Oleh Syahputra Ariga
Percaya tidak percaya, bahwa kejahatan dan kebodohan akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat dan bodoh, tapi karena diamnya orang-orang bijak.
Hal ini mengandung pemahaman bahwa kejahatan dan kebodohan akan terus ada bahkan bertumbuh bukan hanya karena adanya individu jahat, tetapi juga karena ketidak partisan dan ketidak aksian dari individu baik yang diam.
Diamnya orang-orang baik ketika menyaksikan kejahatan dapat memberikan ruang bagi kejahatan untuk berkembang, mengapa demikian?
Karena tindakan pencegahan dan respons terhadap kejahatan menjadi penting untuk memitigasi dampaknya, dan melibatkan individu yang baik dalam melawan ketidakadilan adalah bagian integral dari upaya tersebut.
Kenyataannya sekarang kejahatan dan pembodohan dapat kita jumpai bukan hanya di pemerintahan akan tetapi hampir di setiap lini kehidupan sehari-hari kita, hal ini sungguh sangat bahaya apabila di diamkan secara terus-terusan sebab secara tidak langsung akan menyebabkan semacam degradasi moral dalam melihat ketidakadilan.
Pertanyaannya apakah hal ini akan terus-menerus kita biarkan, sampai kejahatan dan ketidakadilan itu menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan?
“jawabannya tidak”!!
“Keadilan itu harus tetap diperjuangkan apapun caranya dan bagaimanapun konsekuensinya”, seperti kalimat adagium yang diucapkan Lucius calpurnius yang berbunyi (Fiat justitia ruat caelum Keadilan Harus Ditegakkan meski langit runtuh). Artinya adalah harus selalu menegakkan keadilan, meskipun apapun yang terjadi termasuk jika harus mengorbankan suatu kebaikan yang ada pada dirinya.
Hal itu mestinya menjadi tanggung jawab moral terhadap mereka yang di Ilhami tuhan mengemban privilage pendidikan, karena sekarang banyak kaum yang berpendidikan tinggi tapi hanya ditelan untuk diri sendiri. Hal itu sangat jauh dari hakikat pendidikan itu sendiri.
Seperti kata Widji Thukul “Apa guna punya ilmu tinggi kalau hanya untuk mengibuli, apa guna banyak baca buku kalau mulut kau bungkam melulu”.
Saya pribadi sangat tidak setuju dalam kondisi saat ini ketika orang baik yang berpendidikan menyalah artikan konsep semakin berisi semakin merunduk, seharusnya semakin berisi semakin tegak memperjuangkan kebenaran, bukan tunduk menyaksikan ketidakadilan.
Satu satunya cara ampuh untuk memerangi kondisi saat ini adalah dengan memberikan penyadaran lewat literasi, karena dengan literasi masyarakat akan mampu memperluas wawasan dan pengetahuan, sehingga berpikir kritis dalam mengambil setiap keputusan.
Dengan demikian masyarakat tidak mudah lagi terjebak kedalam prangkap kekuasan yang berupaya merenggut hak mereka, karena bagi penguasa kebodohan dan kemiskinan adalah aset bagi mereka, yang sangat bermanfaat bagi kepentingan pribadi maupun koloni para penguasa.
Leave a Review