Sumatera Utara dalam Kemajemukan

Maulana Arif Hidayatullah

Oleh Maulana Arif Hidayatullah

Sumatera Utara sebagai provinsi tempat dimana kita kembali merefleksikan bahwa Sumatera Utara juga didapati adanya kemiripan dengan tatanan Indonesia secara keseluruhan (Indonesia mini) yang didasari dengan aspek-aspek keberagaman sosial meliputi hampir seluruh etnis yang banyak bermukim di sumatera utara sejak lama, seperti etnis Melayu, Aceh, Batak, Karo, dan Jawa.

Hal ini berdasarkan pada masifnya temuan-temuan yang bersifat historikal sebagai penanda bahwa sumatera utara sejak dahulu telah menjalin hubungan ekonomi, sosial, politik, dan budaya dengan dunia luar.

Hubungan kausalitas dari keberagaman dan kemajemukan ini juga turut berimbas pada ketimpangan hingga ketidakstabilan sosial pada era kerajaan-kerajaan besar dan kecil di sumatera utara untuk turut serta dalam memperebutkan hagemoni dan dominasi yang didasari dengan asas kesukuan-kekerabatan yang dahulu dipandang sebagai salah satu nilai yang sakral serta patut untuk diperjuangkan mati-matian hingga pada akhirnya era aufklarung (pencerahan) di Sumatera utara dimulai dan digaungkan melalui masuknya pemahaman” dogmatis di nusantara yang lebih diterima dan mendapatkan rasa syukur yang begitu besar di kalangan masyarakat.

Mulai dari masuknya agama hindu-Buddha pada abad ke 4M, berlanjut dengan masuknya Islam pada abad ke 7 masehi yang secara historis juga pertama kali menandakan masuknya islam beserta nilai-nilai nya melalui jalur perdagangan yang berasal dari gujarat, india yang kemudian para pedagang itu bermukim di pantai barat Sumatera utara dengan barus sebagai titik masif awal penyebaran agama Islam.

Islam beserta budaya nya kerap menjadi santapan aktivitas sehari-hari masyarakat sumatera utara pada masa puncak keemasannya dengan memadukan budaya lokal dan agama yang dipandang sebagai suatu yang menyimbolkan kesucian sejak hati dan pikiran, hingga kedatangan portugis pada abad ke 16M sekaligus menandakan masuknya agama kristen ke nusantara, Hal ini menjadi pelengkap kemajemukan dan keberagaman di nusantara khususnya di Sumatera Utara yang lebih dulu didapati banyaknya kelompok masyarakat multi-etnis serta dipadukan dengan pemahaman agama sebagai nilai suci dan akhirnya menjadikan Sumatera Utara sebagai daerah multikultural yang sedikit demi sedikit mengikis akar konflik/perang saudara berkepanjangan yang didasari dengan perasaan etnosentris dan primordialisme.

Kedatangan penjajah Belanda pada abad ke 16 juga turut menjadi faktor sosial-politik di Sumatera Utara yang dimana pada saat itu proses pencerahan baru dimulai dengan masuknya pemahaman agama yang disertai dengan datangnya bencana penjajahan belanda, secara segmentasi di Sumatera Utara pada saat itu masih terdapat beberapa kelompok etnis dan suku yang enggan mengakui kedatangan dan hadirnya agama di tengah masyarakat, sebab masih bercokol pada pemahaman-pemahaman kuno yang disebut paganisme di sektor sektor terpencil Sumatera Utara.

Seiring dengan perkembangan zaman dan pengalaman penjajahan belanda yang panjang, melelahkan dan menyakitkan pada akhirnya seluruh aspek masyarakat dari hulu ke hilir serta berbagai latar belakang suku, ras dan agama sepakat secara terpisah melawan penjajahan belanda dengan kiat-kiat dan caranya masing-masing.

Perjuangan ini secara futuristik juga menandakan bahwa konflik yang didasari pada aspek egosentris berakhir secara permanen dan dilanjutkan dengan mekanisme perjuangan pembebasan serta pada akhirnya muncullah beragam generasi-generasi pembaharu dari berbagai daerah di nusantara termasuk sumatera utara yang juga ikut andil bergabung Di dalam satu naungan sumpah Pemuda yang digaungkan pada 27-28 september 1928 di Batavia, Jakarta yang berisi semangat dan nilai juang yang luhur atas nama bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

Oleh karena itu penulis berharap, agar kedepannya masyarakat Sumatera Utara dapat ikut andil dan menjadi entitas-entitas yang dapat menjadi pembaharu di segala sektor kehidupan berbangsa dan bernegara dengan dipicu oleh semangat kebangsaan melalui kemajemukan dan keberagaman budaya yang secara berkelanjutan dirawat dan menjadi spirit menyimpan khas nuansa persatuan Indonesia.

KataCyber adalah media siber yang menyediakan informasi terpercaya, aktual, dan akurat. Dikelola dengan baik demi tercapainya nilai-nilai jurnalistik murni. Ikuti Sosial Media Kami untuk berinteraksi