Oleh : Fadil Muhammad Siregar
Direktur Administrasi Lembaga Pariwisata dan Pencinta Alam Mahasiswa Islam Cabang Padangsidimpuan
Salah satu bukti HMI merupakan barometer peradaban dan barometer pergerakan dilihat dengan banyaknya alumni- alumni HMI yang menjadi Politisi, Wiraswasta dan cendikiawan. Dalam era teknologi pada saat ini, HMI sudah banyak mengalami perubahan seiring cepatnya perkembangan zaman. Makanya pembahasan Kursial hari ini adalah bagaimana cara meningkatkan SDM kader HMI supaya menjadi laboratotorium peradaban menuju indonesia emas. Sesuai dengan tujuan HMI yang terdapat pada AD/ART pasal 4 yang berbunyi “Terbinanya Insan Akademis Pencipta Pengabdi yang Bernapaskan Islam dan Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Masyarakat Adil dan Makmur yang Diridhoi Allah SWT”
Realita HMI hari ini mengalami stagnisasi yang mana di dalam tubuh organisasi banyak dinamika yang terjadiyang berimbaskan kepada kemunduran HMI itu sendiri, hal ini menjadi indikasi kelemahan HMI menyebabkan jauh dari pada tujuan organisasi, karna ambisi menduduki struktural HMI dilihat dari pada politik komisariat adalah politik menuju kecabang dan orientasi pengurus tidak ingin mengembangkan kualitas kadernya sendiri dan pengurus cuma ajang mencari materialistis dan esensialnya saja. dan bobroknya lagi senior tidak mewariskan yang baik kepada junior-juniornya.
Pengkaderan merupakan jantung organisasi HMI, calon kader HMI harus melewati tahapan LKI (Basic training) dan akan menjadi anggota HMI, disinilah kurangnya peran dari pada pengurus untuk menggembleng anggota HMI yang berkualitas untuk mendekati tujuan dari pada HMI. Mengembangkan kualitas anggota HMI adalah tugas pengurus melalui kegiatan-kegiatan yang menunjang akademik dan soft skil, hard skill kader.
Banyaknya anggota HMI hari ini setelah menyelesaikan LKI menghilang salah satu penyebabnya adalah akibat dinamika HMI yang berimbaskan kepada kejenuhan anggota HMI untuk aktif seperti mempertahankan kekuasaan ditingkat komisariat dan membunuh potensial anggota HMInya sendiri untuk menuju kepentingan struktural dan karena ilmu pendekatan kader (IPK) dan membuatnya sakit hati atau kemungkinan penyebab utamanya adalah anggota HMI tidak mendapatkan dampak positif dari pada HMInya sendiri.
Tantangan Komisariat hari ini adalah bagaimana caranya memiliki anggota/kader yang militansinya tinggi baik segi royalitasnya untuk kemajuan komisariat itu sendiri. Setiap organisasi tentunya memiliki masalah tidak ada satu pun organisasi di indonesia ini yang tidak memiliki masalah tapi bagaimana kemudian caranya agar kita bisa meminimalisir masalah tersebut.
HMI ini bisa dianalogikan seperti wadah/tempat, rumah tentunya kitaakan menemukan berbagai macam karakter manusia/kader didalam HMI berorganisasi juga sepertibernegara tentunya memiliki kader yang oposisi dan petahana tentunya harus dianjurkan memiliki sikap politik karna tuntunan organisasi harus bergenerasi. Jadi bagi orang yang ingin berproses lebih mendalam di HMI tidak boleh mudah sakit hati
- Kader berperan bukan baperan.
Tanggung jawab untuk memajukan HMI adalah tanggungjawab seluruh kader dan alumni HMI jangan anda berpikir itu adalah tanggung jawab dari pada pengurusHMI tapi sesuai konteksnya peran penguruslah yang lebih besar untuk memajukan HMI itu sendiri tapi yang namanya warga HMI tentunya harus saling bekerja sama untuk menjapai tujuan dari pada HMI itu sendiri. Sesuai dengan defenitifnya pengertian kader adalah orang yang secara terus menerus terorganisir dan akan menjadi tulang punggung organisasi HMI. Berproses berorganisasi sangat kompleks dan fasilitas di organisasi sangat banyak karnadi organisasilah kita bisa belajar secara gratis melalui kegiatan-kegiatan organisasi. - Kegobrokan Kontestasi di HMI mengalahkan pengkaderan. Salah satu rapat yang wajib dilaksanakan di komisariat adalah RAK (Rapat Anggota Komisariat) esensi rapat ini untuk evaluasi, regenerasi dan proyeksi tapi realistisnya hanya fokus pada generasi, pada rapat RAK yang dipertontonkan kepada kader-kader adalah gimana cara menghalangi kandidat supaya terjadinya aklamasi dan menunjukkan forum yang anarkis bukan forum intelektualisme yang menyebabkan membunuh potensial kadernya sendiri wajar saja banyak kader HMI yang jenuh tambah lagi orang – orang di HMI titipan dari pada organisasi kedaerahan atau sering disebut titipan. Dalam kontestasi pasti ada yang kalah dan ada yang menang, tentunya pihak yang menang sangat jarang memakai pihak yang kalah atau merangkul pihak yang kalah, di struktur kepengurusan juga di atur secara struktur, sistematis dan masif dan banyak kader berpotensi dan berkualitas tidak dipakai, kalo sistemnya seperti ini lebih baik organisasi diubahnya menjadi partai politik. Jangan terjebak dalam kontestasi sehingga melupakan esensi dari pada perkaderan. Melalui tulisan ini saya mengajak kader HMI supaya merenungkan kembali esensi perkaderan HMI itu sendiri.
- Kembali ke Khittah Perjuangan HMI. Penerimaan konsep keilahian dimana Allah adalah ilah manusia dan sekalian alam, berkonsekwensi tujuan hidup pun harus sejalan dengan keilahian tersebut. Hakikatnya hidup adalah usaha menuju kesempurnaan jawaban atas pertanyaan ‘siapa manusia itu?’ artinya, manusia yang mencari jawaban adalah manusia yang ‘hidup’. Hanya pada sisi Allah SWT jawaban itu dipenuhi secara menyeluruh. Namun demikian manusia tidak bisa menemukan jalan mencari jawaban pada sisi Allah SWT tanpa terlebih dahulu menemukan jawaban dari manusia lainnya dan alam sekitarnya. Konsep hidup lebih dikenal dengan ‘perjuangan nilai’. Lewat ‘perjuangan nilai’ akan lahir jawaban-jawaban dalam dua bentuk proses, yaitu ‘pilihan dan kesadaran’. Manusia yang mendapat jawaban dari proses ini kan lebih tidak mudah goyah dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Kekuatan ini akan mengecilkan kemungkinan keputusasaan seorang manusia dalam hidupnya.
Tujuan organisasi dalam anggaran dasar mencerminkan dua bentuk usaha organisasi dalam gerakannya yaitu usaha organisasi HMI atas pembentukan individu dan usaha organisasi HMI atas pembentukan masyarakat. Dua bentuk usaha ini menjadi tanggungjawab organisasi secara langsung.
Perkaderan HMI merupakan upaya peningkatan kualitas anggota-anggotanya dengan memberikan pemahaman ajaran dan nilai kebenaran Islam. Hakikat perjuangan HMI adalah kesungguhan melaksanakan ajaran Islam pada kehidupan masyarakat secara bertahap dan konsisten. HMI pada hakikatnya bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik atau politik. Melainkan wadah atas pendidikan dan alat vital barometer peradaban.
Penulis mengajak seluruh kader HMI supaya kembali ke khittah perjuangan HMI.
Leave a Review