Ketika Organisasi Didekte Kebodohan dan Kepentingan Senior

Penulis Syahputra Ariga
Ketua Umum Perkumpulan Mahasiswa Gayo Lues Se-Indonesia

Organisasi pada hakikatnya adalah ruang edukasi, wahana kaderisasi, sekaligus ladang pembentukan kepemimpinan yang berorientasi pada nilai, gagasan, dan pengabdian. Ia tidak pernah didirikan untuk menjadi panggung sandiwara ego, apalagi alat pelanggengan kuasa. Namun, dalam realitas, tidak sedikit organisasi justru terjebak dalam praktik feodalisme, di mana kebodohan diagungkan dan kepentingan sempit senioritas dikultuskan.

Senioritas yang semestinya menjadi teladan dan pengayom, sering bergeser menjadi instrumen penekanan. Kritik dipandang sebagai pembangkangan, gagasan segar dianggap ancaman, sementara kader muda ditempatkan sekadar sebagai pengikut pasif. Fenomena ini memperlihatkan wajah buram feodalisme organisasi: ruang belajar berubah menjadi ladang kepentingan, dan marwah perjuangan tereduksi menjadi simbol kosong demi kepentingan personal.

Organisasi bukanlah arena pelampiasan ambisi pribadi, bukan pula warisan turun-temurun yang dipertahankan melalui otoritas tanpa substansi. Organisasi adalah milik setiap insan yang berpikir kritis, bekerja dengan ikhlas, dan berani berjuang demi kepentingan kolektif.

Apabila kebodohan terus dijadikan pedoman, organisasi hanya akan melahirkan generasi penurut tanpa visi. Apabila kepentingan senior terus dipelihara, organisasi akan kehilangan legitimasi moral dan mati muda, terjerat dalam lingkaran feodalisme yang membusuk.

Karena itu, kami memilih untuk melawan: menolak tunduk pada logika picik, merobohkan tembok feodalisme, dan mengembalikan organisasi pada ruh sejatinya sebagai ruang belajar, ruang perjuangan, dan ruang kebebasan berpikir.

KataCyber adalah media siber yang menyediakan informasi terpercaya, aktual, dan akurat. Dikelola dengan baik demi tercapainya nilai-nilai jurnalistik murni. Ikuti Sosial Media Kami untuk berinteraksi