Oleh Syarifuddin Abe
Ada tiga hal yang menjadi pembahasan dalam artikel ini, yaitu nilai, humor dan seni. Ketiga hal ini bersatu padu serta saling berkaitan. Humor sudah kami jelaskan panjang lebar sebelumnya. Sedangkan nilai dan seni menjadi pembahasan dalam artikel ini. Lebih lengkapnya akan saya paparkan tentang nilai humor, yaitu bagaimana humor itu memiliki nilai. Kenapa humor harus memiliki nilai? Apa hubungannya antara nilai dan humor? Apakah humor mesti ada nilainya? Bagaimana hubungan antara nilai dan humor? Demikian juga humor sebagai sebuah karya seni. Apa hubungan antara humor dengan karya seni? Bagaimana korelasi keduanya?
Nilai adalah kata lain dari “axios” dalam bahasa Latin. Dalam pembahasan filsafat dibahas dalam salah satu cabangnya, yaitu aksiologi. Dalam bahasa filsafat, mungkin kita sering menemukan kata seperti; axiologie, axiology, theory of value, waardenleer, dan waardenfilosofie. Aksiologi menjelaskan tentang hakikat dari nilai itu. Maka dalam pembahasan humor ini, berarti menjelaskan tentang hakikat dari nilai yang terkandung dalam humor. Nilai juga dapat diartikan sebagai mutu, kualitas, sesuatu yang memiliki manfaat, sesuatu yang selama ini orang cari, sesuatu yang berharga, sesuatu yang memiliki guna. Keberadaan nilai, kadang terlihat, kadang hanya tersirat, kadang tersembunyi, kadang harus digali, kadang sulit keberadaannya, bahkan kadang amat sulit untuk didapatkan. Makanya, dalam pembahasan yang berkaitan dengan humor ini, bagaimana keterkaitan antara humor dengan nilai. Kenapa humor harus bersentuhan dengan nilai?
Tidak hanya humor, dalam menjalani kehidupan, semua orang memerlukan nilai. Orang tidak dapat hidup tanpa adanya nilai. Nilai sangat melekat dalam kehidupan manusia. Manusia tidak bisa jauh dari nilai. Kemanapun manusia pergi, manusia pasti bersentuhan nilai, antara manusia dan nilai tidak dapat dipisahkan. Kalau boleh saya katakana bahwa; tanpa nilai hidup manusia akan tersesat dan tanpa nilai manusia tidak dapat menjelaskan dan menentukan pilihannya. Manusia tidak hanya memerlukan nilai, manusia juga dikenal sebagai makhluk Tuhan yang suka menilai. Semua dinilai oleh manusia. Semua yang dianggap berbeda dengan dirinya akan selalu menjadi penilaian manusia.
Ada beberapa hal yang menjadi kajian nilai, yaitu etika, estetika, dan seni. Nilai itu abstrak dan relatif sifatnya. Relatif, karena pemahaman nilai terhadap sesuatu, boleh berbeda. Makanya pemahaman nilai pada suatu tempat dan daerah berbeda dengan tempat dan daerah yang lain. Nilai tidak dapat dipaksakan, karena setiap tempat memiliki nilainya sendiri. Apa yang menjadi bernilai pada diri seseorang, belum tentu akan bernilai pada orang lain. Apa yang dijunjung tinggi pada suatu daerah, belum tentu akan dijunjung di daerah yang lain. Semuanya akan bernilai, sesuai orang yang memberi nilai berdasarkan kadar dan pengetahuannya dalam menilai.
Nilai itu ada yang melekat dan ada yang tidak melekat. Yang melekat seperti emas dan uang, tanpa diberi nilai namun memang sudah bernilai, semua orang mencari keduanya. Sedangkan yang tidak melekat, itulah nilai berdasarkan pandangan manusia. Sesuatu yang bernilai dianggap baik, dan yang dianggap tidak bernilai akan dianggap tidak baik. Humor termasuk dalam kategori nilai yang tidak melekat. Humor akan baik atau tidak baik, semua berdasarkan penilaian manusia. Makanya ada orang yang menyukai humor dan ada juga yang tidak menyukai humor. Hal ini tergantung berdasarkan pengalaman dan penilaian seseorang. Bagi yang menyukai humor menganggap banyak tertawa akan menyehatkan, sedangkan yang tidak menyukai humor menganggap banyak tertawa akan membawa kepada kemudharatan.
Hidup seseorang akan berharga, apabila dalam hidupnya selalu melakukan yang terbaik bagi dirinya dan orang lain. Dalam hidup harus semakin bijaksana, sehingga makna hidup semakin hari semakin baik. Kebaikan-kebaikan dan kebijaksanaan yang dilakukan oleh siapa saja, akan membentuk identitas dirinya. Maka usaha untuk terus membentuk serta menghargai diri sendiri akan berdampak apabila berhadapan dengan orang lain. Nilai hidup akan hadir pada diri seseorang dari kesempatan-kesempatan yang dimilikinya dengan memunculkannya dalam kehidupan yang nantinya akan menjadi sebuah komitmen hidup yang diyakini bernilai dan berharga, apakah itu untuk dirinya juga bagi orang lain. Semua itu terjadi berdasarkan bagaimana orang dapat memahami dirinya sendiri. Bukankah manusia itu sebagai makhluk yang dianugerahi otak dan hati untuk dapat berpikir dan mengetahui serta mengenal dirinya.
Menurut Flanagan (1996), sebagaimana dikutip oleh Qiqi Yulianti Zakiyah dan Rusdiana (2014), kesadaran akan membentuk manusia untuk mengakui dan menyadari bahwa dirinya akan meninggalkan dunia ini. Kematian adalah akhir hidup manusia. Sebelum manusia meninggalkan dunia ini, alangkah baiknya manusia memiliki kemampuan dirinya untuk merubah kehidupannya ke arah yang lebih baik dan bernilai, hidup penuh positif. Di sinilah letaknya moral dalam kehidupan manusia. Menurut saya, semua orang ingin meninggalkan dunia ini dengan meninggalkan berbagai kebaikan di dunia. Semua orang ingin dikenang baik, tidak ada yang ingin dikenang tidak baik selama mereka hidup di dunia.
Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan serta berkaitan erat dengan perilaku manusia, hal ini erat kaitannya dengan nilai baik-buruk. Tanpa moral, manusia tidak ada apa-apanya. Moral adalah nilai absolut dalam kehidupan manusia yang utuh. Dikatakan utuh, karena memiliki pesan-pesan yang disampaikan dan orang mampu menangkapnya dengan baik. Apabila perbuatan dilakukan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam masyarakat, maka orang seperti ini dianggap memiliki moral yang baik. Moral merupakan produk sosial budaya serta agama, yang setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda, sesuai berdasarkan sistem nilai yang berlaku dan terbangun dalam suatu masyarakat.
Berkaitan dengan humor, humor adalah bagian dari seni dan seni mengandung nilai-nilai. Sebuah humor yang utuh adalah yang memiliki nilai-nilai, yang dapat memberikan pesan-pesan positif, yang dapat memberikan gairah ke arah yang lebih baik. Apabila mengkritik dengan menggunakan humor, akan disampaikan dan dibalut dengan kemasan yang tidak menyinggung perasaan orang, dengan pesan-pesan yang sopan, walaupun sudah dikemas dengan bahasa yang baik dan sopan, namun orang masih tersinggung, itu lain lagi ceritanya. Walaupun sebuah pesan dari humor dianggap berhasil tersampaikan, apabila orang dapat menangkap dari apa yang disampaikan oleh seseorang. Apakah pesan itu membuat orang senang atau tersinggung, yang penting apa yang ingin disampaikan dapat ditangkap oleh yang mendengar. Yang penting cara penyampaiannya sudah benar dan tidak keluar dari kaidah-kaidah yang sudah disepakati atau dianggap baik dan benar.
Dengan humor kita mengajak orang tersenyum dan tertawa, tidak hanya di situ tapi juga mengajak orang untuk merenung dan berpikir, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan merenung dan tersenyum. Humor adalah media komunikasi yang baik apabila kita menyampaikan pesan-pesan dengan baik pula. Tidak membuat orang tersinggung serta tidak merendahkan orang lain. Humor yang baik adalah humor penuh dengan nilai dan pesan moral. Nilai-nilai dalam humor itu membuat orang berhasrat dengan rasa kepuasan perasaan. Bukan menyinggung dan menyakiti perasaan orang. Bukan menghina dan meremehkan apalagi memojokkan. Pada pemuasan nilai-nilai inilah keterkaitan antara nilai dan humor tidak dapat dipisahkan bahkan selalu menyatu.
Memahami makna karya seni menurut Sidi Gazalba (1988), maka seni humor dapat dikategorikan dalam karya seni ungkapan perasaan manusia. Hal ini juga, berhubungan dengan sesuatu yang dialami oleh seorang ketika menciptakan karya seninya dalam bentuk humor. Seni merupakan sebuah ungkapan berbentuk kesan-kesan (expessions of impessions). Ungkapan tersebut hadir dari ilham. Ilham merupakan suatu pengetahuan yang dibentuk oleh gerak hati, bukan oleh pemikiran, dapat menghasilkan imej atau berupa gambaran citra. Oleh karenanya, pengungkapan tersebut menghasilkan macam-macam gambaran imajinasi, terkhusus berupa kata yang diperoleh berdasarkan pengalaman. Semua proses tersebut merupakan proses imajinasi atau pencitraan. Seorang humoris mengungkapkan dan menciptakan seni humor dari dalam dirinya, tanpa memerlukan kegiatan jasmaniah. Penciptaan seni pada tataran ini timbul dari dalam, berdasarkan apa yang dilihat, dirasa dan ditangkap dari pengalaman pancaindra di sekitarnya.
Humor sebagai karya seni, oleh seorang yang menggemari humor dapat dinikmati apa yang dikandungnya, salah satunya menjadi penghibur. Karya seni yang indah adalah karya seni yang dapat mengajak penikmatnya berbicara dan berdialog. Sebagai hiburan, bagi yang menikmatinya akan menerima pesan-pesan dan kesan-kesan dalam bentuk nilai yang dikadung di dalam humor tersebut. Apabila nilai-nilai yang disampaikan dapat diterima sesuai yang diinginkan oleh penikmat, maka nilai seni tersebut akan mendapat penghargaan atau berupa kekaguman dan apresiatif. Humor juga mengandung nilai estetiknya, yang bagi penikmat akan menikmatinya dari unsur-unsur yang menyeluruh dari yang dikandungnya, yang menimbulkan keindahannya tersendiri.
Humor sebagai sebuah seni, tidaklah dapat dikatan seni apabila tidak mengandung unsur keindahannya. Pada sisi yang lain, bahasa juga menjadi bagian dari humor, dengan bahasa memberikan dan menyampaikan informasi berdasarkan realitas subyektif, pengalaman yang ditangkap serta perasaan yang dialami. berdasarkan penghayatannya, menimbulkan pengetahuan dalam diri seseorang. Hal ini dalam seni disebut dengan nilai pengetahuan dari sebuah karya seni. Yang terakhir dianggap penting juga adalah nilai kehidupan yang ditemukan yang menjadi tema untuk humor itu sendiri. Seni sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, dengan seni manusia dapat menyerap, merasa dan menilai dengan perasaan halus yang dimiliki oleh manusia. Demikian juga dengan humor, nilai kehidupan dalam humor adalah berupa pesan-pesan dan kesan-kesan yang menghibur yang menjadikan manusia dapat mengambil manfaat dan kebergunaan dari apa yang diterima dari sebuah karya seni humor. Sesuatu yang bermanfaat dan berguna akan menjadi pedoman dalam kehidupan manusia.
Seni adalah sesuatu yang indah dan berguna. Humor yang baik adalah humor yang mengandung nilai keindahan dan kebergunaannya. Keindahan dan kebergunaan humor terletak pada bahasa hasil telaah pikiran manusia. Sebagai sebuah seni pula, humor memiliki kehalusannya yang memancarkan keindahan dari humor itu. Humor yang merupakan kreativitas manusia dalam mengolah bahasa menjadi penghibur dan disukai oleh manusia. Kebersentuhan manusia terhadap humor terletak pada apa yang didapatkan dari humor itu. Siapapun akan terkesan oleh pesan dan kesan dari humor itu. Orang harus memiliki kepekaan dan kehalusan rasa dan pikiran agar apa yang disampaikan oleh humor dapat ditangkap dengan baik, agar apa yang tersirat dari humor dapat menyentuh perasaan manusia.
Humor juga memiliki nilai hiburan. Humor sebagai nilai hiburan ada asyiknya juga, yaitu lucunya. Dengan humor dapat menghibur hati yang lara, dapat melupakan kesedihan, dapat melupakan rasa duka. Dengan humor juga dapat membuat hati senang, riang dan gembira. Bahkan dengan humor dapat menyejukkan hati yang dirundung kesusahan dan malapetaka. Humor menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang apabila dapat menikmatinya membebaskan orang dari masalah yang dialaminya. Walaupun humor tidak dapat menyelesaikan masalah yang rumit yang dialami manusia, akan tetapi setidaknya lewat nilai hiburan yang dikandungnya dapat menghibur manusia dari segala persoalan dan masalah yang dihadapi manusia; walau itu hanya sesaat dan untung-untung dapat menyelesaikan masalah manusia secara keseluruhannya. Ibarat orang ke dokter, diperiksa dan diberi obat. Walau penyakit tidak sembuh secara total, setidaknya ada rasa kurangnya. Walau tidak 100%, setidaknya dapat berkurang hingga 50%, untung-untungnya dapat berkurang hingga 70 sampai 80%-nya.
Leave a Review