Penulis : Aulia Prasetya, S.Pd (Yang pernah Ber HMI)
Sebagai organisasi yang telah berdiri sejak 05 Februari 1947, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memiliki sejarah panjang dalam melahirkan intelektual-intelektual muda yang kritis, berani melawan arus, dan menjadi motor perubahan bagi bangsa ini. Organisasi ini tidak hanya dikenal sebagai wadah kaderisasi, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam mengawal keadilan, menuntut transparansi, dan memperjuangkan hak-hak masyarakat. Selamat Milad HMI! Hari ini menjadi momen refleksi bagi kita semua untuk menilai kembali peran dan kontribusi HMI di tengah dinamika bangsa yang terus berubah.
Namun, dalam momen milad kali ini, kita juga harus menghadapi kenyataan yang agak menggelisahkan. Suara kritis HMI yang dulu begitu lantang menggema kini semakin melemah. Idealisme yang semestinya menjadi ruh utama organisasi ini perlahan memudar, dan HMI mulai terjebak dalam kenyamanan, cenderung pasif, dan terperangkap dalam pragmatisme. Dulu, HMI dikenal sebagai lokomotif perubahan, tetapi kini tak jarang kita melihatnya lebih sibuk dengan kegiatan seremonial, ketimbang terjun langsung menyelesaikan persoalan sosial dan politik yang ada.
Apa yang salah? Di mana suara kritis itu? Mengapa HMI yang dulunya menjadi ujung tombak perjuangan, kini mulai kehilangan arah? Salah satu penyebabnya adalah pergeseran fokus dalam internal HMI. Banyak kader yang mulai terfokus pada pencapaian posisi atau ambisi pribadi, bukannya memperjuangkan nilai-nilai ideal yang dulu digelorakan. Semangat kritis dan perjuangan untuk keadilan sosial, yang semestinya menjadi nafas HMI, kini terasa redup.
Selamat Milad HMI! Hari ini harus menjadi titik balik bagi kita semua. HMI harus kembali pada khittah-nya menjadi organisasi yang berani mengkritisi kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat dan bangsa ini. Jangan biarkan organisasi ini hanya menjadi simbol tanpa makna, tanpa gerakan nyata yang mengarah pada perubahan. Kader HMI harus kembali menjadikan organisasi ini sebagai kekuatan intelektual yang mampu melawan ketidakadilan dan ketimpangan yang ada.
HMI harus bangkit kembali sebagai organisasi yang menggali solusi terhadap persoalan besar bangsa ini. Baik dalam bidang ekonomi, politik, hukum, maupun sosial. Kader-kader HMI yang dulunya selalu menjadi pilar pergerakan, yang selalu menuntut perubahan, harus kembali memperjuangkan hak-hak rakyat yang terpinggirkan. Suara kritis HMI harus kembali tegas, menjadi refleksi dari perjuangan yang tidak takut untuk berhadapan dengan kekuasaan yang tidak berpihak pada keadilan.
HMI, jangan biarkan kehilangan ruh perjuangannya! Saatnya kembali menjadi motor perubahan, menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kebenaran, bukan sekadar menjadi simbol tanpa substansi. Kader HMI harus berani melawan arus kepentingan pragmatis dan kembali memperjuangkan idealisme yang telah menjadi identitas organisasi ini.
Semoga pada milad kali ini, HMI mampu menatap masa depan dengan penuh semangat, kembali menghidupkan nilai-nilai perjuangan yang telah membesarkan organisasi ini. Yakusa!
Leave a Review