Kampus UMMAH Fakultas Ilmu Pendidikan dinilai Pilih Kasih, Ketua HiMa PPKn Fauzan Akbar Angkat Bicara

Katacyber.com | Aceh Tengah — Ketua HiMa PPKn (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) Fauzan Akbar menilai dari sudut pandang ada kejanggalan yang tidak biasa di lingkungan kampus bilamana dibiarkan akan menimbulkan hukum kausalitas “kecemburuan antar mahasiswa” yang dapat menggangu proses belajar-mengajar.

Fauzan menjelaskan sedikit ulasan sejarah mengenai kampus. “Kita tampaknya harus berbalik kembali kebelakang dan mengucapakan terimakasih kepada STKIP-MAT yang pernah dipimpin bapak Mirwansyah, S.E., M.Si sejak tahun 2013-2017 lalu yang telah bertransformasi menjadi Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh dengan program studi PPKn dan Ekonomi yang jadi modal gabungan tepat pada tahun 2021 silam,” ujar Fauzan melalui pernyataan tertulisnya kepada media ini. Jumat (10/1/2025).

“Selanjutnya melihat aspek-aspek yang dasar sejauh pengalaman seyogyanya prodi PPKn dan Ekonomi lebih diperhatikan dibanding program studi Penjaskes dan Bahasa Inggris hal ini merujuk pada torehan melahirkan sarjanawan/ti sejak tahun 2005 hingga tahun 2021, sedangkan program studi Penjaskes dan Bahasa Inggris masih berjalan 3 tahun, saya pikir ini perlu pertimbangan matang,” jelas Fauzan.

Fauzan bukan bermaksud mendiskreditkan apalagi menyudutkan program studi lain bapak Dekan FIP Zainal Abidin dan Kaprodi sekalian, seharusnya bapak Dekan dan Kaprodi melihat skala prioritas itu perlu agar optimalisasi satu dengan yang lain. Kami prodi PPKn tindak ingin ada kalimat berbunyi “Penjas itu berprestasi, Bahasa Inggris itu menguasai”, hal ini bisa jadi bomerang di hari kemudian,” ungkap Fauzan.

Sejarah kampus itu perlu renungan nan perhatian intens ingat kata pepatah “Jangan jadi Kacang Lupa Kulitnya” ditambah kutipan Presiden RI Ir. Soekarno “Jas Merah” (Jangan Lupakan Sejarah ).

“Selanjutnya fasilitas terarah secara efisien dan transparan tanpa pilih kasih untuk jurusan tertentu. Kami melihat teman-teman Bahasa Inggris dan Penjaskes tiap bulannya ada akses pelatihan, tour daerah, workshop pun Penjaskes alat-alat praga, praktek dan turnamen juga diaminkan, lalu prodi PPKn dan Ekonomi bagaimana? minimal praktek, workshop, diskusi kedaerahan dan menjembatani tukar-pikiran antar tokoh di fasilitasi.” Jelas Fauzan.

“Kemudian program pertukaran mahasiswa/i harus dengan mekanisme fidback yang benar betul membangun negeri kalau bisa bekerjasama dengan negara maju dan berkembang, kita syukuri langkah-langkah sembari PPL dan KKN Internasional ke Thailand tiap tahunnya diikat terus. Seleksi yang clear and clean dari kepentingan untuk keberangkatan mahasiswa/i perlu perhatian dan pengawasan yang sesuai standar kualitas dan kuantitas jangan sampai ada ungkapan “anak emas” di kampus kita. Bulan Februari 2025 yang akan datang kampus kita akan memberangkatkan mahasiswa/i semester 5 dan 3 dari masing-masing Prodi untuk pertukaran mahasiswa ke Thailand Selatan, nah ini momentum baik namun Prodi PPKn tidak dilibatkan timbul lagi tanda tanya, apakah karena tahun 2022 lalu dari prodi PPKn yang diberangkatkan ke Thailand PPL dan KKN Internasional jadi bergantian tanpa info yang jelas bagaimana ini bapak Dekan FIP dan Kaprodi sekalian?,” sambungnya.

Dia juga menjelaskan bahwa tepat di kamis, 9-Januari-2025 saya dan Rahmatan pada pukul 12.15 WIB komunikasi dengan Kaprodi PPKn bapak Murthada, S.IP., M.S.M. kami mempertanyakan apakah prodi PPKn dilibatkan soal keberangkatan, beliau mengatakan tidak ada info terkait pengiriman pertukaran mahasiswa ke Thailand yang ada Summer dari pihak mereka di Takengon. “Saya sama sekali tidak tahu info pertukaran mahasiswa ke Thailand bulan Februari mendatang,” ucap Murthada.

“Nah, disini kami butuh kejelasan dan transparansi bapak Dekan FIP Zainal Abidin S.Pd., M.Pd. dan Kaprodi sekalian, kami butuh keterbukaan jangan ada main mata kepentingan di lingkungan kampus, prodi PPKn juga memiliki beberapa mahasiswa yang mampu berbahasa Inggris perihal syarat pertukaran mahasiswa/i ke Thailand,” tegas Fauzan.

“Harapan kami pihak Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh terkhusus Fakultas Ilmu Pendidikan kami percayakan bapak Dekan FIP Zainal Abidin, S.Pd., M.Pd. dan Bid. Kemahasiswaan FIP ibu Leni Emila, S.H tidak tinggal diam melihat konteks “ketidakmerataan” baik dari segi sarana-prasarana kampus dan kemahasiswaan karena kalau tidak ada titik temu kami akan tindaklanjuti dengan BPH UMMAH dan PD Muhammadiyah Aceh Tengah tidak menutup kemungkinan Rektor Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh.” Tutup Fauzan.

KataCyber adalah media siber yang menyediakan informasi terpercaya, aktual, dan akurat. Dikelola dengan baik demi tercapainya nilai-nilai jurnalistik murni. Ikuti Sosial Media Kami untuk berinteraksi