Stasiun Riset Ketambe Indah dengan Sejuta Flora-Faunanya

Azzam Nabil Satria
Azzam Nabil Satria berada di Kawasan Ekosistem Leuser. (IST)

Oleh  Azzam Nabil Satria

Siswa SMA Negeri 1 Kutacane/Kami Sahabat Leuser (KSL)

 

Pernahkah kita sadar kemana kupu-kupu saat ini? Bukankah fauna ini indah? fauna ini menemani masa masa kecil kita di taman yang asri dan indah, tetapi mengapa di saat kita dewasa fauana (kupu-kupu) ini justru hilang seakan akan punah? Hewan ini bukan hilang atau pun punah melainkan habitatnya yang hilang. Hilangnya habitat kupu-kupu di daerah kita menandakan lingkungan kita tidak sedang baik-baik saja.

Apakah tandanya di daerah kita sudah rusak? apakah tandanya di daerah kita sudah tidak ada tempat yang bersih? ataukah dampak pembangunan yang melunjak? sehingga membuat ruang gerak atau habitatnya semakin sedikit dan mereka memilih berpindah tempat atau imigrasi mencari tempat yang lebih segar, hijau, luas, asri, sehingga membuatnya pergi agar lebih nyaman.

Semua ini adalah cerita tentang saya menemukan habitat kupu kupu lebih 2500 spesies kupu kupu Sumatera, lebih tepatnya di Aceh Tenggara, yang identik dengan Taman Nasional Gunung Leuser dan kawasan ekosistem Leuser. Lokasi ini menjadi salah satu tempat penelitian tertua di dunia, dan saya bangga menadi warga di lokasi tersebut.

Perjalanan saya dimulai dengan tim Kami Sahabat Leuser (KSL), Sekolah Kita Menulis (SKM) Cabang Aceh Tenggara, yang telah memandu kami siswa SMA Negeri 1 Kutacane, dan saya terpilih menjadi salah satu yang mengikuti kegiatan ini untuk mengunjungi TNGL .

Sebagai siswa yang berkesempatan mengunjungi dan belajar di tempat penelitian tertua di dunia yang terletak di Aceh Tenggara di Kecamatan Ketambe, apalagi saya seorang siswa tentu sangat bahagia dapat mengunjungi TNGL atau langsung berada di pusat riset Ketambe, saya di sana berencana untuk menggali banyak ilmu tentang habitat yang ada di sana, dan menikmati indahnya Gunung Leuser, dan ini berpapasan dengan saya yang capek melihat perkotaan yang tidak ada hijaunya.

Saya mengambil kesempatan ini dengan niat yang baik, perjalanan saya pun dimulai pada tanggal 24 Februari 2024, pada pagi harinya saya telah menyiapkan perlengkapan saya untuk pergi ke TNGL. Saya tiba di sekolah pada jam 8.00 WIB dan berangkat dari sekolah ke Ketambe pada pukul 9.30 WIB. Selama di perjalanan menuju TNGL, saya tidak sabar dan sangat exicted untuk melihat keindahannya yang tiada bosannya untuk dilihat, bahkan sampai jadi debu.

Setelah kurang lebih dua jam perjalanan, saya sampai di depan tempat penyeberangan TNGL yang terhalangi oleh Sungai atau Kali Alas yang panjang sungainya sangat panjang, sampai ke Aceh Selatan. Kami melewati Sungai Kali Alas menggunakan kereta gantung atau getek, saat di kereta gantung sudah terlihat betapa hijaunya TNGL.

Setelah itu, kami berjalan kurang lebih lima menit untuk sampai di pusat riset atau Stasiun Riset Ketambe. Di situ saya terharu hampir saja air mata saya tertetes karena indahnya, asrinya, hijaunya, pemandangannya. Saya tidak menyangka bahkan sampai seindah ini. Saat siang hari menuju sore, saya melihat pemandangan yang sangat indah, saya dikelilingi oleh pepohonan besar, suara kicuan burung rangkog yang indah, suara serangga, matahari yang terbenam menyinari pepohonan, hingga menyinari monyet berekor panjang, hingga akhirnya malam tiba saya tidur di camp, dan saya sangat tidak sabar untuk mengikuti kegiatan filed trip esok harinya. Dalam kegiatan field trip terebut, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri hewan hewan endemik seperti Orang Utan, hingga kupu-kupu yang bertebangan dengan jumlah ribuan.

Pagi pun tiba, tim KSL membuat kelompok untuk mengobservasi di hutan TNGL, tim KSL memberi tugas, tugasnya berupa memonitoring flora fauna di pusat riset Ketambe, tak lama setelah kami berjalan saya melihat banyak kupu-kupu, bak di pikiran saya pasti ada sesuatu indah yang menunggu saya. Selama perjalanan kami melihat banyak flora dan fauna yang baru pertama kali saya lihat Ketambe indah dengan sejuta flora dan faunanya.

Tanjakan, turunanan, pohon tumbang, jalan yang licin, terpleset, semua lelah dan letih ini  hilang ketika melihat pemandangan di sungai yang jernih, ikan ikan kecil, suara burung berkicau seperti bernyanyi, pohon pohon yang besar, dan bebatuan di sungai yang membuat sungai indah.

Tidak lama setelah itu saya melihat segerombolan kupu-kupu yang rasanya ada ribuan kupu-kupu. Saya terdiam sejenak ketika melihat pemandangan yang sangat indah ini, bahkan rasanya kata kata tidak bisa menjelaskannya, semua rasa lelah, letih yang telah dilalui dalam field trip semua terobati karena moment ini, momen yang tak pernah terbayangkan ini. Rasanya seperti tidak nyata ketika mengingat kembali kejadian ini. Saya harap, saya bisa kembali ke TNGL, ke stasiun riset Ketambe dan melihat momen momen indah ini lagi, seperti kejadian ini tidak pernah diceritakan oleh orang orang. Dan saya telah membuktikan degan mata kepala saya

Terbayangkah momen ini bagi pembaca? Bayangkan jika kalian ke TNGL melewati tantangan tantangan seperti kami lalui, lalu melihat pemandangan ini? Waw. haha

KataCyber adalah media siber yang menyediakan informasi terpercaya, aktual, dan akurat. Dikelola dengan baik demi tercapainya nilai-nilai jurnalistik murni. Ikuti Sosial Media Kami untuk berinteraksi