Nasib Sungai Alas Kini, Siapa Peduli?

Oleh : Lidia Cahaya
Kami Sahabat Leuser

Apakah di antara kita ada yang merasa bahwa Sungai Alas sedang tidak baik baik saja?
Pernahkah kita sedetik saja merenungkan sejenak dan merasakan kondisi air Sungai Alas hari demi hari semakin berkurang dan berwarna, atau saat kalian pergi piknik atau melintasi pingiran Sungai Alas yang dimana bebatuannya sudah nampak jelas walau musim hujan sedang melanda Aceh Tenggara. Berdasarkan pengamatan saya dari tahun 2023 sampai Februari 2024 ini Sungai Alas sering berubah warna dan semakin surut.

Taukah kita mengapa Sungai Alas mengalami perubah sangat pesat pada jangka waktu tersebut?
Karna semakin banyaknya masyarakat di pinggiran sungai yang mencari rejeki untuk keberlangsungan hidup dengan cara berjualan di pinggiran sungai. Disadari atau tidak, pinggiran Sungai Alas adalah tempat masyarakat Aceh Tenggara tidak lepas dari pemanfaatan untuk berwisata di sore hari dan di hari weekend. Masyarakat yang berjualan di pingiran sungai sering saya dapati membuang sampah organik atau non organik hasil bekas jualan mereka ke aliran Sungai Alas.

Salah satu faktor penyebab dari pemasalahan di atas yaitu dengan pertambahan jumlah penduduk,sumber perkerjaan,dan minimnya kesadaran masyarakat dan perhatian dari pemerintah setempat maka akan terjadi peningkatan aktivitas masyarakat untuk membuang sampah organik dan non organik, sehingga menyebabkan tingginya jumlah dan jenis limbah yang dibuang ke aliran Sungai Alas, sehingga dan menyebabkan Sungai Alas menjadi tercemar.

Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat yang mereka lakukan dapat berakibat fatal untuk lainnya. Yang bisa menyebabkan musibah banjir, kekurangan air bersih dan keberlangsungan hewan yang ada di Sungai Alas tersebut. Abrasi juga akan terjadi diakibatkan terkikisnya pinngiran sungai dimana tanah tidak kokoh lagi akibat tercampurnya dengan sampah yang di buang oleh tangan tangan manusia yang tidak bertangung jawab ke aliran Sunga Alas.

Manusia memiliki peran yang sangat besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem ini, hal ini bukan hanya untuk hari ini, atau sekarang, tapi untuk generasi mendatang, agar mereka tidak menyalahkan dan menuntut atas perlakuan terhadap lingkungan, agar setiap makhluk yang mendiaminya merasakan kenyamanan keharmonisan Sungai Alas.

Manusia makhluk yang diberikan keistimewaan akal dan berpikir lebih tinggi, sehingga mampu menjaga dan melestarikan Sungai Alas.
Tanggungjawab dalam menjaga Sungai Alas. Tentunya bukan hanya dibebankan oleh pemerintah atau masyarakat pinggiran sungai tetapi seluruh elemen masyarakat bertanggungjawab dalam menjaga dan sungai alas. Pengendalian dalam memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak, jika hal ini diabaikan maka tidak menutup kemungkinan terjadi krisis air bersih dan kekurangan air bersih yang menjadi ancaman pada makhluk hidup akibat ketidakseimbangan ekosistem.

Terkait hal ini, ada yang beranggapan bahwa ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Untuk itu, sebagai generasi muda Aceh Tenggara mari kita picu semangat bersama dalam memulihkan ekosistem Sungai Alas dengan pendekatan pengelolaan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan dengan berakar pada nilai-nilai dan kearifan lokal, serta menjaga Sungai Alas kita dari generasi ke generasi.

KataCyber adalah media siber yang menyediakan informasi terpercaya, aktual, dan akurat. Dikelola dengan baik demi tercapainya nilai-nilai jurnalistik murni. Ikuti Sosial Media Kami untuk berinteraksi