Anda Suka Humor? Anda Normal

Foto: Syarifuddin Abe. (IST)

Oleh Syarifuddin Abe

 

Kalau anda suka humor, lalu dianggap anda tidak normal, itu salah besar. Justru orang-orang yang tidak suka humor yang harus dicurigai atau boleh saja dianggap sebagai orang yang kurang orientasi, orang yang kurang piknik, orang kurang pengalaman, perlu diterapi kenormalannya. Perlu diarahkan hidupnya? Tegas saja bahwa, orang yang tidak suka humor, ya “tidak normal”. Kadang saya berpikir, kenapa ya, orang sampai berani menyiksa diri dan menganggap humor sebagai sesuatu yang tidak berguna, lebih ekstrem lagi beranggapan bahwa humor dilarang oleh agama. Kalau kita takut tertawa di dunia, apakah di akhirat kelak anda yakin kita akan dapat tertawa? Kalau memang humor itu dilarang, kenapa ‘humor’ itu ada? Kenapa juga ‘tertawa’ itu ada? Berarti Tuhan telah menciptakan sesuatu yang tidak berguna, yang dalam bahasa agama, humor dan tertawa adalah sesuatu yang mubazir? Aneh itu?

Kenapa oleh orang-orang tertentu humor sangat sukar dipahami? Jangankan dipahami luarannya, hakikat terdalamnya apalagi? Bahkan seperti alergi terhadap humor, kalau tidak mau dibilang anti humor. Anti terhadap humor adalah suatu bentuk ironi atau kebalikan dari sikap ekspektasi yang memicu emosi berlawanan dengan humor, hal ini kemudian menimbulkan rasa jijik, rasa tidak suka, meremehkan, mencemoahkan, ketakutan, malu, bahkan melahirkan sikap tidak nyaman terhadap humor. Bagi mereka yang anti humor, selalu menghindari dari dan terhadap hal-hal yang mengandung kelucuan. Kalau dalam sebuah pementasan si penulis dan sutradara biasanya selalu menghindari bagian yang ada lucunya dengan sengaja, walaupun tidak semua anti-humor dapat berakhir dengan lucu, namun secara kejelasannya penulis atau sutradara telah berusaha dan mencoba sebaik mungkin untuk menciptakan humor dengan menghindari bagian lucunya.

Humor adalah salah satu jalan bagi orang-orang normal untuk menggantikan rekreasi. Humor telah menjadi sarana alternatif sebagai obat mujarab untuk meredakan ketegangan serta dapat menjernihkan emosi dalam menyehatkan jiwa seseorang. Humor juga bagi sebagian orang dapat mengisi kekosongan sambil menikmati kegembiraan. Humor dapat menjadikan orang bahagia. Humor juga dapat meningkatkan daya pikir; apakah orang yang melakukan humor atau orang yang mendengar (menikmati) humor. Betapa berharganya humor bagi kehidupan mereka, bagi kita yang tidak suka terhadap humor, tidak serta-merta juga bagi kita untuk menilai secara sepihak terhadap orang-orang yang senang dengan humor.

Walau ‘humor’ terlihat sederhana, tapi dampak yang mereka rasakan sangat luar biasa. Betapa berharganya saat itu ‘hidup’ bagi mereka, bahkan seperti menemukan daya hidup baru, ketika humor menyentuh dan memberikan rasa bahagia bagi mereka. Suatu ukuran dalam kehidupan, ketika kita tak mampu mengukurnya, sebaiknya kita jangan campur-tangan terhapat orang lain ketika mereka menemukan apa yang tidak mampu kita temukan. Kesuraman hidup kita, secara jentelmen harus kita akui, tapi tidak mencoba untuk mengganggu orang lain, dengan bentuk apapun.

Intinya, humor adalah pembebas, telah membebaskan sebagian besar manusia dari berbagai keterpurukan, dari berbagai kerumitan, dari berbagai ketegangan, dari berbagai kekangan bahkan dari berbagai terperosoknya manusia dalam dunia yang mempersempit gerak mereka, sehingga manusia memerlukan suatu situasi untuk dapat membebaskannya dari hal itu semua. Membenci humor, sama saja ketika anda ingin tertawa, tapi anda tidak dapat tertawa dengan bebas hanya dikarenakan di mulut anda (atas-bawah) menggunakan gigi palsu, yang apabila anda tertawa, gigi palsu anda takut copot dan lompat keluar? Sehingga, anda tertawa, tapi anda sibuk mengkatup kedua gigi palsu anda itu.

Dalam berbagai literatur sejarah, banyak pemimpin dunia memerlukan orang yang dapat membuatnya tersenyum. Boleh juga dianggap ada seorang penasehat atau ada seseorang secara khusus yang dapat membuatnya tersenyum. Sebagaimana kisah Raja Harun al-Rasyid dengan Abu Nawas pada zaman Bani Abbasiyah. Konon juga hal ini dilakukan oleh pasukan perdamaian Indonesia ketika ditugaskan ke beberapa negara yang sedang dilanda perang dengan mengikutsertakan beberapa pelawak untuk dapat menghibur mereka pada waktu tertentu yang telah disediakan. Kebanyakan yang diiukutsertakan dari personil group lawak Srimulat, seperti Tarzan, Tessi, Mamik dan lain-lain. Hal ini dilakukan sebagai bagian untuk mendukung, memberi semangat, melepas lelah pasukan perdamaian yang kala itu memerlukan rehat sambil tertawa.

Di Aceh juga demikian, sekitaran tahun 70 hingga awal 90-an, kita mengenal ada group-group sandiwara yang waktu itu dikenal dengan Geulanggang Labu. Geulanggang Labu atau boleh juga disebut dengan teater rakyat adalah group sandiwara keliling, di antaranya kita kenal ada Sinar Jeumpa, Benteng Harapan, Jeumpa Aceh, Sinar Desa, Sinar Harapan, Mutiara Jeumpa, Seulanga Dara, Cakradonya, dan Geunta Aceh. Mereka mementaskan di suatu tempat hingga sebulan pada waktu tertentu dengan menampilkan kisah-kisah pilihan serta dengan ciri khasnya masing-masing. Dalam pementasannya selalu diselingi group lawak atau dalam kisah-kisah yang dibawa selalu diselipkan seorang pembantu yang kocak dan lucu. Menurut Sulaiman Juned dalam Sjuned.blogspot.com (2009), pertunjukan Geulanggang Labu  ini mirip dengan “komedi stamboel” yang dilakukan oleh August Mahieu (1860-1906). Masyarakat Aceh sangat menggemari menonton sandiwara waktu itu, apalagi masyarakat Aceh hingga saat ini sangat memerlukan hiburan. Hidup dalam kekangan syariat membuat masyarakat jadi statis, maka hiburan akan dapat merenggangkan kekakuan itu. Bahkan konon, raja hutan di belantara rimba saja, terkadang memerlukan hiburan.

 

Demikian juga dalam kisah-kisah kerajaan dalam film Hollywod, selalu juga diselingi dengan lelucon. Seperti dalam kisah A Royal Night Out, sebagaimana Putri Elizabeth yang diizinkan oleh ayahnya untuk menghadiri hari kemenangan Eropa yang dalam perjalanan mereka penuh lucu dan konyol oleh pengawalnya bahkan dinggap tidak becus. Tidak hanya dalam film-film Hollywod, dalam film-film produksi Bollywod juga selalu menampilkan tokoh-tokoh lucu dan konyol. Kalaupun tidak menampilkan tokoh lucu dan konyol, kadang kita juga dibikin gelid an konyol oleh tokoh-tokoh antagonis dalam film itu. Hal ini dengan harapan para penonton tidak terlalu tegang dan serius dengan kisah yang sedang mereka nikmati atau para penonton dapat dengan betah menonton kisah yang serius dan kaku sambil tertawa.

Apa jadinya dunia tanpa humor? Anda boleh membayangkan apa saja bahkan dalam bentuk apa saja? Betapa sepinya dunia ini apabila tanpa humor. Bagaimana hidup manusia apabila tidak ada humor? Humor dapat memberi nuansa tersendiri ketika orang-orang mampu menikmatinya. Dengan humor orang juga akan memahami betapa ‘santai’ itu menjadi berarti. Betapa ‘bahagia’ dan ‘gembira’ itu dapat dinikmati sambil tersenyum dan tertawa? Humor dapat memberikan kepada siapa saja melupakan hal-hal yang membawa keruwetan dalam kehidupannya, walau hanya sejenak. Yang pasti, humor dapat melupakan hal-hal yang membuat hidup manusia stagnan dan akan kembali menjalani hidup penuh optimistic dan meyakinkan. Ketika orang-orang lagi menikmati humor, dalam hatinya yang terdalam ia akan berkata; selamat tinggal penderitaan, selamat datang kebahagiaan.

Di antara fungsi humor bagi manusia menurut Sudjoko (1982) adalah menyadarkan orang bahwa dirinya tidak selalu benar. Humor dapat memberikan jalan kebijaksanaan agar kita mampu memahami kebenaran tidak selamanya berpihak pada diri kita. Seseorang harus mampu menyadari bahwa dirinya tidak selamanya dapat benar. Manusia adalah makhluk yang dekat dengan benar dan salah. Agama yang menjadi anutan manusia juga selalu mengarahkan untuk memahami nilai-nilai salah dan benar. Bagi orang yang dalam keadaan belajar, ‘salah’ adalah salah satu jalan untuk mencapai kebenaran. Tidak ada salah kalau tidak ada benar, begitu juga sebaliknya. Karena ada salah maka sudah pasti ada benar. Tidak mungkin ada salah kalau tidak ada benar. Maka orang-orang yang dalam hidupnya penuh egois, adalah orang-orang tidak sampai pikirannya untuk memahami kata ‘salah’, yang tahu ia selalu ‘benar’ dan kebenaran seolah-olah miliknya saja. Mereka menuhankan kebenaran tapi semu maknanya.

Fungsi humor yang lain menurut Sudjoko adalah sebagai sarana penghibur. Kenapa orang perlu dihibur? Kenapa manusia suka hiburan? Menunjukkan manusia selalu dan kapan saja akan mengalami masalah dalam hidupnya. Manusia akan berhadapan dengan berbagai sisi yang pelik. Yang akan menjadikannya terjatuh atau terpuruk. Alquran juga mengatakan, bahwa manusia selalu dalam keadaan susah, penuh masalah, penuh gundah-gulana, suka berkeluh-kesah (QS. al-Ma’arif: 19-21). Maka shalat atau berzikir adalah jalan keluar. Shalat atau zikir merupakan koneksitas antara hamba dengan Tuhannya untuk menjawab segala sesuatu yang sedang dihadapi. Sikap syukur tidak hanya jalan keluar manusia ketika manusia dalam keadaan baik-baik saja, hal ini juga ketika manusia ditimpa susah atau hidup yang penuh cobaan. Orang yang mampu tersenyum ketika ditimpa masalah adalah orang yang berjiwa juara. Bukankah kadar masalah yang diperuntukkan oleh Tuhan sesuai dengan kadar yang mampu dimiliki dan dihadapi oleh manusia. Tanda-tanda kasih sayang Tuhan adalah manusia itu selalu diuji dan itu adalah metode Tuhan ketika menguji para nabi dan rasul-Nya.

 

Kenapa orang suka humor, karena ia ingin hidup ceria dan gembira, walaupun tidak semua orang yang suka humor atau bagi humoris itu hidupnya bahagia. Paling tidak mereka telah melupakan persoalan yang sedang dihadapinya. Mereka tidak mau ambil pusing dengan keadaan yang sedang dihadapinya. Paling tidak ketika melihat orang tertawa ia merasa senang dan bahagia, ia terhibur oleh gelak tawa orang sekitarnya, sehingga mereka akan merasakan hidupnya dalam keadaan baik-baik saja. Humor menjadi senjata bagi orang humoris sebagai jalan dalam mempertahankan diri dari berbagai masalah yang dihadapinya, kecerdasannya adalah mereka tidak mau masalah yang dihadapinya diketahui dan dapat dibaca oleh orang lain. Masalah baginya adalah rahasia yang tidak perlu diketahui oleh orang lain.

Orang yang suka humor adalah orang yang tidak mau hidupnya penuh dengan keruwetan. Setiap masalah yang menghampirinya ingin sesegera mungkin untuk dilupakannya. Semua masalah yang mencekik hidupnya, ingin ia kuburkan sesegera mungkin. Maka tersenyum dan tertawa adalah obat yang paling mujarab untuk membuang hal yang menjadikan hidupnya sial. Humor adalah salah satu sumber yang menimbulkan rasa gembira dan humor diakui atau tidak, telah menyatu dengan kelahiran manusia. Apalagi manusia mempunyai naluri untuk selalu mendapatkan kesenangan, kebahagiaan, kegembiraan, hiburan atau apapun namanya.

Maka humor adalah milik manusia normal. Siapa pun manusia normal pasti menyukai humor. Humor sudah Tuhan ciptakan sebelum manusia memahami dan mengenal bahasa. Manusia memerlukan tertawa dan tertawa terus berkembang dan akan berkembang sampai manusia dewasa. Dengan kekuatan naluri, manusia akan terus mencari hiburan yang dapat membawanya kepada kebahagiaan dan kegembiraan (Hendarto, 1990). Jangan anda mengaku normal kalau tidak suka humor. Walau ada orang gila yang tertawa, itu tidak menunjukkan ia tertawa karena humor. Orang gila tertawa dalam halusinasinya, dalam kegelapan memandang dunia yang ada dihadapannya. Walau anda tertawa melihat orang gila tertawa, itu bukan berarti orang gila juga suka humor, namun ia tertawa dalam tatapan kosongnya. Sedangkan anda tertawa karena anda normal.

KataCyber adalah media siber yang menyediakan informasi terpercaya, aktual, dan akurat. Dikelola dengan baik demi tercapainya nilai-nilai jurnalistik murni. Ikuti Sosial Media Kami untuk berinteraksi