Katacyber.com | Jakarta – Kontes waria atau transgender yang dianggap mengatasnamakan Aceh menuai kontroversi di kalangan polisi narsis di Aceh.
Kontes waria yang dimenangi oleh waria yang disebut-sebut asal Aceh tersebut mendapat sudut pandang yang berbeda dari jurnalis sekaligus pengamat politik yang bernama Zulfata, (Rabu, 07/08/2024)
Menurut Zulfata, miss bencong Aceh lebih berprestasi dari pada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) saat ini. Ia berpandangan kontes waria tersebut tidak bisa dipandang dengan pikiran yang sempit karena kontes tersebut dapat dijadikan ruang kritik sosial politik di Aceh terkait cerminan prestasi wakil rakyat di Aceh.
“Terlepas ada kesalahan di sana-sininya, paling tidak miss bencong Aceh yang di seselenggarakan di Jakarta Pusat tersebut lebih berprestasi dari pada pimpinan DPRA Aceh hari ini,” ujar Zulfata, (07/2024)
Pasalnya, banyak kalangan politisi bahkan oknum agamawan menyesali perilaku waria yang menang kontes dianggap merendahkan marwah Aceh, sementara itu, bentuk tugas pokok dan fungsi DPRA saat ini yang menyengsarakan rakyat Aceh tidak dianggap merendahkan marwah Aceh.
“Ada keanehan dari cara perilaku politisi narsis dan oknum agamawan di Aceh, seolah olah yang merusak martabat Aceh hanya dilakukan oleh waria yang memenangi kontes, padahal ada hal di tubuh elite DPRA sendiri yang justru lebih merendahkan martabat Aceh, inilah bentuk kekonyolan berfikir yang sedang terjadi di Aceh hari ini. Bayangkan, suara bencong di dapil Aceh disahkan, sementara kontes mereka dikecamkan” tutup Zulfata.
Leave a Review