PWRI Aceh Barat Gelar Muskab Ke-III Sekaligus Pengukuhan Pengurus Periode 2025-2030

Katacyber.com | Meulaboh – Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Aceh Barat menggelar musyawarah kabupaten ke-III sekaligus pengukuhan pengurusan baru masa tugas Tahun 2025-2030. Kegiatan berlangsung di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat, Kamis (23/1/2025).

Kegiatan yang dilaksanakan selama satu hari penuh ini mengangkat tema “melalui Muskab memperkokoh persatuan dan kesatuan organisasi PWRI yang kuat dan mandiri”.

Ketua panitia kegiatan Drs. H. Tabrani Usman,MM dalam sambutannya mengatakan bahwa musyawarah PWRI kabupaten Aceh Barat ini merupakan kekuasaan tertinggi yang diselenggarakan dalam waktu lima tahun sekali dengan tujuannya adalah, pertama untuk mengevaluasi program-program kerja atau kegiatan-kegiatan periode sebelumnya, yang kedua adalah untuk memilih ketua atau pengurus PWRI periode 2025-2030.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menyusun program kerja dan atau merumuskan kegiatan lainnya yang bersifat strategis bagi organisasi.

Tabrani menambahkan, adapun peserta yang hadir dalam muscab ini sebanyak 150 orang yang terdiri dari pada undangan dan unsur dari PWRI Provinsi serta kabupaten Aceh Barat.

Ia menjelaskan, bahwa waktu dan tempat pelaksanaannya, kegiatan musyawarah ini akan diselenggarakan dalam satu hari penuh dengan dibagi 3 sesi. Sesi pertama adalah pembukaan yang sedang kita laksanakan pagi ini, kedua pada siang kita akan melaksanakan sidang-sidang atau rapat pleno, kemudian sesi terakhir pada sore hari kita akan melakukan pelantikan atau pengukuhan pengurus baru PWRI Aceh Barat sekaligus penutupan kegiatan pada hari ini.

“Dalam pelaksanaan muscab ketiga ini, kami memperoleh banyak dukungan dan bantuan terutama sumbangan-sumbangan dari pihak dinas lembaga daerah, kemudian juga dari pemerintah Kabupaten Aceh Barat baik berupa materi maupun non materi sehingga dapat terlaksananya kegiatan ini secara baik, ujarnya.

Lanjutnya, oleh karena itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu menyukseskan kegiatan muscab ketiga PWRI Aceh Barat.

Foto: Ketua PWRI Aceh Barat, Zuriat Suparjo saat memberikan sambutan (Doc/GM)

Sementara itu, Ketua PWRI Aceh Barat periode 2019-2024 Zuriat Suparjo dalam sambutannya menyampaikan bahwa PWRI Aceh Barat mulai populer atau aktif kembali yaitu akhir November Tahun 2022. “Sebelumnya memang stempel pun tidak nampak, sehingga pada akhirnya massa sampai 2024 ini sudah mulai bangkit kembali,” ucapnya.

Sebelumnya, kata Suparjo, pada tahun 2023 PWRI mendapat support saat pak Mahdi Effendi menjadi PJ Bupati hingga massa tugasnya di Aceh Barat selesai, saat itu periode kita sudah habis, akan tapi dikarenakan ada kasih sayang sehingga PWRI ditambah satu tahun lagi masa tugasnya sehingga dari masa Pak Mahdi bersambut pada masa Pak Azwardi. Pada masa PJ sekarang supernya luar biasa juga, hal ini tidak lain tidak bukan ini merupakan dukungan dari dalam pemerintah sebagai figurnya yaitu dari bapak sekda Aceh Barat Marhaban,SE.

“Perlu diketahui bahwa massa purna bakti pak sekda akan berakhir di bulan Mei, kemudian Bupati baru akan dilantik bisa dikatakan pada bulan Maret, kami berharap di masa kepemimpinan Pak sekda Pak Marwan selaku sekda Aceh Barat kami ingin menitipkan PWRI Aceh Barat untuk diserahkan kepada bupati dan wakil bupati terpilih nantinya sekaligus beliau pada bulan 5 itu Pak Marhaban resmi menjadi anggota PWRI Aceh Barat,” ungkapnya.Sebenarnya, tambah Suparjo, kami berkeinginan musda ini diundur sampai bulan Agustus sehingga saat Pak sekda mau berakhir masa purna tugasnya langsung menjabat sebagai ketua PWRI, namun dikarenakan pelaksanaan muskab dilaksanakan pada hari ini sehingga pak sekda dan tetap menjadi bagian dari keluarga besar PWRI yaitu sebagai penasehat dan tidak dipungkiri ke depannya Pak maraban akan memimpin PWRI di periode selanjutnya.

Akhirnya sambutannya, Suparjo berpesan, siapapun yang menjadi ketua PWRI selanjutnya dapat membawa PWRI Aceh Barat yang lebih baik dari pada sebelumnya dan ini menjadi harapan kita semua.

Foto: Ketua PWRI Aceh, Drs. Idrus Hayat, M.Si (Doc/GM)

Ditempat yang sama, Ketua PWRI Aceh Drs. Idrus Hayat, M.Si dalam sambutannya mengatakan bahwa untuk diketahui bersama seluruh pengurus dan anggota PWRI baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun kecamatan hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai wujud ekspresi terhadap cinta kepada tanah air dan setia untuk perjuangan dan pembangunan bangsa dan negara.

“Perlu diketahui, kami dari PWRI provinsi Aceh dan kabupaten serta teman sejawat wredatama pembangunan yang hadir di sini semuanya kami menyampaikan masih tetap mencintai tanah air dan setia untuk perjuangan bangsa dan negara,” imbuhnya.

Ia menerangkan bahwa, PWRI adalah organisasi kemasyarakatan pensiunan sipil yang bersifat nasional menjunjung tinggi persatuan kesatuan hak asasi manusia yang, mandiri, demokrasi dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan anggota PWRI pensiunan dan keluarga serta masyarakat.

“Saya melihat semangat yang lahir daripada purna bakti masih segar bugar walaupun seperti yang dikatakan ketua PWRI Aceh Barat sudah “kakek nenek” akan tetapi tidak terlihat, namun yang terlihat dari rasa cinta dan semangat tanah airnya meski kulit dan fisik sudah tidak mudah lagi,” tuturnya.

Dengan demikian, Kata Idrus, upaya-upaya yang seperti inilah merupakan bagian daripada kita pengurus PWRI, masa seperti inilah yang membawa kita sehat seperti pepatah mengatakan “Health doesn’t always come from medicine but from laughter, love and mutual affection” sehat itu tidak selamanya dari obat tetapi dari canda tawa kasih dan saling memberi kasih sayang seperti silaturahmi hari ini.

Tambahnya, Bapak ibu hadirin yang kami muliakan bahwasanya PWRI ini ada di pusat ada di provinsi ada di Kabupaten dan ada juga di kecamatan, artinya semua mantan PNS, semua mantan BUMN itu tidak setelah pensiun mutlak tidak bekerja di kantor akan tetapi dapat beraktivitas dan berkreativitas di tempat-tempat lain.

“Saya ingin mengingatkan bahwasanya peran purna Bakti kita ketahui punya pengalaman baik secara pemerintahan maupun pembangunan. Ada kewajiban kita untuk selalu berperan aktif di dalam kehidupan bermasyarakat seperti menjadi penasehat desa, penasehat anak-anak muda dan masih banyak lagi sehingga kita tidak hanya hilang masa tugas akan tetapi kita harus selalu hadir di tengah-tengah masyarakat untuk selalu men-support serta memberikan arahan yang terbaik kepada generasi generasi yang selanjutnya,” jelas Idrus.

Jadi, setelah purna Bakti tidak mutlak bagi kita untuk libur atau berhenti beraktivitas. “Pengabdian itu enteng dan pengabdian itu bisa di mana saja tidak perlu membutuhkan jabatan, gelar tapi ia lahir dari naluri hati kasih sayang dan cinta ,” tutupnya.

KataCyber adalah media siber yang menyediakan informasi terpercaya, aktual, dan akurat. Dikelola dengan baik demi tercapainya nilai-nilai jurnalistik murni. Ikuti Sosial Media Kami untuk berinteraksi