Oleh Misbah
Kami Sahabat Leuser
Hutan merupakan suatu anugerah Tuhan kepada kita, hutan merupakan penyangga kehidupan manusia. Hutan sangat identik dengan keberadaan vegetasi tumbuhan/pohon yang melimpah. Hal tersebut ada karena kuasa Tuhan-lah yang menciptakan segalanya. Tetapi di balik semua itu ada kaidah ilmiah atau hal sains di mana tumbuhan tersebut ada yang menanam nya tidak mungkin tumbuh sendiri jika di lihat dari sudut pandang sains. Saat di cermati lebih dalam lagi tentu bukan manusia yang melakukannya melainkan mereka para penghuni hutan yaitu satwa-satwa liar yang melestarikan hutan tersebut.
Banyak jenis satwa liar yang berperan sebagai penyebar biji atau benih tumbuhan yang disebut sebagai petani hutan namun keberadaan mereka terus memprihatinkan dan terabaikan. Satwa pertama adalah orang utan sumatra (pongo abellii) satwa ini merupakan herbivor tetapi juga memakan serangga di pohon-pohon sebagai asupan proteinnya. Orang utan memilih tumbuhan sebagai makanannya baik daun, batang dari tumbuhan bukan kayu, buah, biji dan sebagainya. Pada saat mereka memakan buah atau biji bisa dilakukan sambil bergerak menuju lokasi lain oleh sebab itu biji dari buah-buahan hutan yang mereka makan akan jatuh ke tanah. Seiring berjalan nya waktu biji tersebut akan berkecambah secara alami.
Satwa kedua adalah gajah sumatera (elephant maximus sumtraenensis), satwa ini merupakan hewan herbivor yang memiliki garis jelajah cukup jauh di bandingkan satwa lain di hutan. Hewan ini juga merupakan hewan sosial hidup berkelompok dan menjelajah landscap hutan bersama koloni nya. Mereka memakan tumbuhan baik, daun, batang tumbuhan yang tidak keras, buah-buahan hutan baik dari pohonnya langsung maupun yang terjatuh ke tanah. Berdasarkan hal tersebut gajah juga termasuk kedalam kelompok petani hutan mereka menyebar biji atau benih tumbuhan pada saat bergerak menjelajah hutan. Proses bertani tersebut dilakukan melalui tahap sekresi tubuh yaitu mengeluarkan feses yang mengandung benih atau pada saat gajah mengunyah buah sehingga terdapat benih yang terjatuh ke tanah.
Satwa ketiga burung rangkong (rhinoplax sp.) burung ini memiliki beberapa spesies. Burung ini merupakan spesies cantik dan unik mereka terbang soliter terkadang terlihat berkelompok begitu juga saat bertengger untuk makan. Burung ini sering memakan buah-buahan yang ada di dalam hutan. Terkadang mereka juga memakan jenis tumbuhan-tumbuhan berbiji. Berdasarkan pengamatan terhadap perilaku makan mereka memecahkan buah atau biji-bijian dengan paruhnya yang besar. Oleh sebab itu dapat di pastikan terdapat biji dari buah yang terjatuh ke tanah dan akan mengalami proses perkecambahan alami.
Selain satwa-satwa yang disebutkan di atas terdapat hewan lainnya yang tergolong kedalam kelompok petani hutan seperti tupai, primata atau kera, burung-burung dan sebagainya. Satwa di atas di bahas di sebabkan hewan-hewan tersebut sudah di golongan ke dalam critical and dangered (terancam punah) oleh International Union Consevation and Nature (IUCN) sehingga menjadi fokus global terkait perkembangan populasinya di alam.
Sebagai umat manusia yang di berkahi akal pikiran sudah semestinya kita merenungkan apa yang telah umat kita hadirkan untuk kelangsungan alam ini. Begitu banyaknya satwa liar tanpa dosa yang terbunuh dengan percuma akibat ulah nafsu semata termasuk sang petani asli yang terabaikan keberadaan dan perannya tidak di hargai manusia. Hal tersbebut berdasar kepada kondisi bumi yang perlu cukup oksigen sehingga manusia dan hewan lain dapat terus hidup. Tumbuhan menyumbang oksigen terbaik untuk bumi, setelah mikro organisme seperti bakteri dan sebagainya, di susul oleh ketersediaan air di permukaan bumi.
Bayangkan jika mereka para petani hutan asli punah dari muka bumi, maka akan terjadi penurunan angka vegetasi tumbuhan di hutan yang berperan sebagai area serapan karbon dan penghasil oksigen. Hewan lain yang hanya memakan daun atau ranting tumbuhan tanpa adanya yang berperan sebagai hewan kunci dalam memperluas area vegetasi tumbuhan. Selain itu juga di iringi aktivitas ilegal logging oleh manusia yang tidak bertanggung jawab, pencemaran di mana-mana, polusi pabrik industri dan sebagainya. Maka populasi manusia juga terancam karena satu batang pohon dapat menyediakan oksigen bagi dua orang manusia. “Jika pohon terakhir tumbang maka dapat di pastikan tidak ada lagi kehidupan setelahnya”.
Leave a Review