Oleh Misbah
Kami Sahabat Leuser
Provinsi Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang menyimpan pesona alam. Selain pesona lautan yang cukup memanjakan mata, Aceh juga memiliki area hutan hujan tropis nya yang telah di kenal secara Internasional. Hutan Aceh menguntai bersama pegunungan bukit barisan yang terbentang sepanjang wilayah Provinsi ini. Aceh di kenal dengan gunung leuser yang telah sering di kunjungi pelancong asing. Selain itu aceh memiliki beberapa pembagian wilayah hutan diantaranya, Suaka Margasatwa Rawa Singkil, Cagar Alam Jantho, Hutan Lindung Seulawah, Hutan Lindung Hulu Masen, Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), Hutan Manggrove, Hutan Produksi, dan area guna lainnya.
Suaka Margasatwa Rawa Singkil merupakan area hutan gambut dan rawa-rawa terletak di Kabupaten Aceh Singkil. Kawasan ini di dominasi oleh perairan payau, hutan ini menyimpan keanekaragaman hayati flora serta faunanya. Satwa paling terkenal di kawasan ini yaitu buaya yang merupakan salah satu reptil terbesar di dunia. Kawasan ini menarik banyak kalangan untuk sekadar berwisata atau tempat kajian penelitian bagi mahasiswa dan peneliti lainnya. Tetapi dibalik pesona keindahan nya kondisi kawasan ini sekarang sudah cukup memprihatinkan di sebabkan oleh kerusakan wilayah secara massal yang diakibatkan peram bahan wilayah oleh manusia.
Cagar Alam Jantho merupakan salah satu kawasan hutan yang terletak di Kabupaten Aceh Besar. Kawasan ini juga menyimpan keindahan pesona alam nya didominasi oleh bukit barisan. Kawasan ini juga terdapat sungai yang bagus sering dijadikan tempat wisata arun jeram dan sebagainya. Kawasan ini juga terdapat keanekaragaman hayati terutama burung-burung. Tetapi kawasan ini telah terjadi banyak peralihan kawasan dari hutan menjadi perkebunan masyarakat.
Hutan Lindung Seulawah merupakan salah satu kawasan hutan di Kabupaten Aceh Besar dan Pidie berada di pinggiran jalan lintas sumatra dan permukiman masyarakat. Oleh sebab itu kawasan ini juga tidak luput dari kegiatan peram bahan wilayah. Kawasan ini yang paling di kenal adalah hutan pinus, dan Taman Hutan Raya (TAHURA) Pocut Meurah Intan di bagian Sare yang menjadi tempat wisata hutan dan tempat pendidikan seta penelitian, terutama untuk lebah madu kelulut. Kawasan ini juga di dominasi oleh kelompok kera atau monyet ekor panjang, selain itu juga terdapat satwa-satwa lainnya yang hidup di dalamnya.
Hutan Lindung Hulu Masen terletak di Aceh besar di bagian barat. Hutan ini cukup luas terbentang hingga Aceh Jaya dan sebagian kecil di Pidie. Hutan ini juga berada di pinggir jalan lintas provinsi jalur barat. Bukit barisan yang terbentang semakin memperindah kawasan hutan ini. Keanekaragaman hayati yang terdapat di kawasan ini perlu menjadi fokus bersama untuk melestarikannya. Menurut laporan di dalam kawasan ini terdapat satwa endemik sumatra yaitu harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) dan badak sumatra (rhino sumatraenensis) pernah di temukan jejak nya, sedangkan harimau pernah di lihat kemunculan nya. Tetapi ada industri yaitu yang mendirikan pabriknya di dalam kawasan ini, hampir setengah bangunan pabrik masuk ke dalam kawasan tentu ini akan mengganggu keseimbangan ekosistem hutan Hulu Masen sendiri.
Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan salah satu kawasan hutan yang di kelola di bawah pemerintah. Berada di Aceh Tenggara Kecamatan ketambe, kawasan ini terletak di seberang sungai alas dengan luas ± 400.000 Ha. Kawasan terdapat satu pusat riset dan edukasi penelitian yaitu stasiun penelitian ketambe. Stasiun ini merupakan stasiun tertua di dunia yang di buka pada tahun 1970 oleh peneliti dari Belanda. Kawasan ini menyimpan keanekaragaman flora dan fauna tinggi terutama orang utan (pongo abellii) dan satwa endemik lainnya serta tumbuhan yang unik seperti bunga bangkai, raflesia dan sebagainya. Kawsan ini di selimuti oleh wilayah hutan lainnya yaitu Kawasan ekosistem Leuser (KEL) yang terbentang di 13 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh dan 4 Kabupaten di Sumatra Utara.
Hutan merupakan penyangga kehidupan manusia di sebabkan peran flora dan fauna dalam meredam terjadinya bencana alam seperti, longsor, banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca panas, perubahan iklim, memperkecil efek pemanasan global dan sebagainya. Hutan berfungsi sebagai area serapan karbon dari aktivitas manusia dan menghasilkan oksigen sebagai komponen penting bagi makhluk hidup. Berdasarkan beberapa hal di atas pihak Internasional turut andil dalam menjaga kelestarian hutan di Aceh terutama KEL, hal ini telah dibuktikan dengan NGO luar ikut menyumbang untuk pendanaan atau pendukung operasional lainnya dalam bentuk dana hibah serta donasi lainnya, karena di wilayah mereka sudah habis hutannya akibat pemajuan infrastruktur, industri, ekonomi dan sebagainya dan mereka sadar manusia butuh pohon sebagai wadah serapan karbon yang dihasilkan, bahkan beberapa negara membayar pajak karbon negaranya kepada Indonesia. Dari hal tersebut kita sadar bahwa pentingnya ekosistem hutan bagi manusia secara luas serta masyarakat di sekitarnya. Oleh sebab itu sudah semestinya kita menjaganya, “kita jaga hutan hutan jaga kita”.
Leave a Review