Humor tentang Anjing, Babi, Kucing, Kancil

Oleh: Syarifuddin Abe

Ini mungkin humor yang aneh, semua tentang dunia hewan. Tapi kita sebagai manusia sering juga dikaitkan dengan beberapa hewan ini. Yang lucunya, bukan hewan ini yang mengaitkan kita, melainkan teman kita yang juga sama-sama manusia. Entah kenapa? Mungkin bosan kali ya, sebagai manusia? Tapi yang dikaitkan bukan diri sendiri, melainkan orang lain. Aneh jadinya? Tabiat orang kadang macam-macam.

Kita semua, pasti tidak ada yang tidak mengenal dengan anjing, babi, kucing dan kancil. Jangankan nama-namanya, suaranya pun hafal di luar kepala kita. Kita juga tahu dongeng-dongeng tentang mereka. Bahkan secara agama pun kita paham; anjing, babi dan kucing tidak boleh dimakan. Anjing dan babi dalam Islam bernajis. Satu-satunya hewan yang boleh dimakan orang Muslim di antara hewan tersebut hanya kancil. Atau satu-satunya hewan yang jenius dalam kisah-kisah dongeng hanyalah kancil.

Orang, kalau kita bilang babi atau anjing pasti marah, tapi kalau kita bilang kucing, orang mungkin akan diam atau mikir-mikir. Anjing dan kucing merupakan hewan yang sepanjang abad tidak pernah akur. Anjing kalah dengan kucing hanya karena kucing juara memanjat pohon. Kalau lagi marahan kedua makhluk ini, kucing pasti lari dan naik ke pohon, paling-paling anjing menunggu di bawah sambil tiduran. Tapi anjing dan kucing juga sama-sama hewan kesayangan manusia. Namun kalau ditanya, manusia lebih menyukai kucing dibandingkan anjing, walaupun anjing dapat menjadi hewan yang menjaga keamanan di rumah atau di tempat lain. Penciuman anjing juga lebih tajam dari kucing.

Orang menyukai kucing karena kucing lebih manja daripada anjing, mungkin di sini manusia suka sama kucing. Padahal anjing dan kucing sama-sama hewan yang banyak jenisnya dan sama-sama merupakan hewan yang lucu dan menggemaskan. Anjing lebih suka tidur di depan rumah dibandingkan kucing, makanya kucing sering banyak dijuluki dengan hewan rumahan. Kucing merupakan hewan yang suka dielus-elus oleh pemiliknya, sedangkan anjing lebih mandiri, anjing lebih suka memberikan sesuatu kepada majikannya, seperti menjaga keamanan dan menggong-gong apabila ada sesuatu yang mencurigan.

Dibandingkan kucing, anjing merupakan hewan yang sangat setia. Ke mana pun anda pergi dan anda kembali setelah lima tahun kemudian, anjing masih tetap mengenal anda. Anjing akan berdiri di depan anda sambil menjulurkan lidah dan menggoyang-goyangkan ekornya tanda persahabatan. Kucing mungkin akan lari atau bersembunyi ketika melihat anda kembali, kucing memerlukan waktu yang agak lama untuk mengenal anda kembali. Kalau anda ingin mengelus kucing, kucing akan lebih curiga kepada anda ketimbang anjing, karena anjing lebih kuat merekam keberadaan anda dibandingkan kucing.

Anjing juga dianggap sebagai simbol kesetiaan, suka melindungi tuannya, bahkan persahabatannya lebih abadi dibandingkan hewan lainnya, termasuk kucing. Anjing juga dianggap sebagai hewan yang loyalitasnya tinggi, bahkan sangat kasih sayang. Sehingga orang sambil marah, tanpa sengaja, sambil memaki, keluar kata-kata, ‘mendingan kukasih makan anjing daripada….’. Dari segi yang lain, anjing dikenal hewan yang mampu melindungi tuannya, bahkan juga mampu menjaga keamanan rumah tuannya, memiliki sikap berani dan akan menggonggong sampai keadaan dianggap aman.

Dalam sebuah penelitian di tahun 2018, yang dilakukan oleh Universitas Wina, menemukan bahwa, anjing dapat menunjukkan rasa empati bahkan dengan perasaan sedihnya akan mendekati tuannya saat tahu bahwa tuannya lagi sedih atau menangis. Anjing duduk atau tidur di depan tuannya yang lagi sedih sambil menggoyang-goyangkan ekornya. Oleh karenanya, orang China kemudian mencantumkan anjing sebagai sebuah shio. Dalam kepercayaan orang China, orang yang shio anjing adalah orang-orang yang memiliki karakter seorang pemimpin, memiliki sifat jujur, setia, dapat dipercaya, sabar, memiliki dedikasi sehingga sering sukses dalam bisnisnya serta sebagai sosok pekerja keras.

Bagaimana dengan shio babi? Babi merupakan shio paling bungsu, oleh karenanya shio babi dalam tradisi orang China dianggap sebagai shio paling malas, penuh kecerobohan, tidak punya motivasi, melempem dan paling suka menunda-nunda, rakus serta selalu menginginkan yang praktis. Bagi orang China, babi juga dianggap hewan yang setia di dunia, gemuk dan bulat dengan memiliki badan yang berat, tapi dianggap tampan. Babi mampu memberikan kepercayaan diri dengan cepat, suka disentuh serta memiliki kemampuan dalam memberikan rasa cinta kepada siapa saja. Sebagai termasuk hewan piaraan, babi dapat menjadi piaraan yang setia dan dapat menjadi kawan sejati.

Bagaimana dengan kancil? Kancil bukan salah satu hewan favorit dalam tradisi masyarakat China. Makanya kancil tidak ada dalam shio. Dalam tradisi orang Melayu, kancil dianggap hewan cerdik yang gemar menipu lawannya, agak sedikit pemalas, namun kancil adalah hewan yang suka membela yang lemah. Kancil hewan yang berani meminta maaf apabila merasa bersalah dengan sesama kawannya hewan. Hewan ini dikatakan bijaksana, karena kancil terkesan misterius dan tidak ‘banyak tingkah’ di alam liar. Saat menemui bahaya pun, kancil tetap bisa tenang dan diam sambil bersiap-siap mengatur strategi mengalahkan lawan. Itulah kenapa si kancil dikatakan hewan yang cerdik dalam dongeng. Kancil disebut sebagai cool intelligence dalam menghadapi kesukaran. Juga selalu dapat dengan cepat memecahkan masalah yang rumit tanpa banyak ribut-ribut dan banyak emosi.

Pelanduk atau orang sering panggil kancil, bersifat soliter, biasanya terlihat berjalan sendirian, atau terlihat berpasangan pada musim kawin tiba. Bersarang di celah batu-batuan atau di lubang kayu, namun jika tempat semacam itu tak ada, kancil akan bersembunyi di bawah vegetasi yang lebat dan teduh. Walaupun banyak versi tentang dongeng ini, namun ada seperangkat karakter yang dominan pada sosok hewan ini, yaitu hewan yang cerdik, nakal, licik, suka mencuri, pintar berkelit, dan ulung dalam menipu. Dalam beberapa kisah si kancil diidentikkan dengan tokoh yang “tidak baik”, seperti menipu menjadi pekerjaan utama, suka menangnya sendiri, suka mencari keuntungan untuk dirinya sendiri. Sifat yang identik dengan merugikan pihak lain.

Kucing juga tidak termasuk hewan shio. Berdasarkan hikayat, sebenarnya kucing pernah dipanggil oleh Dewa Zodiak, ingin dijadikan sebagai salah satu lambang shio. Konon, karena kucing terlambat datang, akhirnya kucing tidak diikutsertakan dalam 12 shio utama itu. Ada juga yang mengatakan, karena kucing merupakan hewan asli dari Mesir, belakangan baru masuk ke Tiongkok pada era Kaisar Ming pada Dinasti Han (57-75M). Lebih jelasnya, kucing masuk di Tiongkok, kurang lebih1.000 tahun setelah terbentuknya shio. menjadi tak heran, jika kemudian kucing tidak ada dalam list zodiak China.

Berdasarkan sejarah Mesir, sejak zaman dahulu kucing dianggap sebagai simbol tanda kesuburan, kecantikan, malah juga dianggap sebagai tanda kekuatan. Berbeda dengan budaya di Eropa yang menganggap kucing berwarna hitam sebagai simbol untuk menarik kekayaan bahkan nasib menjadi baik. Selain dianggap sebagai dewi cinta dan kesuburan, kehadiran kucing hitam juga dipercaya membawa produktifitas dari hasil para petani dan akan mendapatkan perolehan rezeki yang melimpah.

Lain lagi dalam masyarakat Jepang, yang menganggap patung kucing sering membawa keberuntungan kepada para pemiliknya. Bagi masyarakat Jepang, patung kucing identik dengan makna keberuntungan, mendatangkan rezeki, sebagai bentuk sambutan selamat datang, bahkan masih banyak lagi. Kucing memang memiliki cerita tersendiri bagi setiap negara, bahkan di beberapa budaya sangat menghormati hewan ini, hampir setiap Negara memiliki mitos dan tradisinya, ada yang disembah, menjadikannya sebagai simbol keberuntungan dan perlindungan. Mitos yang umum di masyarakat tentang kucing adalah mereka dianggap bisa melihat hantu, mengetahui akan ada bencana, bahkan disebut memiliki sembilan nyawa.

Kucing juga memiliki gambaran kepribadian, bagi mereka yang memilih kucing sebagai hewan peliharaan favorit, cenderung memiliki sifat introvert dan memiliki kebutuhan akan ruang pribadi dan kebebasan. Sedangkan kucing yang kepribadian ekstrovert, cenderung lebih aktif, gemar bermain, serta suka berkomunikasi dengan manusia dan hewan lain. Sementara kucing introvert, cenderung pembawaannya lebih tenang, cenderung kurang suka keramaian, bahkan lebih memilih untuk menjaga jarak dari situasi yang menegangkan. Demikian juga dalam Islam, kucing dianggap sebagai hewan yang bersih, cerdas, dan berkah. Ada banyak kisah dan hadis yang menceritakan tentang keutamaan kucing dan bagaimana Rasulullah SAW sangat menyayangi hewan ini.

Anjing dan kucing merupakan sama-sama hewan pemakan daging. Perbedaannya, kucing merupakan hewan karnivora yang makanannya lebih menyukai daging daripada makanan yang lain. Sedangkan anjing merupakan hewan omnivora yang makanannya ingin lebih bervariasi yang tidak hanya berpangku pada daging. Dibandingkan dengan anjing, makanan kucing lebih menginginkan kandungan daging yang berprotein tinggi, hal ini dikarenakan kucing lebih mendapatkan tenaga dari makanan yang mengandung protein lebih tinggi.

Mungkin juga, kebanyakan orang lebih suka kucing daripada anjing, karena anjing dianggap hewan bernajis. Padahal kucing lebih rakus dibandingkan anjing. Kucing lebih kuat mengeong ketika mengharapkan makanan dibandingkan anjing yang lebih banyak diam dan melotot ketika melihat anda sedang memakan sesuatu. Anjing lebih gesit pada penciuman dan pendengaran, kucing lebih gesit dalam menangkap serta ketajaman penglihatannya melebihi manusia, terutama pada malam hari. Kucing dapat diandalkan untuk menangkap tikus dan anjing dapat diandalkan untuk mengetahui gerak-gerik maling, termasuk hal-hal ganjil lainnya. Satu hal yang dimiliki kucing, tidak dimiliki hewan lain adalah; kucing tahu kapan waktu kematiannya, sehingga kucing sering mencari tempat bersembunyi untuk menunggu kematiannya. Ada yang bilang, kucing sembunyi untuk mati karena kucing tahu bangkainya sangat bau dan menyengat.

Anjing lebih kuat menggonggong apabila berhadapan dengan musuh, terutama kalau di malam hari saat berhadapan dengan situasi yang mencurigakan. Anjing juga dianggap hewan yang penuh agresif, apalagi kalau dibandingkan dengan kucing. Ukuran badan anjing juga lebih besar dari kucing, anjing lebih sering menjulurkan lidahnya bahkan lebih sigap serta penuh waspada terhadap orang yang tidak dikenalnya, anjing akan sibuk dan tidak tenang. Kucing tidak demikian, diam bahkan lebih mementingkan keselamatan dirinya dengan bersembunyi. Makanya, dalam pikiran manusia, anjing lebih menjadi hewan yang terkesan, selalu diingat, termasuk menjadi hewan yang sering dipakai apabila manusia mengumpat terhadap seseorang.

Loh, bagaimana dengan babi? Babi merupakan hewan yang jorok dan kotor, menyukai bangkai bahkan suka memakan kotorannya sendiri, juga memakan kotoran manusia. Babi gemar memakan serangga, daging hewan yang sudah membusuk serta babi juga sering minum air seninya sendiri. Babi suka tinggal pada tempat yang kotor dan tidak suka tinggal pada tempat yang bersih dan kering. Babi di samping sebagai hewan yang betah tinggal di tempat yang penuh kotoran, juga merupakan hewan bertaring bahkan cenderung kasar. Babi memiliki sifat buruk, yaitu suka memakan apa saja serta suka mencari makanannya di comberan dan di tanah yang basah bahkan berlumpur.

Persoalan kata ‘babi’ dan kata ‘anjing’, sebagaimana saya sampaikan di atas, manusia lebih senang memakai kata ‘anjing’ sebagai bahan umpatan dibandingkan dengan kata ‘babi’. Perlu kita sadari bahwa umpatan adalah ungkapan kekesalan, kemarahan, kejengkelan, kekecewaan, dan sebagainya yang ditujukan kepada orang lain. Sehingga orang yang sangat marah tidak akan mengumpat dengan nama binatang yang indah seperti love bird, merak, jerapah, perkutut, semut, hehehe. Kata teman saya, kata ‘anjing’ lebih mengena untuk mendamprak atau memaki orang dibandingkan kata ‘babi’, walaupun terkadang kata ‘babi’ keluar juga, mungkin karena terpaksa atau kebetulan hanya babi yang teringat. Makanya, kata ‘anjing’ sudah menjadi kata yang sangat familiar dan mudah keluar dari mulut orang ketika orang jengkel dan marah. Makanya, ketika saya kuliah di Yogyakarta, sebelum saya jalan-jalan untuk mengenal dan mempelajari kota Yogyakarta, oleh tema-teman saya, hal yang terlebih dahulu diberitahu adalah kata-kata yang biasa dipakai orang ketika memaki atau mengomel, yaitu kata ‘asu’ alias anjing. Kalau tidak salah, orang yang suka makan daging anjing pun, kalau lagi kesal atau marah kepada seseorang, sering memakai kata ‘anjing’ atau ‘dasar asu’.

Dalam sejarah Indonesia, pemakaian kata ‘anjing’ sebagai kata umpatan, sudah ada sejak VOC (Kongsi Dagang Hindia Timur) hingga sekarang. Kata ‘anjing sangat popular bahkan sangat familiar. Dalam sejarah, pernah kaum VOC menyamakan Raja Mataram, Sultan Agung dengan menyebutnya sebagai “seekor anjing yang mengotori masjid Jepara”. Demikian juga dengan orang Belanda, yang menyamakan orang pribumi dengan kata ‘anjing’, karena dianggap mengganggu dan mengusik Belanda. Di tempat-tempat khusus yang menjadi tempat orang-orang Belanda dan Eropa, mereka menulis pada papan atau tembok dengan kata-kata Verboden voor Inlanders en Honden atau bila diterjemahkan menjadi Pribumi dan Anjing Dilarang Masuk.

Pada masa perjuangan, khususnya masa Soekarno, oleh orang-orang Belanda, terutama para politikus dan petinggi Belanda menghina dan mengecap Soekarno sebagai “anjing peliharaan Jepang”. Demikian juga sebaliknya, oleh para aktivis pergerakan pribumi meneriaki orang-orang yang dekat dan bekerjasama dengan Belanda dengan sebutan anjing Belanda. Sebenarnya, tidak jelas juga, entah sejak kapan kata ‘anjing’ menjadi kata yang sangat favorit dan melekat dalam kepala manusia, dibandingkan kata ‘kucing’ atau hewan lainnya sebagai kata umpatan?

Di antara ke empat hewan itu, manusia sangat marah kalau dikatai babi. Mungkin orang marah karena dianggap babi itu bernajis. Dianggap babi sebagai hewan yang jorok dan kotor serta pemalas. Orang lebih senang dibilang anjing dibandingkan dibilang babi, anjing dianggap lebih setia dan banyak keuntungan bagi kehidupan manusia. Malah ada yang mengatakan, “aku mendingan disamai dengan anjing daripada babi?”. Terangkhir, ada dua hal yang bikin aneh manusia untuk babi, pertama, babi adalah hewan yang tidak bisa belok secara dadakan, bahkan memerlukan waktu yang agak lama ketika ingin berbelok. Kedua, babi juga tidak dapat melihat ke atas, hal ini dikarenakan pergerakan leher babi terbatas dan pandangannya cenderung selalu ke bawah, hal ini juga bukan berarti babi tidak dapat melihat langit?

KataCyber adalah media siber yang menyediakan informasi terpercaya, aktual, dan akurat. Dikelola dengan baik demi tercapainya nilai-nilai jurnalistik murni. Ikuti Sosial Media Kami untuk berinteraksi