Katacyber.com | Kota Langsa – Al-Azhar merupakan universitas tertua kedua di dunia, setelah universitas Al-Qarawiyyin, Maroko. Al-Azhar mempunyai peran begitu banyak dalam penyebaran agama Islam lintas zaman. Tak terhitung banyaknya ulama yang kompeten dalam bidangnya hasil didikan Al-Azhar. Al-Azhar terkenal dengan Wasathiy (Moderat)-nya dalam penyebaran Islam yang membuatnya bertahan berdiri hingga sekarang. Tidak sekedar belajar di universitas (pendidikan formal), Al-Azhar juga menyediakan pendidikan dalam bentuk nonformal di masjid atau markaz belajar, yang biasa disebut sebagai Jami’.
“Hal itu yang kemudian menjadi daya tarik pelajar Islam untuk mendalami Islam di Universitas Al-Azhar, khususnya pelajar di Indonesia. Sejak lama, pelajar indonesia sudah banyak yang menuntut ilmu dan mendalami Islam di universitas ini. Jumlahnya terus bertambah setiap tahunnya,” kata Suci Meliana, mahasiswa S-1 Universitas Al-Azhar Cairo Mesir/penerimta Beasiswa BPSDM Pemerintah Aceh, pembicara Cerak-cerak WhatsApp Group Urang Gayo Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Tamiang yang membahas “Beasiswa S-1 ke Mesir,” yang diselenggarakan secara secara daring melalui Platform Zoom Meeting, Kamis, pukul 17:30-18:30 WIB (27/6/2024).
Dalam bincang-bincang yang dimoderatori Yusradi Usman al-Gayoni (Penggagas World Gayonese Community/Diaspora Gayo Dunia sekaligus Diaspora Indonesia-Inggris) itu, jelas alumnus SD Negeri Kute Kering (2014) tersebut, tidak heran, Indonesia menyediakan banyak beasiswa untuk mendukung pelajarnya yang menuntut ilmu di Mesir. “Beasiswa dimaksud untuk mengcover biaya hidup selama menuntut ilmu di Mesir, karena universitas ini menggratiskan biaya kuliah untuk setiap pelajarnya khususnya fakultas agama seperti Ushuluddin dan Syari’ah. Universitas hanya mewajibkan pelajarnya membayar uang administrasif sekitar 300-400 ribu rupiah setiap tahunnya,” tuturnya.
Ditambahkan alumnus MTsS Nurul Islam Belang Rakal Pintu Rime Gayo Bener Meriah (2017) itu, mata uang Mesir (Egypt Pound) lebih rendah dibandingkan mata uang Indonesia, Rupiah. Karena itu, biaya hidup di Mesir terhitung sangat murah dan terjangkau. “Untuk pelajar khususnya yang tidak tinggal di asrama yang disediakan Al-Azhar untuk penerima beasiswa, biasanya mereka menyewa rumah yang ditinggali 5-10 orang atau lebih, tergantung besar atau kecilnya rumah yang disewakan. Sewa rumah yang dibayar per bulan. Rata-rata harga rumah yang disewakan, jika dirupiahkan sekitar satu sampai dua juta rupiah yang dibayar iuran oleh pelajar yang menyewa rumah bersama-sama,” beber Suci.
Selain rumah, terang peserta Jambore Nasional X Cibubur (2016) dan Juara Umum Tingkat MTs Pesantren Nurul Islam (2016) tersebut, uang makan sehari-hari juga terhitung murah. Begitu juga uang kendaraan (transportasi) ke tempat tertentu. “Umumnya, jika dikalkulasikan jumlah keseluruhan sekitar Rp. 500.000,00. Kebutuhan sehari-hari sekitar Rp.500.000,00. Keseluruhan biaya per bulan sekitar Rp.1000.000,00. Tergantung biaya pengeluaran pribadi masing-masing lagi,” tegasnya.
Ada tiga beasiswa ke Mesir, sambung alumnus MAS Ruhul Islam Anak Bangsa (2020) itu, pertama: Beasiswa dari Indonesia, di antaranya: Beasiswa Kemenag. Beasiswa ini hanya untuk calon mahasiswa yang berhasil mendapatkan 20 besar nilai tertinggi pada proses penyeleksian kelas bahasa Markaz Syeikh Zaid yang merupakan syarat khusus sebelum masuk universitas Al-Azhar. Adapun syarat yang harus dipenuhi akan diberitahukan setelah mendapat pengumuman nilai tersebut. Di antara benefit beasiswa ini, jelasnya, mereka menanggung biaya pemberangkatan dan mahasiswa akan diberi tempat tinggal gratis di asrama Al-Azhar yang sudah mencakup biaya makan, diktat kuliah dan lain sebagainya. Adapun jumlah beasiswanya 2.000 -2.500 Egypt Pound perbulannya.
Lalu, ungkapnya, Beasiswa Kedubes (kedutaan Besar). Sama seperti beasiswa pada umumnya, syarat beasiswa ini dilakukan lewat proses penyeleksian. Adapun syarat-syaratnya: 1). Mengisi Formulir sesuai dengan format yang telah ditentukan; 2) Membuat selembar tulisan / karangan (insya’), berbahasa arab, sesuai dengan tema tertentu. Contohnya, Toleransi dan peran nya dalam kebangkitan umat; 3) File hanya akan diterima jika dalam bentuk PDF, atau Word sesuai dengan format yang telah di tentukan; 4) Formulir dan Insya’ dikirim ke email: AZHAREXAMS2021@GMAIL.COM. Adapun benefit beasiswa ini kurang lebih seperti beasiswa dari kemenag, termasuk jumlah beasiswanya.
“Ada juga Beasiswa Pemerintahan Provinsi terntentu, seperi BPSDM Aceh. Beasiswa yang saya dapatkan adalah beasiswa dari Pemerintah Aceh, yaitu BPSDM Aceh. Jenis beasiswanya adalah Tahfizh S-1 Luar Negeri. Syarat-syaratnya, kita diminta menyediakan berkas-berkas tertentu seperi ijazah, surat keterangan berkelakuan baik dari KAPOLRES setempat, dan berkas lainnya tergantung yang diminta. Yang pasti pengaju harus menyiapkan hafalan minimal 5-7 juz untuk kemudian akan di tes. Jumlah beasiswanya sekitar Rp.60-120.000.000,00 setiap tahunnya, selama empat tahun masa pendidikan. Namun, sangat disayangkan, beasiswa ini terakhir dibuka tahun 2021. Kapan dibuka lagi beasiswa ini, bisa dicek di website BPSDM Aceh,” katanya.
Terakhir, jelasnya lagi, ada Beasiswa Cendikia Baznas (Badan Amil Zakat Nasional). Dalam hal ini, Basnaz bekerja sama dengan PPMI (Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia) Mesir dalam proses penyeleksian dengan mencantumkan syarat tertentu. Beasiswa yang diberkan senilai Rp.700.000,00 setiap bulannya dan juga bantuan tiket sebanyak Rp.4.200.000,00.
Beasiswa kedua, lebih lanjut dijelaskan Peserta Nasional Bina Antarbudaya, KL-YES (Kennedy Ludgar-Youth Exchange and Study) Amerika Serikat (2018) dan Ketua Bahasa Putri OSIS MAS Ruhul Islam Anak Bangsa (2018-2019) itu, beasiswa dari beberapa lembaga yang berhubungan dengan Al-Azhar, seperti Beasiswa Al-Azhar Bu’ust Islamiyah. “Beasiswa ini mensyaratkan beberapa berkas seperti surat keterangan kuliah, visa pelajar, dan hasil nilai semester. Beasiswa ini tanpa tes, hanya melewati seleksi pemberkasan saja. Adapun jumlah yang didapatkan sekitar 2.000-2.500,00 Pound Mesir,” beber Anggota Divisi Pendidikan Kekeluargaan Mahasiswa Aceh (2021-2024) tersebut.
Di samping itu, aku Penanggungjawab Anggota Rumah Tahfizh Mesir (2022-2023) tersebut, ada Beasiswa Majelis A’la. Besiswa ini mensyaratkan surat keterangan sehat dari rumah sakit, beberapa berkas seperti visa dan surat aktif kuliah serta raport nilai dan juga di tes hafalan quran dengan jumlah tertentu. Juga, sebut peraih Juara 1 Debat Ilmiah HUT Kekeluargaan Mahasiswa Aceh Mesir (2021), ada Beasiswa Bait Al-Zakat Quwait, yang mensyaratkan berkas tertentu seperti Majelis A’la, ditambah dengan mewajibkan pengajunya untuk membuat buku tabungan dan ATM di bank yang ada di Mesir. Beasiswa ini juga tanpa tes, hanya melalui proses penyeleksian berkas. Beasiswa yang disebutkan ini umumnya hanya boleh diajukan jika sudah mengikuti perkuliahan dan mendapatkan nilai semester.
Beasiswa ketiga, terangnya lagi, beasiswa dari donatur tertentu. Selain beasiswa yang disebutkan, di Mesir banyak sekali donatur yang turut andil membantu biaya kehidupan mahasiswa di negara ini, khususnya mahasiswa asing. Bantuan yang diberikan beragam, seperti menggratiskan tempat tinggal di asrama, memberi sejumlah uang saku, bantuan buku-buku gratis dan lain sebagainya. Adapun informasi terkait donatur tersebut, biasanya akan disebarkan oleh mahasiswa yang menjadi tangan kanan para donatur itu.
“Al-Azhar memberikan banyak sekali keringan untuk pelajarnya, termasuk biaya pendidikan yang digratiskan juga diktat kuliah yang sangat murah. Yang pasti, untuk bisa kuliah di universitas ini, biaya bukanlah menjadi beban yang harus dipikirkan. Karena banyak sekali lembaga yang menyediakan beasiswa untuk meringankan mahasiswanya. Tak melulu bergantung pada beasiswa, banyak juga mahasiswa yang memakai biaya pribadi untuk bisa kuliah di sini karena biaya hidup yang sangat terjangkau khususnya untuk kita masyarakat Indonesia,” tutupnya.
Leave a Review