Independensi HMI: Pilar Kekuatan Bagi Kader HMI

Oleh: Andika Pratama
Ketua Umum HMI Komisariat Pertanian Universitas Malikussaleh Periode 2023-2024

Independensi adalah pilar utama yang mendefinisikan eksistensi dan harga diri sebuah organisasi, termasuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Bagi HMI, independensi bukan sekadar prinsip, tetapi sebuah nilai yang harus dijaga dan dipertahankan dengan sepenuh hati.

Independensi adalah harga diri HMI yang tidak boleh digadaikan oleh kepentingan apa pun, apalagi oleh godaan politik praktis yang merusak martabat organisasi.

Ada dua aspek utama yang perlu ditekankan dalam menjaga independensi HMI: “independensi etis” dan “independensi organisatoris”. Keduanya saling terkait dan menjadi dasar bagi keberlanjutan HMI sebagai organisasi yang berkomitmen pada idealisme dan perjuangan umat.

Independensi Etis: Kepribadian yang Utuh
Independensi etis berkaitan dengan keutuhan pribadi setiap anggota, terutama mereka yang memegang jabatan strategis, seperti Ketua Umum HMI Cabang.

Seorang Ketua Umum tidak hanya dituntut untuk menjadi pemimpin organisasi, tetapi juga seorang teladan dalam menjaga integritas pribadi.

Di hadapan masyarakat, ia adalah representasi dari nilai-nilai yang dipegang oleh HMI. Ketika seorang pemimpin HMI terlibat dalam praktik politik praktis atau manipulasi kekuasaan demi kepentingan pribadi atau kelompok, maka ia telah melanggar independensi etis, bahkan harga dirinya sebagai pribadi dan pemimpin.

Seorang Ketua Umum yang mempertaruhkan etika demi keuntungan politik praktis akan merusak citra HMI di mata publik. Ini adalah pelanggaran terhadap prinsip etika yang harus dijunjung tinggi oleh setiap anggota HMI, terlebih lagi oleh mereka yang memegang posisi tertinggi dalam organisasi.

HMI sebagai salah satu organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia memiliki peran strategis dalam menjaga idealisme, kemandirian, dan komitmen perjuangan umat. Dalam dinamika politik nasional yang kerap penuh intrik dan kepentingan pragmatis, independensi menjadi pilar utama yang harus dijaga dengan kokoh. Tanpa independensi, HMI akan kehilangan arah, visi, dan misinya sebagai organisasi yang lahir untuk memperjuangkan kemaslahatan umat dan bangsa.

Independensi HMI bukan hanya sekadar jargon, tetapi sebuah prinsip yang harus diimplementasikan secara nyata oleh seluruh kadernya, dari tingkat komisariat hingga Pengurus Besar. Prinsip ini adalah benteng yang melindungi HMI dari infiltrasi kepentingan politik pragmatis yang dapat mencederai idealisme dan harga diri organisasi. Dengan independensi yang terjaga, HMI dapat menjadi ruang pembelajaran yang bebas dari tekanan dan intervensi pihak luar, sehingga mampu melahirkan kader-kader yang visioner dan berintegritas.

Dalam konteks independensi etis, setiap kader, khususnya mereka yang memegang jabatan strategis, harus menjunjung tinggi integritas pribadi. Seorang Ketua Umum HMI, misalnya, bukan hanya menjadi pengelola organisasi tetapi juga penjaga nilai-nilai yang diwariskan oleh pendiri HMI. Ia harus menjadi teladan dalam menjaga sikap independen, bahkan ketika dihadapkan pada tawaran atau godaan politik praktis. Ketika seorang pemimpin HMI mengorbankan prinsip demi keuntungan politik pribadi, ia tidak hanya mencederai organisasi tetapi juga menghancurkan kepercayaan kader dan masyarakat terhadap HMI.

Independensi Organisatoris: Menjaga Kemandirian HMI sebagai Lembaga
Independensi organisatoris adalah penegasan bahwa HMI sebagai sebuah organisasi tidak boleh dipengaruhi atau digunakan sebagai alat untuk kepentingan politik praktis. Dalam konteks ini, kita sering melihat bagaimana musim Pilkada menjadi momen di mana oknum-oknum tertentu berusaha memanfaatkan HMI untuk meraup suara atau keuntungan politik. Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip dasar HMI yang tidak terikat pada kekuasaan praktis.

HMI harus tetap berdiri tegak sebagai organisasi yang bersifat independen, objektif, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik sesaat. Jika HMI sampai terjerat dalam politik praktis, maka ia akan kehilangan independensinya, dan ketika itu terjadi, HMI tidak lebih dari sebuah organisasi yang kehilangan harga diri, ibarat seseorang yang berjalan tanpa pakaian, telanjang bulat, tidak memiliki identitas yang jelas.

Sementara itu, independensi organisatoris menuntut HMI sebagai lembaga tetap berada pada jalur yang benar. HMI tidak boleh menjadi alat politik bagi pihak mana pun. Sejarah mencatat bahwa organisasi yang gagal menjaga independensinya cenderung kehilangan relevansi di mata anggotanya maupun publik. Oleh karena itu, HMI harus tegas menolak segala bentuk eksploitasi politik, terutama saat musim Pemilu atau Pilkada, ketika banyak pihak mencoba memanfaatkan HMI untuk kepentingan pragmatis mereka.

Menjaga Harga Diri HMI
Jika HMI sudah tidak memiliki independensi, maka HMI sudah kehilangan harga diri. Dalam dunia yang penuh dengan kepentingan politik dan perubahan, penting untuk mengingat bahwa harga diri sebuah organisasi tidak bisa ditawar.

HMI tidak boleh dibiarkan terjebak dalam dinamika politik praktis yang hanya akan merugikan masa depan dan martabatnya. Sebagai sebuah organisasi mahasiswa yang lahir dari semangat perjuangan untuk umat, HMI harus senantiasa menjaga jarak dari pengaruh yang bisa menggoyahkan prinsip dan tujuan mulianya.

HMI tidak pernah dan tidak boleh berpolitik praktis. Prinsip ini harus tetap dipertahankan, baik dalam keadaan biasa maupun di tengah euforia politik yang datang silih berganti. Jika HMI berhasil menjaga independensinya, maka ia akan terus menjadi kekuatan moral yang dihormati, dihargai, dan dicontoh oleh banyak pihak, terkhusus organisasi mahasiswa yang melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa.

Penting pula disadari bahwa menjaga independensi bukanlah tugas individu semata, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh kader HMI. Kader HMI harus bersatu dalam mempertahankan nilai-nilai organisasi yang telah menjadi identitasnya sejak didirikan. Dengan menjunjung independensi, HMI tidak hanya menjaga harga dirinya, tetapi juga memastikan posisinya tetap sebagai organisasi mahasiswa yang bermartabat, independen, dan berorientasi pada perjuangan umat.

HMI harus terus memegang prinsip ini, baik dalam situasi normal maupun di tengah euforia politik yang silih berganti. Jika HMI mampu menjaga integritas dan independensinya, organisasi ini akan terus menjadi kekuatan moral yang dihormati, disegani, dan diikuti oleh banyak pihak. Lebih dari itu, HMI akan tetap menjadi tempat lahirnya pemimpin-pemimpin masa depan yang membawa Indonesia menuju arah yang lebih baik.

Independensi bukan hanya tentang menjaga jarak dari kekuasaan politik, tetapi juga tentang menjaga nilai, prinsip, dan tujuan luhur organisasi. Ketika HMI berhasil mempertahankan independensinya, ia tidak hanya melindungi harga diri organisasi, tetapi juga memberikan teladan bahwa idealisme dan perjuangan dapat berjalan tanpa harus menggadaikan prinsip. HMI yang independen akan selalu menjadi pilar kekuatan bagi umat, bangsa, dan seluruh kadernya.

KataCyber adalah media siber yang menyediakan informasi terpercaya, aktual, dan akurat. Dikelola dengan baik demi tercapainya nilai-nilai jurnalistik murni. Ikuti Sosial Media Kami untuk berinteraksi