat dan membuat Badak tumbang. Lantai dua berhasil diamankan.
“Master terima kasih sudah datang.” Ucap Kucing berpakaian Rubah yang mendekati Paulo.
“Ayo kita susul tuan Diego.” Ucap Paulo.
Di lantai 3 suasana sangat kacau. Tiga kucing yang diperintahkan Paulo sedang dikejar-kejar kawanan Babi yang sedang terangsang. Di luar dugaan para Babi yang sejak tadi menonton video bokep ternyata tidak melampiaskan hasratnya secara mandiri. Mereka terlanjur melihat kucing-kucing itu dan berusaha melampiaskan hasratnya ke mereka.
“Ayo sini kucing, aku janji cuma sebentar main sama kalian.” Ucap salah satu Babi dengan lidah menjulur dan liur terus menetes dari mulutnya.
Para babi terus mengejar kucing-kucing itu, mereka berlarian ke segala arah. Babi-babi yang tak kunjung mendapatkan incarannya, menjadi sangat kesal. Mereka langsung meraih senapan mereka dan berganti menembaki kucing-kucing terlatih itu.
“Berhentilah berlari kucing.” Teriak para Babi dengan senapan di tangan mereka.
Darrrr peluru berhasil dihindari kucing, darrrr peluru kembali ditembakan dan kembali dapat dihindari. Salah satu Babi yang kesal lalu menggunakan gatling gun dan menembaki serampangan kucing-kucing itu.
Dari arah belakang Babi yang menggunakan Gatling gun muncul dua mata hijau bersinar terang. Srekkkkk kepala Babi itu terpenggal dan menggelinding ke arah kaki salah satu Babi. Suasana lengang sementara. Babi-babi melihat kearah tubuh Babi yang roboh.
Mereka melihat seekor Kucing besar dengan pakaian serba putih yang mengibaskan katana nya, (Gerakan membersihkan darah dari gagang pedang khas Samurai.)
“Panthera Onca sialan.” Ujar salah satu Babi.
Mereka serempak menembaki Rio, sring sring terdengar suara benturan antara peluru dan katana. Rio berhasil menghalau tembakan-tembakan itu dengan memotong peluru-peluru yang menuju ke arahnya.
Secepat kilat Rio langsung menerjang ke arah salah satu Babi, srekkkk kepala Babi itu berhasil dipenggal. Suasana lengang sementara, tiga Babi yang masih hidup Kembali menembaki Rio. Dar dar dar peluru-peluru yang ditembakan mengenai dinding dan lantai, Rio berhasil menghindari tembakan-tembakan itu.
Crak crak shuriken berhasil menancap di leher salah satu Babi, senjata itu sangat beracun. Babi itu langsung tumbang, tersisa dua.
“Argghhhhhhhhhhhhh” Teriak Babi yang marah dan menembaki dengan membabi buta.
Rio kembali menghindar, sesekali dia menebas pelurunya sesekali bergerak santai dengan menggeser bahunya. Seolah-olah dia melihat laju perluru secara slow motion. Rio kembali menerjang maju. Srekkk kali ini dia berhasil menebas tubuh salah satu babi secara vertikal. Babi itu terbelah menjadi dua.
Darah sekarang ada dimana-mana, Babi terakhir yang kadung sangat marah segera menuju ke mesin gatling gun. Dia menembaki Rio dengan brutal. Rio berusaha menghalau tembakan itu dengan menebas peluru-peluru yang menuju ke arahnya. Peluru terus ditembakan, Rio yang merasa tidak mungkin menebas semua peluru, kemudian menghindar dengan berlari ke segala arah. Para kucing meringkuk ketakutan dengan tangan menutupi kepala mereka.
“Aku akan mengakhirimu di sini Kucing sialan, aku akan membalaskan dendam pangeran ketiga.” Ujar Babi itu dengan sangat marahh.
Gatling gan terus melontarkan peluru, Rio terus-terusan menghindar dengan lincah. Tepat saat gatling gun berhenti menembak karena kehabisan peluru. Sringggg Rio langsung menerjang ke arah Babi dan berhasil menusuk jantungnya.Darah keluar dari mulut Babi.
“Ucapkan salamku ke Pangeran Ketiga mu, di neraka.” Ujar Rio yang menyeringai.
Para Babi akhirnya tumbang, lantai tiga berhasil diamankan.
“Tuan Rio, bukankah kita tidak boleh membunuh sesamabinatang?” Ujar salah satu kucing yang berjalan mendekat ke arah Rio.
“Aku tidak membunuh binatang, aku membunuh setan-setan yang jika tidak dibiarkan akan merusak segalanya. Aku percaya Babi tua itu pasti akan marah dan mencoba membalaskan dendamnya lagi.” Ucap Rio.
“Tapi sudahlah, lebih baik sekarang kita segera menyusul Tuan Diego.” Ucap Rio
Para kucing mengangguk dan mereka langsung menuju lantai berikutnya.
Pintu lift terbuka, Ryan sampai di lantai empat tempat para Tikus berada. Pranggg sebuah nampan makanan terlempar ke arah Ryan yang masih berada di dalam lift. Lantai empat berisi kawanan tikus berjumlah seitar 30. Mereka sedang bertengkar satu sama lain merebutkan giliran memasuki toilet.
“Aku duluan, aku udah ga kuat.” Ujar salah satu tikus
“Aku lebih putih dan lebih tua, harusnya aku duluan.” Ujar yang lain.
Mereka terus-terus bertengkar hingga saling menyerang dengan pedang anggar mereka. Suasana sangat kacau, dua ekor Kucing yang ditugaskan untuk menangani para Tikus melompat dari atas dan mendarat di samping Ryan.
“Mereka sangat kacau Manusia. Jika dibiarkan mereka akan saling bunuh.” Ucap salah satu kucing.
“Benar, kita harus segera meringkus mereka.” Balas Ryan.
Ryan yang menggunakan baju khusus berwarna putih dengan motif api merah dan putih segera menyiapkan obat anti evolusi. Dia memasukan obat yang sudah berada di peluru berbentu tabung kecil dengan ujung jarum ke dalam pistol.
“Ahh kau manusia yang kabur.”
Tiba-tiba terdengar ucapa dari salah satu Tikus dengan topi cowboynya. Dia dengan santai berjalan ke arah Ryan dengan cerutu kecil di mulutnya.
“Lama sekali Diego.” Ucap tikus itu dengan senyum menyeringai.
“Baiklah, kalo begitu. Segera tembak tikus-tikus sialan itu.” Ucap sang Tikus.
Ryan terkejut dengan ucapan dari tikus itu, namun dia harus segera bertindak. Ryan menembaki tikus-tikus dengan pistolnya. Dia juga dibantu oleh dua kucing yang berada disampingnya.
Ke dua puluh Sembilan tikus berhasil diringkus. Sekarang hanya tingggal satu tikus parlente di depannya.
“Tidak perlu kaget dan khawatir. Aku dipihak kalian, aku teman Diego. Namaku Matteo.” Ucap Tikus itu.
“Apakah ucapanmu bisa dipercaya?”. Teriak Ryan yang menodongkan pistol ke arah Tikus di depannya.
“Kau pikir mengapa aku yang datang ke pertemuan kalian ketika sedag membahas pembuatan obat, seharusnya badak akan lebih efektif untuk menangani kalian. Juga darimana Paulo mengerti kondisi gedung ini? Semuanya adalah rencana Tuan Diego” Matteo tersenyum tipis
Ryan berfikir sejenak, dia bimbang antara harus percaya atau tidak dengan tikus dihadapannya.
“Sudahlah, ayo segera susul Diego. Raja Namja dan Tigreas akan sangat sulit dihadapi Diego sendirian.” Ujar Matteo
Mereka segera menuju ke lantai terakhir tempat Raja Namja menahan Sarah
“Ahhhh si bodoh Diego” Ucap Raja Namja saat Diego memasuki ruangan di lantai lima tempat Sarah ditahan.
“Kapan kau akan mengakhiri kegilaanmu, Singa Tua?”Ucap Diego dengan eskpresi wajah serius.
“Kegilaan? Kau pikir yang aku lakukan adalah hal yang gila?” Raja Namja beranjak dari duduknya. Dia meletakan cerutunya di atas meja, lalu berjalan ke arah layar besar di depan jendela.
“Lihatlah ini.” Raja Namja menyalakan layar besar itu dan terlihatlah banyak gambar.
“Ini adalah daftar hewan, tumbuhan dan lahan bumi yang sudah punah dan habis , jumlahnya sangat banyak. Kau pikirmereka punah karena mereka lemah? ” Tanya Raja Namja.
“Tidak tidak tidak, mereka punah karena ulah umat manusia.” Raja Namja menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Sekarang coba bayangkan, bumi sudah berumur milyaran tahun. Selama itu tidak ada malapetaka yang benar-benar bisa memusnahkan penghuninya. Planet ini sudah mengalami lima kali kepunahan masal sejak era purba. Namun tetap saja semua makhluk hidup selalu mampu menemukan cara untuk tetap hidup. Namun sejak kedatangan manusia dari langit yang jauh, semua menjadi berubah. Sekarang tidak ada system pertahanan makhuk hidup yang mampu bertahan dari malapetaka yang diciptakan manusia.” Raja Namja berbicara dengan berwibawa.
Diego menghela nafas Panjang dan menutup matanya lantas mulai berbicara.
“Kau benar Raja Namja, manusia memang perusak. Mereka tidak tahu mana yang benar dan salah. Mereka selalu menganggap jika sesuatu bermanfaat untuk mereka maka itu adalah hal yang baik, namun jika sebaliknya itu adalah hal yang buruk.”
“LALU KENAPA KAU TERUS MELAWANKU DAN MEMBANTU MANUSIA.” Teriak Raja Namja.
Teriakan sangat kencang hingga membuat Diego, Sarah, dan Tigreas terbelalak. Teriakan yang sangat menakutkan, dari efeknya sudah jelas ini adalah teriakan dari makhluk yang bisa meremukan banyak hal. Paulo, Ryan, Rio, Matteo, dan kucing-kucing lainnya yang sedang dalam perjalanan menyusul Diego terhenti sejenak. Suara Raja Namja seperti sengatan Listrik yang merembet ke dada mereka.
“Ekhhhmmm ekhhhmmm. Maafkan aku, diumurku yang sudah tua ini sangat mudah terpancing amarah. Sekarang sebagai sesame pria, aku minta kau serahkan alat itu Diego.”Ucap Raja Namja yang melembutkan suaranya.
“Maaf Namja, aku tidak bisa melakukannya. Memang betul manusia adalah perusak, mereka juga bukan asli bumi, mereka adalah penduduk dari tanah yang asing di langit jauh sana. Tapi manusia juga adalah penyelamat yang paling dibutuhkan Bumi, banyak hal yang tidak bisa dilakukan binatang tapi bisa dilakukan manusia. Bagaimanapun Bumi masih membutuhkan manusia.” Ujar Diego
“Omong kosong. Dengan adanya kita para binatang yang sudah berevolusi, kita bisa menjaga bumi lebih baik daripada manusia. Sekarang kita sudah sama cerdasnya dengan mereka Diego.” Muka Raja Namja memerah, namun dia masih berbicara dengan suara yang agak lembut.
“Kau salah singa tua, kita sekarang memang berevolusi dan sudah mendekati manusia. Namun yang kita miliki hanyalah kecerdasan manusia. Kita tidak mempunyai hal yang paling penting dalam diri manusia. Yaitu kasih sayang umat manusia, percayalah kasih saying umat manusia mampu menyelamatkan apa saja. Tidak seperti kita yang otoritasnya hanya di darat, mereka manusia bisa berbuat hal yang besar di darat, laut, dan udara.”
Di tengah-tengah perdebatan, Ryan berhasil menyusul Diego.
“Sarahhhh.” Ryan berteriak ke arah perempuan yang sedang diikiat di kursi.
“Akhirnya kau datang manusia.” Ucap Raja Namja yang tersenyum menyeringai
“Apa yang kau lakukan padanga Singa, cepat lepaskan dia.” Ryan berbicara dengan marah.
“Sebaiknya kita menghentikan perdebatan ini Diego. Maafkan aku, walaupun kamu adalah adalah salah satu dari tiga hewan kesayangan Sang Dewa. Namun aku harus mentagmu kali ini, cepat serahkan alat penyebar virus dan obat anti evolusi itu.” Ucap Raja Namja.
“Pendirianku masih sama, aku tidak akan menyerahkan nya padamu Singa Tua.” Jawab Diego dengan tenang.
“Baiklah, jika itu kemauanmu. Aku tidak punya pilihan selain menggunakan kekerasan. Tigreas kau urus manusia itu, aku akan urus Kucing bodoh ini.” Raja Namja melepaskan tuxedo nya dan mulai menyingsingkan lengan kemejanya.
Tigreas menghunuskan katananya dan berjalan ke arah Ryan. Ryan dan Diego mulai mundur beberapa langkah. Raja Namja dan Tigreas melesat, sang Singa dengan tinjunya dan harimau dengan tebasan katananya.
Bammmm tinju kuat Raja tertahan sesuatu. Sranggggggg katana Tigreas berbenturan dengan katana lain.
“Maafkan aku temanku, sepertinya aku tidak terlambat kan.” Ujar penahan tinju Raja Namja.
“Akhirnya kau datang juga.” Ucap Diego tersenyum tipis.
Tinju Raja Namja ditahan oleh telapak tangan serigala besar berwarna abu-abu.
Katana Tigreas berbenturan dengan katana milik Rio. Mereka tersenyum. “Akhirnya kita bertemu Jaguar kurang ajar.”Ucap Tigreas. “Jangan tidak sopan begitu Harimau, ingatlah kamu itu juniroku.”
Diego berlari menghampiri Ryan yang terjatuh terduduk,
“Cepatlah manusia kita menyingkir dari sini. Ini akan menjadi tempat pertarungan yang hebat.” Ucap Diego.
Ryan melepaskan ikatan Sarah dan menepi ke ujung ruangan, mereka berkumpul dengan Diego dan Paulo serta sang tikus yang sudah duluan di sana.
“Diego, siapa serigala itu?” Tanya Ryan
“Namanya Oskar. Dia adalah teman baikku, salah satu hewan terkuat dan paling pintar dari keluarga Canidae. Dia yang aku telfon sebelum berangkat kesini” Jawab Diego.
Empat petarung binatang yang di tengah ruangan sudah saling melepaskan konfrontasi mereka, sekarang mereka sedang dalam posisi siap menerkam. Herrrrmmmm Singa menggeram dengan marah dan melesat ke arah serigala atletis di depannya. Dia melepaskan sabetan cakar, namun berhasil dihindari Srigala.
Tigreas melesat ke arah Rio dan melepaskan tebasan vertikak ke bawah, tebasan itu bisa dihindari dengan mudah. Rio tidak membalas, justru dia menyarungkan pedangnya dan berlari ke arah jendela.
“Heyyy mau kemana kau Jagur kurang ajar” Teriak Tigreas marah.
“Hahaha hahaha ayolah kita bersenang-senang di luar.”Ucap Rio yang berlari sambil ketawa meledek. Dia pecahkan kaca di depannya da melompat. Tigreas yang kadung marah menyusulnya dari belakang.
Prangggg kedua kucing Tangguh itu keluar dari jendela, mereka menuruni gedung dengan menggunakan kuku mereka yang dibaretkan ke besi-besi kerangka gedung untuk menghambat kejatuhan mereka. Sampai di dasar gedung mereka melanjutkan pertarungan antar ahli pedang.
“Kau siap senior.” Tigreas menarik katana dari sarungnya, dia dalam kondisi sepenuhnya konsentrasi.
“Semoga kau menghiburku kali ini junior bodoh.” Rio menarik katannya, gayanya masih santai.
Sraaangggg benturan dua katan terjadi, disusul denganserangan tebasan miring dari kanan atas yang dilakukan oleh Tigreas. Rio berhasil menghindari tebasan itu, Tigreas tidak berhenti dia terus mengarahkan tebasan kali ini horizontal ke arah kanan dan bisa dihindari Rio.
Tebasan dari Tigreas menjadi bertubu-tubu, Horizontal kanan dan kiri, tebasan melintang ke kanan atas dan bawah, juga melintang ke kiri atas dan kanan bawah. Semua serangan dilancarkan degan tenaga yang luar biasa. Namun serangan itu berhasil Rio hindari dengan sangat mudah, seakan-akan serangan kuat itu bukan apa-apa dihadapannya.
Tigreas sangat marah, dia kembali mengerahkan kemampuannya. Dia kembali melancrakan serangan tebasan dengan pola yang sama namun dengan kecepatan dua kali lipat. Serangan itu sangat cepat, namun masih saja dapat dihindar dengan sangat mudah oleh Rio.
Memuncak amarah Tigreas, dia mengerahkan seluruhkemampuannya. Dia lancarkan serangan tebasan dengan pola yang sama namun dengan kecepatan tigas kali lipat. Serangan itu sangat cepat, namun masih saja dapat dihindar dengan sangat mudah oleh Rio.
Booommm Rio berhasil menendang perut Tigreas dengan lututnya, Tigreas jatuh dengan kedua lutut lebih dulu meyentuhtanah. Rio sedikit melompat be belakang, posisinya sekarang sekitar tiga meter dari Tigreas.
“Aku terkejut, kemampuanmu sekarang meningkat. Namun tetap saja tidak ada daya juang di pedangmu. ” Ucap Rio
“Aku tidak bisa membunuhmu karena janjiku pada Layla, jadi tidurlah sekarang.” Ujar Rio dengan tenang.
Rio kemudia memposisikan katananya ke depan, posisi menunjuk ke arah Tigreas dengan Katana yang lurus mengarah ke kepala Tigreas. Di balikan katananya sehingga punggung katananya sekarang ada di bawah.
Wushhhhhh secepat kilat Rio menyambar Tigreas, dia mendaratkan tebasa horizontal ke arah kanan tepat mengenai kepala Tigreas. Harimau perkasa itu tumbang dengan mata yang memutih, dia hidup namun tidak sadarkan diri.
“Beristirahatlah adik.” Ucap Rio sambil menyarungkan pedangnya.
Sabetan cakar singa bisa dihindari serigala dengan baik, disusul dengan pukulan hook dari serigala yang tepat mengenai pipi singa.
“Gaya tinju manusai yah.” Raja Namja tersnyum setelah menyentuh pipinya. Dia lihat serigala yang sedang dalam kuda-kuda tinju Captain Hook (Gaya Tinju Roy Jones jr.)
“Aku dengar saat kau di sirkus, kau senang melihat manusia berlatih tinju Raja Namja. Jadi aku inget mencoba kemampuanmu.” Ucap Oskar dengan tengil.
“Baiklah, aku kabulkan keinginanmu.” Raja Namja melompat-lompat kecil, langkahnya ringan dan kedua tanggannya berada di bawah. (Gaya Tinju Muhammad Ali.)
Dia melesat ke arah Oskar dengan cepat, hook berhasil dihindari Oskar. Disusul dengan upper cut yang juga bisa dihindari. Oskar membalas serangan itu dengan melayangkan hook yang bisa dihindari Raja Namja.
Oskar lalu melayangkan banyak serangan bertubi-tubi, hooh , jab, upper cut semuanya dikerahkan dan terus berulanghingga tidak terhitung berapa kali jumlah serangan yang dilayangkan Oskar.
Menariknya semua serangan Oskar mampu dihindari Raja Namja dengan mudah, gerakannya sangat gesit dan terlalu lincah untuk ukuran makhluk besar dan kekar. Bugggggg hookmengarah ke kepala Oskar, namun bisa ditahan dengan dua kepala tangan Oskar yang diposisikan di depan kepala. Oskar terdorong mundur beberapa langkah.
“Sekarang berhenti main-mainnya.” Ucap Raja Namja.
Dia melesat ke arah Oskar dan melayangkan banyak pukulan, Oskar sigap menaikan pertahanannya. Jab, Hook, Jab, Hook kedua jenis pukulan itu terus dilayangkan bertubi-tubu oleh Raja Namja. Oskar tidak bisa berkutik dan terus memposisikan sikap pertahanannya. Kedua tangannya sudah mulai lebam dan membengkak, namun dia tidak bisa menurunkan pertahanannya atau kepalanya akan menjadi sasaran empuk dari pukulan buas itu.
Raja Namja masih terus memukuli Oskar, namun terlihat celah sekarang. Kecepatan pukulan Raja Namja menurun, tepat saat tinju kanan Raja Namja ditarik untuk melancarkan pukulan kuat. Oskar memundurkan kaki kananya dan menarik tangan kanannya, dia berusaha melancarkan counter punch. Namun saying itu adalah bagian rencana Raja Namja. Tepat saat pertahanan Oskar terbuka, boookkkkk tinju kiri Raja Namja mengenai perut Oskar. Pukulan itu sangat keras hingga membuat Oskar jatuh tersungkur dan mengerang kesakitan.
“Aku kira kau setangguh reputasimu serigala, ternyata hanya segini kemampuanmu.” Ucap Raja Namja dengan dagu meninggi dan tatapan tajam ke arah bawah tempat Oskar berada.
Tepat saat ingin mengakhiri Oskar dengan ancang-ancang pukulan, tiba-tiba sabetan katana mengarah ke Raja Namja. Tebasan katana itu sukses dihindari.
“Ohh Rio. Sudah kuduga Tigreas tidak mungkin bisa mengalahkanmu.” Ucap Raja Namja.
Rio tidak membalas kalimat itu, dan langsung melesatkan menebaskan katanya ke arah Raja Namja. Tebasan itu dapat dihindari dengan mudah, lalu tebasan semakin banyak dikerahkan dan semuanya berhasil dihindari dengan mudah oleh sang Singa perkasa.
Buuuuggggg sebuah pukulan mendarat di pipi kiri Raja Namja. Pukulan itu berasal dari Oskar yang sudah pulih dan bangkit. Sekarang pertarungan menjadi dua lawan satu.
Tanpa fa fi fu, mereka langsung baku hantam. Pukulan dilayangkan, tebasan juga dilayangkan oleh tiga petarung. Semua serangan tidak ada yang saling kena, pertarungan semakin sengin, tidak ada yang melemah.
Baggggggg Body Punch mengenai Oskar, dia ditendang oleh Raja Namja hingga terlempar jauh. Pertarungan terus dilanjutkan sekarang tinggal tinju dan katana yang beradu. Rio dengan beringas melayangkan banyak tebasan ke arah Raja Namja, srekkkkk satu tebasan vertical mengenai wajah kiri Raja Namja, tebasan itu membuat mata kirinya menjadi rusak.
Raja Namja terlihat sangat marah, dan menerjang Rio. Pukulan dilayangkan, Rio menahan dengan menjadikan Katana sebagai perisai. Namun pukulan itu sangat kuat, Katana Rio pecah dan pukulan mengenai wajah Rio dan membuatnya terlempar jauh.
“Waaaarrrrrrgggggghhhhhhh” Raja Namja meraung sekuat tenaga. Teriakan nya snagat kuat hingga membuat semua yang menyaksikan pertarungannya menutup telinga.
“KAU LIHAT DIEGO, AKULAH YANG PALING KUAT. TIDAK ADA YANG BISA MENGALAHKANKU. SEKARANG TUNDUKLAH PADAUK. DAN SEGERA SERAHKAN ALAT PEMANCAR VIRUS ITU.” Raja Namja berteriak ke arah Diego
Raja Namja dengan mata merah menyala dan mengerang berjalan ke rombongan yang dari tadi menonton, cara berjalan Raja Namja sangat mengintimidasi. Ryan mencoba menembak Raja Namja namun berhasil dihindari, Paulo juga mencoba menembak namun berhasil dihindari, Matteo melompat berusahan menusukan pedang anggarnya namun tubuhnya berhasil ditampar oleh Raja Namja dan terlempar jauh. Mereka tersudut dan ketakutan melihat raksasa berjalan ke arah mereka.Jarak semakin dekat, sekarang tersisa satu meter. Lalu
Tiba-tiba Raja Namja terbelalak, dia memegang lehernya dan menarik peluru berbentuk jarum suntik dari lehernya. Dia terjatuh tersungkur.
“Halllo Bossssss” HT kecil dibaju Diego berbunyi.
“Chetaraaaa, kenapa lama sekali?” Tanya Diego
“Maaf Bos, banyak kerjaan.” Ucap Seekor Chetah dari atas gedung sebelah dengan senjata Artic Warfare Magnum.
“Apa yang terjadi?” Tanya Ryan.
“Dia salah satu yang aku hubungi sebelum kita berangkat kesini.” Ucap Diego
Bahaya sudah berlalu, Ryan menyuntikan obat ke Raja Namja. Dalam waktu beberapa hari Singa raksasa itu akan kembali ke bentuk hewan sejati.
Setelah semua mereda, pasukan yang kebanyakan babak belur itu keluar dari gedung penyekapan itu. Saat mereka mendekati mobil untuk kembali ke markas.
“Bos bos gawat. Alat pemancar dicuri. Markas sudah hancur.” Ucap salah satu kucing melalui HT kecil di baju Diegooo
“Hahhh siapa pelakunya.” Ucap Diego yang panik.
“Raja Rhinoooo dan Raja Babbbbbbb. Strakkkk” jaringanterputus
TAMAT
Leave a Review