Katacyber.com | Aceh Tenggara – Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Sekolah Tinggi Agama Islam Sepakat Segenep (SATISES) Kutacane adakan seminar bertema kawasan ekosistem Leuser, Rabu (28/02/2024) yang dimulai pada pukul 14.00 WIB di kampus STAISES Kutacane.
Ketua LDK STAISES, Muhammad Fauzan menuturkan kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai bentuk silaturahmi generasi muda untuk terus meningkatkan kesadarannya terkait pentingnya menjaga dan merawat kawasan ekosistem Leuser untuk masyarakat Aceh Tenggara bahkan masyarakat global.
“Kegiatan ini sengaja kita adakan karena selain memperkuat silaturahmi, juga mengajak generasi muda, mahasiswa untuk terus peduli dan merawat Leuser dalam rangka untuk kemaslahatan masyarakat kita, bahkan masyarakat level dunia.” tutur Fauzan (02/24)
Sementara itu, Yoza Aminullah sebagai narasumber pada seminar tersebut sekaligus sebagai asisten supervisor edukasi Forum Konservasi Leuser (FKL) mengatakan pada katacyber.com bahwa generasi muda Aceh Tenggara harus paham terkait segala hal tentang Leuser, baik dari sisi keberagamannya maupun dari sisi peran negara-negara di dunia
“Leuser merupakan kawasan konservasi yang dikenal dan dijaga oleh dunia, pemuda-pemudi aceh tenggara harus lebih mengenal tentang Leuser dan bagaimana dampak yang terjadi jika Leuser dan keanekaragaman hayati didalamnya rusak dan punah.” ujar Yoza
Selain itu, narasumber kedua Erik Asriandi sekaligus staf database FKL menyampaikan dalam materinya bahwa ada banyak upaya yang telah dilakukan oleh FKL dan ruang peran dari generasi muda dalam menjaga serta pelestarian kawasan ekosistem Leuser secara kekinian dan masa depan
“Dalam upaya-upaya konservasi leuser banyak sekali yang telah dilakukan oleh FKL bersama lembaga pemerintahan seperti patroli rutin, restorasi hutan, mitigasi konflik satwa dan manusia, penelitian dan masih banyak lainnya. Akan tetapi hal itu juga dirasa masih kurang dan perlu peran-peran generasi muda untuk melanjutkan ataupun mengelaborasi dengan gaya-gaya kekinian sehingga leuser terus mampu menjaga eksistensi dan kelestarian nya untuk masa depan kita semua.” kata Erik.
Kegiatan berlangsung penuh suasana diskusi, peserta hadir berjumlah sekitar tujuh puluh orang yang terdiri dari mahasiswa dan pemuda setempat.
Leave a Review