Oleh : Muklis Akbar
Praktisi Sekolah Kita Menulis (SKM) Cabang Banda Aceh
Pada kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) antara batas dengan pemukiman warga dapat kita temukan beberapa kegiatan perambahan dan pembukaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat setempat, dan juga dari desa-desa lain yang jauh dari kawasan untuk berkebunan sebagai tempat bergantung hidup sehari-hari.
Kegiatan tersebut telah berlangsung tergolong lama yang sudah menjadi kegiatan turun menurun yang mereka lakukan.
Adapun kegiatan perkebunan masyarakat yang telah berlangsung lama tersebut berbenturan dengan para polisi hutan( Polhut), karena kegiatan perambahan yang semakin luas. Selain itu, jenis tanaman muda yang ditanam masyarakat di kawasan taman nasional juga tampak semakin meluas. Terkait jenis-jenis tanaman tersebut di antaranya adalah jagung, kopi, dan sawit.
Dengan semakin luasnya perambahan dan tanaman muda di kawasan TNGL, sehingga membuat lokasi ini menjad sangat tandus, yang dulunya banyak alur-alur kecil, tetapi sekarang justru hilang bak ditelan bumi, bahkan pada titik lokasi tertentu sumber air pun semakin sulit, sehingga petani memanfaatkan tampungan air hujan untuk kegiatan pertanian di lokasi tersebut.
Pada priode 2017-2018, mulai ada kegiatan yang awalnya tahap sosialisasi dan tahap penebangan batang sawit dan lahan dialih fungsikan menjadi tanaman hutan yang mana merubah pola tanamannya yang dulunya sawit menjadi tanaman-tanaman hutan, dengan cara mendirikan Rumah Bibit Rakyat yang bermitra dengan FKL( Forum Konservasi Leuser). Sehingga berdirinya pondok dan pembibitan yang pertama di Aceh Tenggara, yaitu Restorasi Alur Baning.
Dengan adanya pondok restorasi ini untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan bibit tanaman hutan, sehingga dapat merubah pola tanaman mereka yang semula sawit menjadi tanaman hutan yang bernilai ekonomis, juga selain tanaman sawit, sehingga mendapatkan dua keutungan secara bersamaan yakni hutan terjaga ekomoni masyarakat juga terjaga dengan cara menanami bekas kebun sawit tersebut dengan tanaman hutan yang produktif dan ramah lingkungan.
Sebagaimana pula jenis-jenis tanaman yang sudah di tentukan dalam tanaman hutan yang dibibitkan di Nursery atau tempat pembibitan ini adalah tanaman tua yang memiliki batang yang besar dan memiliki buah yang bernilai ekonomi yang tinggi. Sehingga nantik di kemudian hari hasil dari tanaman ini memiliki nilai ekonomis yang bagus untuk masyarakat dan juga memiliki tutupan atau upaya penghijauan yang bagus untuk hutan yang sudah pernah dirambah menjadi hijau kembali. Demikian pula jenis tanamannya adalah durian, jengkol, petai, matoa, nangka, langsat, duku, cempedak, kemiri dan jenis-jenis tanaman lainnya.
Masyarakat dan beberapa staf restorasi bekerjasama dalam kembali mengembalikan fungsi hutan dengan cara melakukan kegiatan penanaman bersama di lahan-lahan mereka walaupun awalnya banyak penolakan dan tidak ingin bekerja sama, namun staf restorasi mendatangi kebun satu persatu dan memberi penjelasan dan menanam langsung di kebun mereka demi kepentingan bersama.
Untuk mengembalikan fungsi hutan yang di wilayah restorasi dengan jumlah lebih kurang 466 H. Dalam hal ini tidaklah mudah, sehingga di bentuklah kelompok-kelompok tani yang beranggota petani-petani di kawasan TNGL, tergabungnya dalam kelompok tani ini juga menjadi syarat untuk petani mengambil bibit di pos pembibitan.
Setelah 8 tahun berjalannya kegiatan restorasi Alur Baning, kini berubah drastis, yang mana dulunya penuh denga perkebunan sawit kini dipenuhi pohon-pohon kayu dan lautan batang kemiri, sehingga yang dulunya lahan tandus kini hijau kembali, dan diperkirakan tutupan pohonnya telah mencapai 80% meskipun masih ada beberapa petani yang belum ingin bekerjasama, dan masih menanami jagung, walaupun lahannya sudah ditanami oleh petugas terkadang mati dengan cara dibakar atau di racuni.
Begitulah asam manisnya berkerja atau berpetualang di sektor restorasi, berkolaborasi bersama petani untuk pembangungan hutan berkelanjutan dengan penghijauan, serta harapan agar ekomomi petani kedepannya agar semakin membaik dengan adanya tanaman-tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Leave a Review