katacyber.com | Aceh Tenggara – Pemuda Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Aceh bersama Kami Sahabat Leuser (KSL) lakukan diskusi publik dengan tema “Menggali potensi kawasan ekosistem Leuser dalam pengembangan sektor pertanian masyarakat Aceh Tenggara”. Acara berlangsung Kamis, (29/02/2024) di Balai Desa Kuta Antara, Kutacane-Aceh Tenggara.
Sebagai pelaksana, Reza Irawan Syah Putra perwakilan pemuda HKTI Aceh mengatakan bahwa upaya peningkatan kesadaran petani terhadap lingkungan sangat penting, sehingga para petani, terutama petani muda harus optimis bersinergi dengan nilai-nilai pelestarian lingkungan.
“Melalui kegiatan diskusi publik ini kita harapkan kalangan petani dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengelola pertaniannya, untuk itu, dengan tanpa melupakan pelestarian lingkungan, petani harus sukses, terutama petani kalangan muda harus tetap optimis melaju bersinergi dengan lingkungan Leuser ini” kata Reza
Sementara itu, narasumber utama, Feri Irawan selaku supervisor edukasi Forum Konservasi Leuser (FKL) mengatakan potensi pertanian di Aceh Tenggara sangat besar dan strategis, baik dari sisi pengelolaan, sumber daya manusia hingga potensi peningkatan produktivitas petaninya.
“Potensi pertanian di Aceh Tenggara sebenarnya sangat besar dikarenakan alamnya masih sangat bagus dan mendukung, sehingga tanahnya subur. Akan tetapi, pemahaman para petani masih sangat awam dalam merawat dan mengelola pertanian nya. Sehingga hal ini membuat hasil tani kurang, banyak hama, ataupun terganggu oleh perubahan iklim yang di sebabkan masifnya kerusakan lingkungan yang terjadi sekarang. Untuk itu petani kita harus terus dibimbing, diedukasi agar menjadi petani yang produktif tanpa merusak lingkungan. Misalnya dari sisi pemupukan agar tidak merusak tanah dan tidak menciptakan ketergantungan hasil panen petani dari masalah pupuk” kata yang akrab disapa Bang Ayi (29/24)
Di acara yang sama, Nurrahman Fajri sebagai asisten koordinator Restorasi FKL, selaku narasumber kedua cenderung membahas soal pupuk organik yang sering dikeluhkan masyarakat, dalam materinya, ia lebih mendorong agar masyarakat lebih memiliki pengetahuan dalam hal ketergantungan dengan pupuk.
“Bahwasanya bicara tentang pupuk organik ini sebenarnya ada beberapa sering dikeluhkan oleh masyarakat seperti tidak memiliki pengetahuan, bau, pupuk kimia lebih mudah dan instan di dapat meskipun kedepan mereka merasakan dampak dari kualitas tanah yang semakin kurang subur dan ketergantungan. Oleh karena itu edukasi tentang pertanian yang baik dan benar harus terus disampaikan, sehingga para petani kita semakin sejahtera” tutur Fajri
Acara berlangsung hingga sore, peserta diskusi terdiri dari kalangan petani perempuan, pemuda tani desa hingga mahasiswa pertanian.
Leave a Review