Cerita Anjing Betina

Oleh : Eno Malaka

Dia seekor anjing galak, peranakan pudel campur bulldog. Dengan bulu dasar berwarna putih dan bintik-bintik di kulit. Sekilas terlihat cantik, sekilas terlihat jelek, dan sekilas terlihat seram. Sungguh anjing yang menyebakan. Anjing betina satu ini selau percaya diri, mungkin karena dia mewarisi genetik imut dari pudel dan genetik sangar dari bulldog. Dia merasa superior.

Dia dipanggil comandante, menurutnya itu sebagai langkah awal menyetarakan anjing betina dengan anjing jantan. Semua konsep penyetaraan harus bermula dari dirinya, anjing betina yang memaklumatkan sebagai pimpinan tertinggi gerakan penyetaraan gender anjing.

“Kita itu tidak boleh kalah dari anjing jantan.” Ucapnya saat ngerumpi dengan anjing-anjing betina kampung.

Selalu seperti itu kegiatannya, menyuarakan kesetaraan gender antara anjing jantan dan anjing betina.

“Sudah saatnya, anjing betina mempunyai marwah sebagai makhluk hidup. Sebagai binatang yang berdikari.” Ucapnya dengan berapi-api pada suatu pertemuan. “Tapi comandante, apakah kita harus menjaga ladang manusia juga? Seperti anjing jantan?” Tanya salah satu anjing betina kampung yang ikut pertemuan itu.

“Saudariku, bukan seperti itu maksudku. Pekerjaan itu harus dilakukan oleh anjing jantan, kita jangan mau melakukan hal kasar dan melelahkan seperti itu. Kita punya tugas lebih besar dan mulia.” Jawab anjing comandante.

“Lantas apa comandante? Menjaga rumah majikan, menjaga anak-anak majikan, atau mencari narkoba dan manusia-manusia maling?” Tanya anjing betina kampung lainnya.

“Jelas bukan, tugas kita lebih mulia dari itu semua. Tugas agung untuk kita sebagai sumber kehidupan para anjing, bukanlah pekerjaan kasar dan sepele.” Ucapnya lagi dengan berapi-api. “Kalian semua dengarkan aku, selama ini kita yang menjamin semua anjing, kita yang mengandung calon bayi-bayi anjing. Memastikan mereka bisa lahir sebagai anjing yang sehat. Lalu jangan lupakan kita juga yang menyusui anjing-anjing muda, jika kita tidak ada maka sudah habislah spesies anjing di muka bumi ini. Jadi jelaslah, tugas kita seharusnya lebih mulai dari tugas anjing-anjing jantan. Maka pekerjaan yang pantas untuk kita, bukanlah pekerjaan kasar dan sepele.”

Anjing-anjing betina kampung kompak mengangguk, mereka setuju dengan gagasan sang anjing comandante. Meskipun yang dikatakan sang anjing comandante adalah sesuatu yang samar, abu-abu dan tidak jelas tapi mereka yakin, apa yang digagas oleh sang anjing comandante adalah sesuatu yang akan membuat hidup para anjing betina nyaman dan mudah.

Hasil gagasan dari pertemuan itu, langsung secepat kilat menyebar ke seluruh anjing betina. Awalnya hanya kabar burung, lalu menjadi dogma, lalu menjadi ideologi dan akhirnya menjadi propaganda. Konsep kesetaraan gender anjing ini, kemudian menjadi satu agama baru yang disebarkan secara massif dan diperjuangkan secara revousioner.

Tidak sia-sia, gagasan kesetaraan gender anjing ini mendapat perhatian besar dari seluruh spesies anjing. Dimuailah diskusi-diskusi, perdebatan hingga unjuk rasa yang dilakukan oleh anjing-anjing betina.

“Sungguh tidak masuk akal konsep kesetaraan anjing ini, bagaimana bisa gender anjing dianggap sebagai sebuah perbedaan yang dibentuk secara sosial. Bukankah perbedaan gender adalah sesuatu yang alami, sehingga setiap gender anjing sudah punya tugas sesuai kodrat alamnya sendiri-sendiri?” Salah satu aktivis anjing jantan, mengemukakan argumentasinya. Karena saking masifnya pergerakan kesetaraan gender anjing, dan perhatian public yang sudah sangat besar, akhirnya dewan-dewan anjing sepakat mengadakan sesi diskusi yang kemudian berubah menjadi sesi debat. Perwakilan anjing betina adalah sang comandante, melawan aktivis pembela anjing jantan. Seekor anjing header dengan perawakan sangar.

“Itulah pola pikir yang salah. Selama ini, anjing jantan memandang rendah anjing betina, lalu mereka membungkus pandangan itu dengan ejaan yang halus. Kodrat alam. Sungguh pola pikir yang kebelinger Anjing comandante menanggapi.

“Nyonya, ah maaf comandante. Saya rasa itu panggilan anda. Coba bisa anda jelaskan, konsep mengenai kesetaraan gender yang anda usung dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan bangsa anjing?” Pinta aktivis anjing jantan.

Anjing comandante membetukan posisi duduknya, berdehem sebentar melemaskan tenggorokan dan mulai berbicara. “Begini tuan aktivis, coba anda telaah dengan otak anda yang pintar itu bukankah peran anjing betina selama ini selalu lebih keras dibandingkan anjing jantan? Kami para anjing betina, mengandung bayi-bayi anjing dan memastikan mereka bisa lahir, kami jugalah yang menyusui bayi-bayi itu setelah lahir dan memastikan bisa tumbuh dengan sehat. Kami juga yang harus mendidik moral keanjingan kepada anjing-anjing muda agar mereka bertumbuh menjadi anjing yang bermartabat. Sungguh sangat berwibawa dan cerdas cara anjing comandante berbicara.

“Betul, memang seperti itu peran anjing betina selama ini. Lantas apa yang dipermasalahkan.” Aktivis anjing jantan menanggapi.

“Nah disitulah kesalahan anjing jantan.” Ucap anjing comandante. Aktivis anjing jantan dan para perwakilan dewan anjing menyeringai. Sebelah alis mereka terangkat.

“Jadi begini, karena tugas dan tanggung jawab anjing betina sangat besar maka sudah seharusnya kami mendapatkan perlakuan istimewa. Taruhan melahirkan bayi-bayi anjing adalah nyawa, dalam proses menyusui bayi-bayi anjing yang sudah lahir juga bukanlah hal yang mudah. Kami selalu merasakan kelaparan hebat setiap menyusui bayi-bayi anjing.

Anjing comandante belumlah menikah, namun dia menyimpulkan gagasan pikirannya melalui observasi secara langsung di lapangan.

“Saya tahu itu comandante, tanggung jawab anjing betina memang besar. Namun perlu dipahami juga, tanggung jawab yang dipikulkan kepada anjing betina adalah kodrat alam. Secara struktur biologi, hanya anjing betina yang bisa mengandung dan menyusui. Tapi bukan berarti anjing jantan juga tidak punya tanggung jawab besar. Kami para anjing jantan punya tanggung jawab memastikan kehidupan para anjing betina.” Aktivis anjing jantan mulai membetulkan sikapnya, sekarang dia sedang berada pada mode tempur argument.

“Apa, memastikan hidup kami? Bagaimana kamu bisa menjelaskan tanggung jawab itu Tuan Aktivis?” Tanya anjing comandante.

“Sekarang dengarkan, kami para anjing jantan mempunyai perawakan tubuh yang memang didesain agar tahan dengan perkerjaan-pekerjaan berat. Mulai dari menjaga ladang manusia, menjaga rumah manusia, membantu polisi manusia menemukan penjahat, mengawasi ternak-ternak manusia dan pekerjaan lainnya. Jika kerja kami memuaskan, maka kami akan diberikan upah makan yang cukup untuk kami dan keluarga. Jika kerjaan kami tidak memuskan, maka beban kami menjadi dua kali lipat. Pertama tetap menjalankan pekerjaan kasar dan keras kami, ditambah memikirkan makanan untuk keluarga kami istri dan anak-anak. Anjing penjaga ladang misalnya, seringkali mereka melakukan pekerjaan tambahan dengan berburu binatang lain agar anak dan istrinya bisa makan dengan baik. Bukankah peran kami, anjing jantan juga sangat besar? Ucap aktivis anjing laki-laki yang tak kalah berwibawa dan cerdas dari comandante.

“Tetap saja tugas kami lebih berat dari kalian anjing jantan. Yang tahunya cuma memberi nafkah makan saja.” Seru anjing comandante, kewibawaan dan kecerdasan sudah mulai menghilang dari pikirannya.

Perdebatan berakhir dengan kacau, anjing-anjing betina mulai tidak terkendali. Anjing comandante tidak bisa membalas argument aktivis anjing jantan. Para anjing betina menggonggong sekencang-kencangnya. Tidak bisa diredakan situasi chaos itu dan akhirnya diselesaikan secara paksa.

Kejadian setelah debat yang chaos itu justru lebih chaos lagi. Anjing comandante mengintruksikan perlawanan secara terang-terangan. Awalnya dimulai dengan para anjing betina yang bersikap cuek kepada para anjing jantan, mereka menolak kawin dan menyuarakan anjing bebas anak. Menurut Anjing comandante, itu adalah upaya agar anjing betina awet muda.

Lambat laun, perlawan anjing betina masuk keranah pengumpulan aksi massa. Konsolidasi-konsolidasi mualai diadakan dan demonstrasi mulai digelar di mana-mana.

“Kembalikan hak-hak anjing betina, sebagai binatang terhormat” Gonggong masa aksi. “Anjing betina jangan dianggap anjing budak.” Gonggong yang lain. “Setarakan posisi kami dengan anjing jantan. Gonggong yang lainnya. Kegiatan demonstrasi diadakan hampir setiap minggu. Bahkan anjing-anjing betina sudah tidak mau menyusui bayi-bayinya, dan mulai menampung asi mereka di botol-botol. Lalu mereka memaksa anjing jantan untuk menyusui bayi-bayi anjing dengan botol-botol tersebut.

Segala bentuk kegaduhan publik haruslah segera diselesaikan, dan semua bentuk tuntutan pubik haruslah segera dikaji dan diambil Solusi. Dewan perwakilan anjing akhirnya mengambil tindakan. Mereka memutuskan pemberlakuan hari anjing jantan dan hari anjing betina.

Pada hari anjing jantan, semua anjing betina akan melakukan segala pekerjaan anjing jantan. Dan pada hari anjing betina, semua anjing jantan akan melakukan pekerjaan anjing betina.

Sungguh situasi yang sangat aneh dan berantakan, para anjing betina tidak tahu pemberlakuan hari anjing jantan dan betina ini adalah yang mereka impikan atau tidak.

Benar saja, tidak memperlukan waktu yang lama. Anjing-anjing betina mulai tidak tahan dengan segala pekerjaan anjing jantan. Tubuh anjing betina tidak sekuat anjing jantan, insting berburu mereka juga tidak seterampil anjing jantan. Anjing-anjing betina mulai bekerja dengan tidak maksimal, jika itu terjadi mereka harus mencari makanan tambahan untuk keluarganya. Namun semua kegiatan berburu berakhir sia-sia.

Sebaliknya, anjing-anjing jantan juga mulai kerepotan mengerjakan pekerjaan anjing-anjing betina. Anjing-anjing jantan tidak dilahirkan dengan sifat sabar yang besar, mereka seringkali frustasi jika harus terlalu lama mengurus bayi-bayi anjing dan anak-anak anjing. Anjing-anjing jantan berbeda dengan anjing betina, jika anjing betina stress mereka akan memilih curhat dengan kelompok anjing betina lainnya. Namun anjing jantan jarang sekali bercerita, akhirnya stress membungkus penuh kepala anjing-anjing jantan. Beberapa bahkan sudah menunjukan kejala kegilaan, sedangkan yang lain sudah gila beneran.

Suasana segera menjadi kacau kembai, kali ini berbeda. Jika sebelumnya anjing betina yang membentuk barisan masa aksi, sekarang anjing-anjing jantan juga melakukan hal yang sama. Demo dari dua belah kubu terus-terusan diadakan. Mereka setiap hari selalu perang jargon, perang gonggongan dan adu gagasan. Situasi semakin kacau, lebih kacau, terus kacau dan sangat kacau.

Pertanyaan ideologis mencuat kembali, pertanyaan yang sejak awal harusnya dijawab dengan kepaa dingin. Pertanyaan yang sejak awal harusnya bahkan tidak usah ditanyakan. Pertanyaan yang bahkan sejak awal tidak perlu didebatkan. Pertanyaan yang sejak awal harusnya tidak perlu dikonsolidasikan.

ANJING HARUS MENYAMARATAKAN STATUSNYA,

ATAU ANJING HARUSNYA MENGIKUTI KODRAT LAHIRNYA?

TAMAT

KataCyber adalah media siber yang menyediakan informasi terpercaya, aktual, dan akurat. Dikelola dengan baik demi tercapainya nilai-nilai jurnalistik murni. Ikuti Sosial Media Kami untuk berinteraksi