Oleh : Syarifuddin Abe
Semua orang pasti tahu, apa itu humor? Bahkan, siapa saja pasti suka dengan humor. Semua orang suka berkelakar, menurut kadarnya masing-masing. Secara lebih khusus, dalam berkelakar biasanya disisipi dengan humor. Tidak mungkin orang tidak suka dengar humor, termasuk orang tertutup sekalipun. Walau oleh seseorang melakukan kelakar dalam suasana tertentu yang tidak dilihat oleh orang lain. Saya pikir, kalau ada yang tidak menyukai humor, berarti ada sesuatu yang dialami oleh seseorang itu. Mereka yang tidak beruntung saja di atas dunia ini yang tidak menyukai humor. Bahasa kerennya; hanya mereka yang tidak tahu bersyukur terhadap nikmatnya ‘tertawa’ saja yang tidak menyukai humor.
Humor itu anugerah. Orang yang dianugerahi rasa humor, sudah sewajarnya untuk sedapat mungkin mensyukurinya, karena tidak semua orang dapat menghadirkan humor dalam kehidupan yang dijalaninya. Orang menyukai humor dikarenakan humor itu menyenangkan, dapat membuat seseorang menjadi tersenyum bahkan dapat menjadikan seseorang selalu dalam keadaan gembira, lebih jauh lagi humor membuat orang awet muda. Kalau ada yang menganggap humor itu dosa, loh, kenapa ternyata humor itu ada? Kalau humor itu ada, ya nikmati saja, paling tidak sewajarnya.
Humor disukai oleh siapapun tanpa pandang bulu, tidak mengenal srata kehidupan. Tidak mengenal tinggi-rendahnya jabatan, bahkan humor tidak mengenal kelas sosial dan sumbernya boleh berasal dari berbagai aspek kehidupan. Humor dapat hadir dalam segala bidang kehidupan, dalam keseharian, dalam dunia kerja, dalam dunia Pendidikan, dan sebagainya. Orang boleh ketawa tanpa harus memandang siapa yang duduk di sampingnya, yang penting dengan humor seseorang dapat melupakan; apakah kepedihan atau lagi dilanda masalah (kecil atau besar).
Humor merupakan suatu aktivitas dalam kehidupan yang selalu digemari. Seseorang dapat betah duduk dengan seseorang hanya karena ingin mendengar humor dari seseorang itu. Bahkan kalau seseorang tersebut tidak bicara dan diam saja, pasti ada yang mencoba mamancing agar orang tersebut mau bicara dan dengan demikian mereka akan tertawa dan merasa puas karena mendapatkan humor dari seseorang tersebut.dalam kesempatan apa pun, di mana pun bahkan dalam situasi apa pun orang pasti memerlukan humor dan humor selalu menjadikan orang kangen terhadap humor.
Humor dapat mengajak siapa saja untuk sedapat mungkin melupakan permasalahannya walau hanya sejenak sekalipun. Humor dapat menjadi sebagai sarana dalam meredakan ketegangan dan kepenatan dalam kehidupan. Humor dapat menjernihkan emosi atau amarah berhubungan dengan kejiwaan seseorang. Humor dapat mencairkan ketegangan serta mencairkan suasana yang kaku lagi beku. Intinya, humor dapat menjadikan suasana yang kaku, suasana yang sumpek, suasana yang panas-dingin, suasana yang menegangkan, berubah menjadi suasana gembira dan bahagia. Oleh karenanya, menjadi aneh bahkan sangat aneh serta aneh bin aneh, apabila ada orang yang memandang humor sebagai sesuatu yang negative bahkan tidak menyukai humor.
Humor dapat memberikan suatu suasana dan keadaan menjadi lebih fress dan segar, menjadi riang dan gembira dalam bentuk dan keadaan apa pun, karena dalam situasi formal maupun non-formal penutur dan yang mendengarkan berada dalam suatu gelak dan tawa, bahkan hingga terpingkal-pingkal, atau bahkan ada yang sampai kencingan. Ada juga yang mengatakan bahwa humor sesuatu yang bersifat dapat menimbukan atau menyebabkan pendengarnya (termasuk yang menyampaikannya) merasa tergelitik perasaannya, lucu sehingga terdorong untuk tertawa. Tidak mungkin orang tertawa, apabila tidak karena humor. Kalau ada yang tertawa bukan karena humor, itu lagi sedeng alias sinting namanya.
Humor merupakan bagian yang menjadi perilaku manusia, kemampuan atau kompetensi, serta bagian dari kepentingan sosial dan manifestasi psikologi seperti bahasa, moral, logis, keyakinan dan sebagainya. Setiap keadaan akan menjadi tertawa semata-mata untuk menunjukkan kepuasan pada diri setiap orang, atau penghinaan bagi orang lain, atau hanya sekadar menyembunyikan sikap iri seseorang atau ketidaktahuannya.
Menurut Fahruddin Fais dalam bukunya Menjadi Manusia Menjadi Hamba (2021), tertawa merupakan fitrah yang dimiliki oleh setiap manusia dan hal ini tidak dapat dilakukan oleh makhluk lain, seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. Satu-satunya makhluk Tuhan yang dapat melahirkan guyon dan kelakar adalah manusia. Walau dalam kehidupan kita pernah melihat ada “ayam tertawa”, pada dasarnya itu bukan tertawa, kita saja menafsirkan bahwa ayam itu tertawa atau ayam tersebut dapat tertawa. Bersyukurlah, Tuhan menganugerahkan kita sebagai manusia untuk dapat tertawa, dengan tertawa dan tepat pada waktunya, menunjukkan kita sebagai makhluk normal bahkan dapat menjadikan seseorang menjadi lebih baik.
Lebih jauh lagi, Fahruddin Fais menjelaskan, kalau suatu ketika kita melihat ada hewan yang kelihatannya gemas dan lucu, hal itu tidak menunjukkan bahwa hewan itu memang gemas dan lucu, melainkan kita saja yang menganggapnya lucu, apalagi sampai menjadi gemas sendiri. Demikian juga kita pernah melihat kuda dan keledai meringkik, sehingga kita menganggapnya tertawa dan itu juga anggapan kita saja. Hanya manusia saja yang memiliki sense of laugh. Hanya manusialah yang memiliki sifat tertawa, selainnya tidak ada.
Humor merupakan suatu aktivitas yang sangat digemari oleh manusia. Masyarakat menggemari humor karena menginginkan hiburan, menginginkan suatu suasa yang dapat menjadikannya gembira. Selain sebagai hiburan, humor juga sebagai sarana pendidikan karena kehadiran humor dapat mendidik masyarakat untuk memahami suatu keadaan di sekitarnya secara kritis, untuk semakin tanggap melihat apa yang telah, sedang dan akan terjadi di dalam suatu masyarakat. Humor juga menjadi sarana dalam menunjukkan eksistensi diri, dapat mencairkan ketegangan atau kekakuan suasana, serta menyampaikan pesan dan kesan kepada masyarakat. Demikian juga, humor dapat mengungkapkan kenyataan-kenyataan hidup yang dialami oleh masyarakat dalam kesehariannya. Dengan humor kepahitan dan kesulitan hidup dapat terobati walau hanya sejenak.
Humor sebagai bagian dari kualitas insani, memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental manusia. Banyak temuan penelitian yang membuktikan dari manfaat humor. Humor dapat mengurangi tingkat kecemasan dan stres individu, meningkatkan kesehatan mental serta berkaitan erat dengan kreativitas dan kepribadian yang matang. Humor menjadi penting bagi kehidupan manusia, dapat memicu seseorang untuk tersenyum dan tertawa, senyum dan tawa sangat bermanfaat untuk kesehatan jiwa manusia. Dulu di tahun 80-an dan 90-an, ketika masih heboh-hebohnya film komedi Warkop DKI, kita sering membaca, “tertawalah sebelum tertawa itu dilarang”.
Orang yang banyak tersenyum akan melalui kehidupan ini dengan santai, bahkan menjadi santai dengan banyak persoalan. Akan memiliki banyak trik untuk mengalahkan kesulitan-kesulitian yang dihadapinya. Sebaliknya, orang yang jarang tersenyum (biasanya tersenyum kalau lagi menguntungkan dirinya) akan melihat kesulitan sebagai beban, bahkan merasakan seolah-olah gunung Seulawah dan Gurutee ada di atas kepalanya. Al-Qarni pernah menulis, seandainya manusia dapat bersikap jujur, niscaya mereka tidak memerlukan tiga perempat obat-obatan yang dijual di apotik, manusia cukup mengobatinya dengan tersenyum atau tertawa. Satu senyum atau tawa lebih baik dari seribu kali mengonsumsi aspirin atau pil penenang lainnya.
Luar biasa
Menambah wawasan tentang humor
Abe humoris