Bang Jamal, Professor Jenaka dari Pulau Bangka

Foto: Ahmadi Sofyan. (IST)

Oleh Ahmadi Sofyan

Mengkejer hati ko waktu besalam kek mantan tunang“(Prof. Djamaluddin Ancok)

Celetukan itu diungkapkan kepada sahabat beliau Aldjurdjoni sebelum pertunjukan Drama Cak-Cak Doel Moeloek di Jalan Kerkhof Pangkalpinang, Minggu malam, 10 Juni 2016. Saat pertunjukan drama berlangsung, kedua sejoli (Jamaluddin Ancok – Zachria) nampak mesra bergandengan tangan. Maklumlah, dalam drama tersebut, saya selaku Penulis Skenario sekaligus Sutradara memberikan peran kepada mereka berdua sebagai pasangan suami isteri. Menurut Aldjurdjoni, sebelum pertunjukan drama berlangsung, Prof. Djamaluddin Ancok yang datang jauh-jauh dari Yogyakarta ke Bangka hanya untuk bermain drama ecek-ecek itu, senang sekali mengelilingi tenda-tenda UMKM yang berjejer di sepanjang jalan Kerkhof dalam kegiatan Festival Kerkhof kala itu. “Mengkejer hati ko, waktu besalam kek mantan tunang” (Berdetak jantung hati saya saat bersalaman dengan mantan pacar) adalah celeutukan jenaka Bang Jamal sesaat sebelum tampil menggandeng Zachria Subagyo, gadis jelita kala itu dan mantan Pramugari Garuda Indonesia. Begitulah sosok Djamaluddin Ancok, selalu ada bahan celetukan yang mengundang tawa.

Dari Pulau Bangka ke Yogyakarta

Prof. H. Djamaluddin Ancok, PhD adalah salah satu Pakar Psikologi Indonesia ternama ini berasal dari Desa Mendo (Menduk) Kecamatan Mendobarat Kabupaten Bangka. Tentunya sebagai orang kampung, kita patut bangga dan menjadi salah satu bukti bahwa sebuah desa kecil di pelosok nun jauh dari kota bisa melahirkan Guru Besar dari Universitas ternama & terpopuler di Indonesia, UGM (Universitas Gajah Mada) Yogyakarta.

Djamaluddin Ancok lahir 18 Agustus 1946. Masa muda hingga akhir hayatnya dihabiskan di Yogyakarta. Semasa kuliah ia tinggal bersama kawan-kawan dari Pulau Bangka di asrama ISBA (Ikatan Mahasiswa Bangka). Pakar Psikologi Industri & Organisasi ini banyak menulis buku psikologi yang menjadi referensi akademisi dan berbagai kalangan. Setidaknya ada 8 buah buku karya beliau yang beredar dalam tema Psikologi. Mengutip dari Perpustakaan Nssional RI, diantaranya: Dasar_dasar Ilmu Sosial untuk Public Relation, Psikologi Islami: Solusi Islam Atas Problem-problem Psikologi, Strategic Talent Development: Tips & Trik dalam Mencetak Talenta Unggul, Membangun Pradigma Psikologi Islam, Outbond Management Training: Aplikasi Ilmu Prilaku dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia, Nuansa Psikologi Pembangunan, Psikologi Terapan: Mengupas Dinamika Kehidupan Umat Manusia, Incentive and Disicentive Programs in Indonesia Family Planning, Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Pembentukan Kepribadian Remaja.

Lulusan S1 Psikolog tahun 1972 dan lulus Magister 1974 di UGM ini dikenal luas namanya oleh kaum akademisi di Indonesia & Asia. Putra kebanggaan masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini diangkat menjadi Dosen UGM Yogyakarta pada tanggal 11 Desember 1974. Peran & jasa Djamaluddin Ancok yang sangat dikenal dikalangan akademisi UGM salah satunya adalah sangat berkontribusi penting merintis kerjasama Fakultas Psikologi UGM dengan Universitas dan lembaga di luar negeri. Melalui kerjasama itu menjadi jalan mulus bagi para Dosen Psikologi UGM mengajar diberbagai Universitas diluar negeri.

Jamaluddin Ancok menyelesaikan gelar PhD atau Doktoralnya di Indiana University Amerika Serikat. Peraih penghargaan Best Psychology Lecturer UGM 1983 ini pernah juga mendapat beasiswa Institute Christian Michelsen, Institute Christian Christian 1992 dan beasiswa Yayasan Rockefeller, Yayasan Rockefeller 1977 dan beberapa penghargaan lainnya baik dari luar negeri maupun dari Pemerintah RI.

Selain sebagai Dosen, Bang Jamal sempat bergabung dalam asosiasi profesional, seperti: Indonesian Association of Psychologist (1989), Indonesian Association of Management (1991), International Association for Cross – Cultural Psychology (1991) dan lain sebagainya.

Perjalanan panjang seorang anak kampung ini menjadi inspirasi generasi muda Bangka Belitung. Tercatat Bang Jamal pernah menjadi Asisten Wakil Menteri di Kementerian Kependudukan & Lingkungan Hidup RI (1989). Jabatan lainnya pernah diemban adalah Direktur Graduate Program of Psychology UGM (2002) dan berbagai jabatan akademik dan non akademik lainnya.

Bang Jamal juga tercatat dalam berbagai pertemuan Internasional, seperti: Pertemuan Kelompok Pakar Kependudukan, Lingkungan Hidup & Pembangunan Berkelanjutan, Jomtien Thailand (1991), Forum Asosiasi Medis Internasional, Konferensi Internasional tentang Kesiapsiagaan Bencana (2006) dan Psikologi Perdamaian Internasional, Konferensi Psikologi Perdamaian Internasional (2007).

Professor Jenaka

Umumnya akademisi itu selalu (terlalu) serius, baik dalam kehidupan sehari-hari apalagi saat mengisi materi, tapi tidak dengan Guru Besar Psikologi UGM, Prof. Djamaluddin Ancok. Dalam berbagai forum, baik skala daerah, nasional dan internasional, Bang Jamal dikenal dengan guyonan renyahnya. Selain seorang Dosen yang banyak menghasilkan karya tulis, peraih Penghargaan Setyalencana Karya Setya XX dan Penghargaan Setyalencana Karya Setya XXX dari Pemerintah RI ini, juga seorang Trainer dan Speaker.

Di mata mahasiswa, Dosen, terlebih sahabat-sahabat beliau maupun masyarakat Bangka Belitung, sosok Bang Jamal tidak bisa lepas dari gaya tuturnya yang jenaka alias kocak. Bahkan konon dalam mengajar pun, beliau selalu renyah dalam menyampaikan materi kepada mahasiswa. Sosoknya bisa dikatakan Guru Besar paling kocak alias jenaka namun berisi. Jika bernostalgia dan menyebut nama Jamaluddin Ancok, para sahabat semasa kuliahnya pasti tak lepas dari cerita dan celetukan jenaka sang Guru Besar Psikologi UGM ini. Bahkan kalimat yang beliau ucapkan puluhan tahun silam “Sehari dak taipau ase gelugud badan” hingga saat ini menjadi ucapan umum bahkan jadi trade mark ditengah masyarakat Pulau Bangka.

Namun, Jum’at, 15/03/2024 jam 18.30 WIB selesai warga Yogyakarta berbuka puasa di kediamannya di Dusun Sambilegi Kidul, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Yogyakarta, kejenakaan Sang Guru Besar Psikologi UGM ini tak dapat lagi kita dengar, kecuali menjadi kenangan dan cerita yang menceriakan. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya dalam usia 77 tahun.

Djamaluddin Ancok memiliki seorang isteri bernama Citra Mutia Indrawati dan 3 orang anak, Faisal, Alfi (almarhum) dan Afifah serta 2 orang cucu.

Selamat jalan Sang Guru, namamu dan karyamu menjadi inspirasi generasi muda Indonesia. Didikan dan motivasi yang telah kau perbuat dan sampaikan menjadi amal jariyah penerang dan pelapang di alam barzah. Insya Allah kejenakaanmu akan tetap menceriakan suasana kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat.

Ahmadi Sofyan, dikenal dengan panggilan Atok Kulop. Suka merangkai kata hingga 1.000-an opininya telah dimuat di media cetak & online. 80-an bukunya sudah diterbitkan. Alumni IKIP Budi Utomo & STIBA Malang Jawa Timur ini banyak menghabiskan waktunya di kebun tepi sungai di Desa Kemuja Kecamatan Mendobarat Kabupaten Bangka.