“Kita ke sini meninjau secara langsung kemanfaatan dari program pompanisasi. Dan alhamdulillah Boyolali capaiannya sudah 77 persen,” kata Sudaryono usai turun langsung melakukan penanaman padi menggunakan transplanter, Kamis (15/8/2024).Sudaryono mengatakan, target PAT di Jawa Tengah sejauh ini berjalan cukup baik, di mana rata-rata petani di sana melakukan penanaman lebih dari satu kali dalam setahun. Untuk itu, dirinya ingin program PAT dikawal bersama agar Indonesia mampu mewujudkan swasembada dan lumbung pangan dunia.
“Mari kita kawal penambahan areal tanam ini agar yang tadinya tanam satu kali menjadi dua kali, yang dua menjadi tiga. Kita mau dorong sampai dengan awal Agustus, maksimal sampai dengan pertengahan September. Saat ini kita hadirkan air lewat pompanisasi,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Asisten II Pemkab Boyolali, Isnan Adi Asmono juga menyampaikan bahwa program pompanisasi berjalan dengan lancar, 156 unit pompa sudah dibagikan kepada para petani.
“Pompa yang dibagikan di Boyolali saat ini sudah mencapai 156 unit. Irigasi perpompaan mendapatkan 40 unit bantuan, dan saat ini pelaksanaannya sudah mencapai 60 persen sehingga di puncak kemarau akhir Agustus dan awal September dapat dimitigasi,” ujar Isnan
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Joko Suhartono menyatakan bahwa wilayahnya masih menjadi salah satu penyumbang produksi terbesar di Jawa Tengah.
“Kabupaten Boyolali di tahun kemarin 2023 surplus 23 ribu ton. Petani dan penyuluh bekerja keras, dan dengan adanya program pompanisasi ini Insyaallah ada penambahan,” kata Joko.
Sebagai informasi, program PAT di Kabupaten Boyolali memiliki target luasan sebanyak 5.470 hektare, dan per Kamis (15/8) telah mencapai 4.222 hektare, atau 77,19 persen.
Pompanisasi merupakan solusi cepat bagi para petani yang kesulitan berproduksi akibat kekeringan panjang yang melanda dunia. Pompanisasi menjadi pilihan tepat dan strategis bagi masa depan Indonesia dalam menghadapi ancaman darurat pangan.
Leave a Review