Oleh: Shafwan
Mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka UGM Yogyakarta Asal Universitas Jabal Ghafur Sigli.
Siapa sangka saya yang hanya mahasiswa biasa yang sebelumnya tidak pernah sekalipun berpikir untuk kuliah di UGM Yogyakarta Alhamdulillah bisa merasakan suasana belajar di salah satu Kampus bergengsi di Indonesia.
Makna dari Glee Mila ke Gadjah Mada adalah kampus tempat saya menimba ilmu sekarang yakni Universitas Jabal Ghafur yang bertempat di Glee Mila sering dipelesetkan menjadi UGM (Universitas Glee Mila) yang sering disamakan dengan Universitas Gadjah Mada. Nama tersebut bukan berarti merendahkan, namun menjadi motivasi dan doa supaya Universitas Jabal Ghafur bisa mencapai level seperti Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Program Kampus merdeka memberi saya kesempatan untuk mencicipi suasana kuliah di UGM melalui Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka batch 4. Dalam kesempatan ini saya berkesempatan kuliah di UGM selama 1 semester penuh.
Sebelumnya saya jelaskan sedikit apa itu Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka merupakan sebuah program mobilitas mahasiswa selama satu semester untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman.
Tentunya dalam kegiatan tersebut saya berkesempatan berkenalan dengan dari berbagai kampus di Indonesia yang juga memilih UGM sebagai kampus tujuan pertukaran. Dengan total 268 mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah dengan bermacam suku dan budaya menambah wawasan dan pengalaman baru dalam hidup saya.
Selama mengikuti Program PMM 4 di UGM, saya sangat merasakan perbedaan, baik itu suasana kampus, tata tertib perkuliahan, dan pengelolaan administrasi perkuliahan.
Dari segi suasana kampus, mengingat Jogja merupakan Kota Pelajar, keberagaman suku budaya dan agama sangat terasa, mulai dari ujung barat Indonesia sampai dengan ujung timur Indonesia semuanya berkumpul di Jogja. Keberagaman tersebut semakin lengkap dengan kehadiran mahasiswa internasional, mulai dari Asia, Afrika, Eropa, bahkan dari benua Amerika.
Seperti contohnya karena saya tinggal di asrama UGM Residence, penghuninya tidak hanya mahasiswa lokal, namun juga terdiri dari mahasiswa yang berasal dari Kamboja, Rwanda, Palestina, Aljazair, dan Kolumbia. Hal tersebut tentu memperdalam pemahaman saya terhadap keberagaman dan toleransi.
Dari segi tata tertib perkuliahan, UGM sangat ketat dalam menerapkan peraturan. Namun hal tersebut menurut saya sangat wajar mengingat UGM merupakan salah satu Kampus terbaik di Indonesia. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi aturan maka harus siap menerima konsekuensinya.
Tata Kelola Administrasi di UGM juga sudah sangat Bagus, semuanya sudah terintegrasi dalam satu aplikasi, yaitu Simaster. Jadi semua hal yang berkaitan dengan data diri mahasiswa, akademik, perkuliahan, kemahasiswaan, perpustakaan, lowongan pekerjaan dan presensi kehadiran semuanya dapat diakses dengan 1 aplikasi.
Yang menarik dari Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini adalah Kegiatan Modul Nusantara. Modul Nusantara adalah rangkaian kegiatan yang berfokus untuk menciptakan pemahaman komprehensif tentang kebinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial yang didesain melalui pembimbingan berurutan dan berulang. Kegiatan Modul Nusantara bertujuan untuk memaksimalkan ruang jumpa mahasiswa, menambah pemahaman, dan mengendapkan makna toleransi. Di kegiatan ini, mahasiswa akan belajar mengenal kekayaan kebudayaan nusantara yang berasal dari berbagai golongan, suku, ras, agama, dan kepercayaan.
Penutup dari tulisan saya ini, melalui Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini saya juga berkesempatan mengenalkan kampus asal saya, Universitas Jabal Ghafur Sigli, yang digagas oleh Bapak Nurdin Abdurrahman, pada tahun 1982.
Perjuangan beliau dalam membangun Kampus kebanggaan masyarakat Pidie. Bagaimana usaha beliau dalam mengundang Sastrawan dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Ada diantaranya Mochtar Lubis, Arifin C Noer, Jajang C Noer, Taufiq Ismal, Sutardji Calzoum Bachri, LK Ara, Ibrahim Alfian, Hasballah.
Walaupun beliau menjabat sebagai Bupati Pidie namun beliau memposisikan diri sebagai Seniman sehingga bisa memungkinkan pertemuan itu terlaksana di sana, dan menidurkan para tamu di kamar rumahnya. Bukan di tempat penginapan. Bapak Nurdin lah yang membuat Jabal Gafur itu bukan lagi sebagai sebuah bukit yang angker. Tempat yang penuh sejarah karena sebagian prosesi damai kasus Aceh bergolak berlangsung di bukit Jabal Gafur itu.
Nurdin Abdurrahman telah membuat Jabal Gafur sebagai bukit bersejarah, di mana di tempat itu, Nurdin kemudian menggagas untuk mendirikan sebuah kampus yang megah bernama Universitas Jabal Gafur untuk mendidik generasi muda (penerus) Aceh masa depan. Kampus yang sempat meusyuhu auranya.
Leave a Review