Oleh : Dwi Setiawan – Pemimpin Redaksi KataCyber.com/Founder Sekolah Kita Menulis (SKM) Cabang Langsa
Seperti ucapan mantan Presiden Amerika Serikat Thomas Jefferson yang sangat terkenal di kalangan insan pers “Dalam Sebuah rezim yang bebas, kita akan menemukan pers yang baik maupun buruk. Tetapi pada rezim yang penuh kontrol (diktator), kita hanya akan menemukan pers yang buruk, pers yang terlibat dalam kebohongan atau kebenaran yang setengah-setengah, karena ia dilarang menceritakan kebenaran yang sejati”.
Sebagai seorang penulis tentunya, tulisan menjadi bagian penting dari kehidupan diri dan kehidupan sosial. Dan ketika penulis menulis kondisi sosial dimana letak sudut pandang mengenai problem yang ada dalam kehidupan publik terhadap masyarakat harus disekat sedemikian rupa sehingga tidak bisa ditampilkan dalam wajah opini di media-media pers, maka runtutan kesedihan juga terukir dalam sanubari ini.
Beberapa pengalaman ini, dimulai ketika perjalanan mendirikan, mengumpulkan dan membentuk sebuah titik kumpul generasi muda yang kebanyakan terdiri dari mahasiswa ke dalam sebuah wadah organisasi yang tertarik dan menyukai dunia kepenulisan disebelah ujung timur wilayah Aceh, di kota kecil bernama Kota Langsa. Saya menyebutnya Sekolah Kita Menulis (SKM) Cabang Langsa.
Menjadi mahasiswa harusnya menjadi pintu pembuka gerbang kebebasan berpikir dan berdialektika. Namun saat ini seringkali sekat-sekat pembatas didalam kampus menjadi jeruji belenggu sehingga para mahasiswa tidak bisa bebas berpikir dan bertindak. Tanpa disadari, nalar kritis berpikir mahasiswa di gembok melalui rangkaian alur aturan akademis kampus dan pendidikan. Aturan demi aturan dikeluarkan, mata kuliah dipadatkan, beban tugas mahasiwa semakin meningkat. Sehingga para mahasiswa seperti harimau dalam kandang. Hanya memiliki tampang nilai saja yang garang, tapi kemampuan kompetensi, kepemipinan, jiwa sosial nya ketika dihadapkan di dunia lapangan hilang akibat kebiasaan sering terkurung.
Banyak dari generasi muda kita yang sebenarnya cukup berkemampuan dalam berfikir kritis dan bertindak merdeka. Hanya perlu sedikit kesadaran untuk membentuk ikatan kebersamaan untuk membangun kekuatan, manyatukan perbedaan pemikiran, serta saling tumbuh dan menumbuhkan sebagai langkah awal membebaskan sekat belenggu diri masing-masing. Bagaimana pun perubahan selalu datang dari diri sendiri.
Di mulai dengan menjalankan organisasi ini untuk meningkatkan human capital sdm bersama dengan belajar memahami dunia literasi terutama dalam hal menulis, hingga akhirnya menjadikan sebuah wadah yang berjalan ini untuk mulai membebaskan kerangka berpikir, berdialektika, berdiskusi yang kemudian akhirnya disatukan kedalam satu tujuan bersama untuk masing-masing dituangkan kedalam sebuah tulisan.
Hingga akhirnya tidak jarang, proses tumbuh bersama ini menghasilkan wadah berkumpulnya para aktivis yang akhinya jebol menjadi penulis yang aktif mengeluarkan pemikiran-pemikiran kritis nya ke dalam sebuah tulisan. Namun perjalanan memang tak selalu berjalan semulus apa yang diharapkan. Seringkali teman-teman mengirim tulisan ke beberapa media pers namun masih tersekat belenggu terhenti di balik meja para redaktur. Namun ini tak membuat semangat mereka luntur.
Kemerdekaan kerangka berfikir masih terus berlanjut melalui jalan sunyi dalam balutan perjuangan menulis. Tidak tayang di satu media pers, kita kirim ke media pers yang lain. Bahkan kita sering menayangkan tulisan secara mandiri di sosial media seperti instagram ataupun blog pribadi untuk terus bisa menulis dan tetap menjaga semangat menulis tetap ada.
Namun selalu ada hikmah di balik sebuah kejadian, jalan pun satu-persatu perlahan seakan mulai terbuka. Orang-orang yang peduli dengan tulisan kami pun akhirnya berdatangan, mulai dari pemberi semangat motivasi melalui kegiatan bedah buku, di berikan sebuah kolom web berita khusus untuk kami. Hingga belakangan secara kolegial dengan kebersamaan seluruh cabang Sekolah Kita Menulis (SKM) di indonesia, kami dapat membentuk sebuah media pers sendiri.
Media Katacyber.com menjadi sebuah nyala harapan bahwa perjuangan di jalan sunyi menulis belum berakhir dan akan tetap tumbuh dan akan terus menumbuhkan harapan baru bahwa kebebasan pers tidak boleh tersekat, untuk menunjukan bahwa nilai demokrasi dinegeri kita juga akan semakin membaik. Karna biar bagaimanapun menurut penulis kebebasan pers adalah bagian pilar ke empat dari demokrasi. Walaupun seperti potongan ucapan mantan Presiden Amerika Serikat Thomas Jefferson diawal tulisan ini, bahwa dalam Sebuah rezim yang bebas kita akan menemukan pers yang baik maupun buruk. Namun sebisa mungkin Media pers Katacyber.com akan berupaya menyediakan informasi terpercaya, aktual dan akurat. Dikelola dengan baik demi tercapainya nilai-nilai jurnalistik murni.
Leave a Review