Oleh : Apriadi Rama Putra
Praktisi Sekolah Kita Menulis (SKM) Cabang Aceh Tenggara
Titik kumpul di sekretariat Forum Konservasi Leuser (FKL) menjadi awal dari sebuah perjalanan yang tidak terlupakan bagi saya, Kawan-Kawan dari FKL, Sahabat Leuser, dan beberapa siswa dari SMA Negeri 1 Kutacane. Meskipun terjadi keterlambatan dan kekacauan di awal perjalanan, kebersamaan kami mengubah setiap tantangan menjadi petualangan yang penuh makna.
Saat menunggu jemputan menuju Ketambe Research Station, suasana hati kami terganggu oleh ketidaktepatan waktu salah satu rombongan. Namun, ketegangan itu segera sirna saat kami menaiki mobil yang penuh keceriaan, meskipun supirnya seperti mengemudikan ambulans yang mendesak tiba di tujuan.
Perjalanan menuju Ketambe Research Station tak hanya membebani perut kami dengan makanan sisa sebelum berangkat, tetapi juga mengisi kepala kami dengan rasa pusing, puyeng, dan serba salah. Namun, semua rasa tidak nyaman itu lenyap saat mata kami disuguhi panorama alam Leuser yang memesona. Sebagai putra daerah Aceh Tenggara, saya terpesona dengan keindahan alam di daerah sendiri yang belum pernah saya sadari sebelumnya.
Ketika kami tiba di Ketambe Research Station, lelah kami terkikis oleh ketenangan alam yang mengelilingi kami. Seolah-olah waktu berhenti berputar dan kami berada di dunia yang berbeda, di mana keindahan alam menjadi pemandangan sehari-hari. Saya merenung, betapa beruntungnya kami bisa menyaksikan keajaiban alam ini, sementara banyak orang bahkan belum pernah menyentuhnya.
Setelah istirahat dan makan siang, kami siap melanjutkan petualangan kami dengan field trip di tengah hutan Leuser. Di tengah perjalanan, kami mendapat kejutan dengan kemunculan burung yang langka, Burung Rangkong. Kebahagiaan kami sempurna saat salah satu siswi ditelpon orangtuanya untuk menceritakan penemuan tersebut, walaupun dengan kekonyolan yang mengundang gelak tawa.
Perjalanan kami dihiasi dengan penemuan-penemuan menakjubkan, seperti pohon “Perak” dan berbagai spesies flora dan fauna yang tak pernah kami lihat sebelumnya. Saat matahari mulai terbenam, kami kembali ke penginapan untuk istirahat dan menyimpan energi untuk kegiatan mendatang.
Pagi hari, kami disambut dengan briefing untuk petualangan berikutnya yang lebih menantang. Dibekali tugas oleh FKL, kami membagi kelompok dan menjelajahi hutan Leuser dengan semangat yang membara. Setiap temuan kami catat dengan cermat, menyadari betapa pentingnya menjaga kelestarian alam bagi masa depan bumi.
Pulang ke basecamp, kami mengerjakan tugas dan menyajikan temuan kami dalam presentasi kelompok. Kejutan datang saat kami menyadari betapa beragamnya penemuan antar kelompok, memperkaya pengalaman kami dalam menjaga lingkungan.
Malam ini, kami belajar “Menulis Untuk Leuser” bersama mentor kami, Zulfata. Dalam suasana yang penuh inspirasi, kami menulis tentang pengalaman kami, perasaan kami, dan solusi untuk menjaga keindahan alam Leuser. Sambil menikmati kolak pisang yang disediakan oleh panitia FKL, kami merasa bersyukur telah mengalami petualangan yang tak terlupakan di salah satu surga dunia ini. Semoga cerita kami menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih peduli dan menjaga kelestarian alam.
Malam itu, ketika gemuruh hutan Leuser mulai mereda, saya merenung di bawah gemintang yang berkilauan. Dalam keheningan malam, doa-doa kecil saya tersampaikan kepada sang pencipta, semoga mimpi indah tentang Leuser menyambut saya di alam bawah sadar.
Pagi menjelang, aroma kopi yang harum membangunkan semangat kami untuk menghadapi hari yang penuh petualangan. Sambil menikmati sarapan, cerita lucu dari seorang anggota tim FKL membuat suasana semakin cerah. Tawa riang mengalir di antara kami, merangkul kehangatan persaudaraan yang terjalin selama petualangan ini.
Namun, keceriaan itu terputus saat panitia FKL mempersiapkan Post Test pagi itu. Rasanya waktu berlari begitu cepat, dan kami terpaksa diuji tentang pengalaman dan pemahaman kami selama berada di Leuser. Hati ini ingin memperpanjang waktu di tempat yang dipenuhi kedamaian dan keindahan alam.
Ketika akhirnya cerita kami bersama Leuser mencapai puncaknya, suasana bahagia menyelimuti kami. Acara penutupan dihiasi dengan senyum kepuasan dan kenangan tak terlupakan. Di bawah terik matahari, kami berbagi pandangan tentang pentingnya menjaga kelestarian alam, termotivasi oleh petualangan yang telah kami alami.
Setelah mengucapkan terima kasih yang tulus kepada tim FKL atas penerimaan hangat mereka, kami meninggalkan Leuser dengan hati penuh rasa syukur. Semoga cerita petualangan kami di surga dunia ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih peduli dan menjaga keindahan alam yang ada di sekitar kita.
Leave a Review