Katacyber.com | Pati – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, turun langsung meninjau Rumah Pompa Tambakromi, Pati. Jumat (02/08/2024) sebelumnya dilaporkan rumah pompa inj pernah menjadi andalan warga setempat dalam memenuhi kebutuhan air sawah tadah hujan saat di musim kemarau panjang. Rumah pompa yang dibangun pada 1989 dan beroperasi mulai tahun 1992 ini. Akhirnya pada 2018 lalu, harus berhenti beroperasi setelah terbentur biaya operasional.
Sudaryono memastikan rumah pompa tersebut agar bisa segera diaktifkan kembali untuk memenuhi kebutuhan air para petani Tambakromo yang satu tahun terakhir ini dilanda kekeringan panjang.
“Karena itu, demi membela rakyat dan petani Pati kita tidak perlu ragu-ragu untuk segera menyampaikan apa-apa saja yang menjadi kebutuhan,” kata Sudaryono, Semarang, Jateng, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Sudaryono berharap, setelah dapat beroperasi kembali, Rumah Pompa Tambakromo dapat menjadi pendukung utama tingginya produksi pangan dan kesejahteraan petani di Pati. Dan agar tidak berhenti beroperasi lagi, ke depan Rumah Pompa Tambakromo akan dikelola bersama pimpinan daerah setempat.
“Tapi saya berharap dimaksimalkan dahulu pompa yang sudah tersedia. Saya minta dibuatkan Rencana Anggaran Biaya, yang sederhana saja, agar pompa air ini dapat berfungsi secara maksimal dan mengairi areal sawah 1.000 hektar yang ada dilokasi,” Tegas Sudaryono.
Menurut Sudaryono, program pompanisasi dari Kementan sejauh ini sudah terbukti efektif dalam meningkatkan produksi pangan nasional. Sehingga, agar lebih maksimal, Kementerian Pertanian saat ini telah membentuk Satgas Pompa yang melibatkan 1.500 pegawai. Mereka diberi tanggungjawab dalam pengadaan pompa dan perluasan areal tanam di 7.000 Kecamatan se-Indonesia.
“Satgas pompa yang dibentuk bertanggung jawab untuk memastikan pompanya ada, sampai di lokasi dan berfungsi dengan baik. Nantinya, lahan bisa ditingkatkan indeks pertanamannya, yang tadinya mulai setahun sekali bisa menjadi dua kali dan dua kali menjadi tiga kali. Jadi perluasan areal tanaman kita yang tadinya 1.000 hektar bertambah menjadi 2.000 hektar atau 3.000 hektar,” ungkap Sudaryono.
Namun, Sudaryono menegaskan Kementan tidak melulu mengandalkan program pompanisasi dalam upaya memenuhi kebutuhan air petani. Tapi juga dengan membangun saluran irigasi baru.
“Total lahan sawah yang memanfaatkan saluran irigasi baru sebesar 27 persen, target pemerintah ke depan akan ditingkatkan hingga mencapai 50 persen sambil membangun irigasi irigasi baru,” terang Sudaryono.
Leave a Review